1

5.6K 127 22
                                    

Selamat datang di fanfic Raib, Seli, dan Ali. Author lagi nunggu kelanjutan novel nebula jadi buat ngisi waktu dibuat deh fanficnya. Happy reading :)

Namaku Raib, aku anak tunggal, dan ini hari pertamaku masuk sekolah.

Aku telah bersiap dikamar, dari bawah Mama telah meneriakiku.

"Ra, sudah selesai belum?!" Mama berteriak sambil mengaduk nasi goreng di panci.

"Pa, mandinya jangan lama-lama" Mama juga meneriaki Papa.

Mama gesit sekali bekerja, ia bisa melakukan sesuatu bersamaan, tidak ada yang mengalahkan mama soal multitasking.

Aku sudah turun sebelum sejak tadi sebenarnya. Aku sedang iseng menjahili Mama dengan menangkupkan kedua tanganku agar tidak terlihat.

Papa datang dengan bingung, seperti mencari sesuatu.

"Papa mencari apa?" Mama yang sedang menuangkan nasi goreng ke wadah, bertanya.

"Papa sedang mencari dasi, dari tadi tidak ketemu
-temu. Lemari sudah diacak-acak tidak ada." Papa kembali mencari, mondar-mandir.

Aku yang menyimak ucapan Papa menahan tawa, kalau tidak apa yang akan dipikirkan Mama dan Papa bila mendengar suara tawa tapi tidak ada orang lain.

"Papa papa," Mama tertawa, geleng-geleng kepala "Coba deh Papa lihat baju Papa dulu"

Papa yang bingung hanya menurut, lantas tertawa, nyengir.

"Oh iya Papa lupa, tadi habis dapat telepon dari tuan direktur disuruh segera berangkat, jadi Papa kelabakan" Papa kembali ingat ia harus buru-buru.

Mama masih tertawa kecil.

"Makanya Papa mandi jangan lama-lama"

"Raib belum turun?" Papa bertanya lagi, menuju meja makan.

"Ra sudah selesai kok" Aku tiba-tiba muncul.

"Aduh Ra, jangan mengangetkan Papa"

"Berhenti menggoda Papamu, Ra.” Mama ikut bergabung ke meja makan ”Papamu itu selalu tidak
mem­perhatikan sekitar, sejak kamu kecil. Selalu begitu.”

Aku terseyum samar.

"Papa mau sarapan apa?"

"Nasi goreng dengan telur mata sapi"

Aku mengangguk, sama seperti Papa.

Denting sendok beradu dengan piring.

"Ngomong-ngomong ini hari pertama kamu masuk kan Ra?" Papa membuka topik.

Aku mengangguk.

"Wah wah yang sudah kelas sepuluh, bisa-bisa langsung dapat pacar Ra, kan Ra cantik" Mama menggodaku.

Aku membalas godaan Mama dengan tertawa.

Percakapan masih berlanjut seputar sekolahku hingga isi piring habis.

"Ayo Ra, kita berangkat"

Setelah mengambil tas aku turun. Salim dengan Mama.

"Semangat hari pertama sekolah, Ra"

"Iya, terimakasih Ma, Ra berangkat"

Dari mobil aku melambaikan tangan ke Mama, terseyum. Mama balas melambai.

Aku menghela napas kencang bersiap akan hari ini.

***

Aku datang masih pagi, pukul 06. 15 sudah sampai.

"Ra turun, Pa" Aku salim.

"Iya, semangat Ra"

Mobil Papa melesat dijalan. Aku mulai masuk lewat gerbang. Bertepatan dengan itu seorang gadis juga baru turun dari sebuah mobil.

Dia berambut pendek dengan baju modis, mukanya imut.

Sepertinya dia juga anak baru kelas 10, aku berguman dalam hati.

Kami masuk bebarengan di gerbang. Suasana begitu canggung saat berjalan tanpa percakapan.

Aku melirik kesamping, gadis itu juga melakukan hal yang sama. Aku sadar tertangkap basah melirik memutuskan melakukan sesuatu.

"Eh, hai" sapaku, terseyum manis

"Hai" balasnya tak kalah manis.

Aku mengukurkan tangan. "Namaku, Raib, namamu? "

"Eh, namaku Seli" gadis itu mengulurkan tangan, membalas jabatan tanganku hangat, suasana yang kaku mulai mencair.

Seli anak yang menyenangkan diajak ngobrol, aku sudah akrab dengannya, kami memutuskan ngobrol sambil duduk dikursi yang ada.

Bel berbunyi, menandakan upacara akan dimulai.

Aku dan Seli segera bersiap.

Upacara telah selesai, kelas 10 diminta tinggal, akan ada pengumuman pembagian kelas. Aku hanya berharap aku sekelas dengan Seli, dia teman yang menyenangkan.

"Kelas X-9" aku diumumkan di kelas itu, lalu sejenak terdengar nama Seli. Apakah Seli yang itu? Aku berharap iya, walau kemungkinan banyak nama Seli.

Saat aku mencari kelas X-9, seseorang memanggilku, aku menoleh.

"Seli!" Seli sampai ditempatku.

"Kamu kelas berapa, Raib?"

"Aku kelas X-9, kamu Sel? "

"Aku juga, wah kita sekelas Ra"

Aku tersenyum senang.

"Kita bisa sebangku, Seli"

Kami masuk langsung mencari posisi terbaik, beberapa teman lain mulai mencari tempat duduk. Kelas mulai penuh satu persatu.

Seorang guru masuk, wanita kira-kira usia empat puluhan.

"Selamat Pagi, anak-anak"

Kami menjawab salam bersama.

"Nah perkenalkan, nama Ibu adalah Bu... "

Perkenalan itu berhenti saat ada sesorang datang menginterupsi.
.

.
.

.

Siapa ya dia???

Hehe mungkin ada yang bisa nebak siapa?

Trus kira-kira siapa ya Ibu Gurunya??


Gimana? Ini fanfic pertama, maaf kalau masih kurang kurang. Happy reading.

RaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang