7

1.3K 77 9
                                    

Karena author baik hati, up lagi deh.
Bilang aja gabut thor.
Hehe tau aja sih

Aku sampai di kelas. Masih pukul setengah tujuh. Baru beberapa anak yang datang.

Terlihat beberapa anak bermain basket bermain di lapangan, juga para murid yang berdatangan. Ada yang santai santai, ada yang berlari tergesa-gesa, mungkin ingin mengerjakan PR atau piket. Ada pula yang bercengkrama dengan temannya duduk dipinggir lapangan.

Aku memutuskan masuk kedalam kelas.

Beberapa menit selanjutnya Seli datang.

Seli menghampiriku. Terseyum.

"Pagi Ra" Seli menyapa hangat.

"Pagi juga Seli" aku membalas juga tak kalah lebar.

"Kamu kesiangan Seli?" tanyaku.

"Kenapa Ra, kamu rindu padaku?" Seli terkekeh geli. Seli suka sekali menggodaku, itu yang aku tahu menjadi kebiasaannya.

"Tentu saja tidak" aku tertawa guyon.

"Iya, Papaku sedang berada di luar kota, jadi aku naik angkot deh" jelas Seli.

"Sama Papaku juga begitu"

"Yah nasib Ra, Papa kita sedang pergi dirumah tidak ada yang menjahili atau memberi petuah bijak. Ah sudah kangen aku sama Papa" Seli mengucap dengan sedih.

Aku juga kangen dengan Papa, sama seperti Seli yang sering diberi petuah Papa.

Hei! aku baru tersadar dengan percakapanku dan Seli. Aku memutuskan bertanya. Memastikan.

"Sudah berapa hari Sel?"

"Dua hari ini, tapi aku sudah kangen. Papa pulang besok. "

Eh? Papa Seli diluar kota? Dua hari lalu? Seperti sama dengan mimpiku.

"Seli" aku memutus ucapan Seli. Menyebut namanya pelan.

"Kenapa Ra?" Seli terlihat bingung melihatku diam. "kamu sakit? " Seli terlihat cemas.

"Tidak Seli, aku baik-baik saja. Hanya saja..." aku langsung menceritakan mimpiku tadi malam, detail ceritanya bahkan Ali juga masuk dalam ceritaku.

Aku masih mengingat semuanya, entah bagaimana bisa.

"Kamu serius Ra?" Seli menatap tak percaya. Matanya membulat.

Aku mengangguk tegas.

Aku sebenarnya juga bingung kenapa mimpi ku benar terjadi. Dan apa maksudnya ada Ali juga?

Aku dan Seli terdiam, kepala kami diisi berbagai pemikiran dan juga asumsi.

Hingga bunyi bel memecah pikiran kami. Semua siswa duduk ditempatnya.

Guru-guru beranjak masuk ke kelas yang dituju.

Pelajaran berlangsung. Aku menyiapkan diri, mencoba mengusir pikiran tentang mimpi tadi.

Saatnya aku fokus ke pelajaran biologi, pelajaran pertamaku hari ini.

***

Aku masih menatap pintu, hingga guru masuk pun Ali tidak datang.

Bukan, bukan mengaharap kedatangan Ali. Yah sedikit.

Karena dalam mimpiku ada Ali, aku ingin bertanya padanya. Mungkin jika ditanya baik-baik ia mau menjawab.

Tapi tidak hingga pelajaran berlangsung dia tidak datang.

Jadi benar? Ali diskors dua hari?Menurut bisik-bisik di kelas seperti itu.

Pak Gun, demikianlah nama guru biologiku, guru yang usianya kira kira hampir lima puluh tahun. Beliau termasuk guru senior.

Meski generasi guru lama, Pak Gun punya metode mengajar yang up-to-date dan menarik. Seperti hari ini, dia meng­gunakan video dan juga sebuah gambar. Hampir semua anak memperhatikan dengan
antusias, sesekali mencatat.

Aku tidak terlalu suka pelajaran
ini. Aku lebih suka pelajaran bahasa. Tapi karena yang meng­ajar Pak Gun, aku ikut menyimak. Mungkin jika Ali ada dia akan tertidur.

Pak Gun menampilkan materi tentang sistem pernapasan. Gambar itu terpampang jelas, ada beberapa tulisan yang menunjukkan itu baguan apa.

Terlebih dahulu Pak Gun menampilkan vidio animasi tentang cara kerja sistem pernapasan.

"Kita setiap hari bernapas dengan udara, namun adakah kalian yang tahu cara kerjanya?" Pak Gun menatao seluruh kelas, sengaja menghentikan ucapannya. Membuat seluruh murid beratensi padanya.

"Udara yang kita hirup masuk melewati hidung yang akan di saring oleh rambut rambut halus didalam hidung" vidio menampilkan animasi.

"Setelah memasuki hidung akan melewati tenggorokan. Nah ditenggorokan ini adalah penghubung antara hidung dan paru-paru." Pak Gun diam sejenak. Lantas menunjuk gambar yang ada di sampingnya.

"Nah kalian lihat, dibagian tenggorokan kita ada sebuah katup, kalian tahu apa?"

Johan, anak yang suka biologi itu mengangkat tangan ragu-ragu. "Katup epiglotis?" tanyanya pelan.

"Tepat sekali, kalian tahu fungsi katup ini? Katup ini berfungsi untuk menutup saluran pernapasan pada saat kita makan atau minum. Sehingga makanan atau minuman tidak akan masuk ke saluran pernapasan." Beberapa anak-anak mengangguk angguk ada juga yang baru tahu.

"Nah setelah ke tenggorokan menuju bronkus, atau disebut cabang tenggorokan. Cabang yang lebih kecil dari bronkus disebut bronkiolus, bronkiolus ini termasuk cabang bronkus" vidio kembali menampilkan animasi.

"Setelah itu masuklah ke Alveolus, yaitu tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida" Pak Gun sekarang beralih pada gambar.

"Perhatikan anak-anak" Pak Gun berseru.

"Didalam organ paru-paru terdapat ribuan pipa-pipa supermini untuk mengalir­kan udara? Dengan
desain yang rumit dan bercabang ke mana-mana. Ditempat inilah udara bertukar lantas kembali keluar melalui hidung"

Kelas hening mencerna penjelasan Pak Gun.

Aku juga sedang memikirkan tentang cabang cabang itu. Dan tanpa ku tahu ternyata cabang cabang itulah yang dijadikan dasar ditempat lain untuk sistem transportasi kapsul bawah tanah kota Tishri. Namun aku belum tahu itu.

"Bagaimana kalian sekarang lebih paham?" Pak Gun bertanya

***
.
.
.
.
.
Gimana readers? Maaf kalau ada yang typo atau kurang tepat informasinya soalnya cuma baca buku sekolah hehe.

Happy reading, jangan lupa follow dan vomment.

RaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang