14

1K 66 5
                                    

Makan siang.

Aku dan Mama sibuk dengan santapan masing-masing.

Mama dari tadi bercerita banyak hal, namun aku tidak terlalu memperhatikan. Sesekali mengangguk menggeleng sebagai respon.

Aku sedari tadi ingin cerita tentang Seli yang akan menginap dirumah. Apakah boleh?

Duh. Seharusnya aku bertanya dulu dengan Mama baru menawarkan terhadap Seli. Bagaimana jika Mama tidak mengizinkan aku.

Ah nanti saja lah sekalian saat makan malam dengan Papa.

Sisa hari kuhabiskan dengan mengerjakan pekerjaan rumah. Setelah selesai aku mencari referensi untuk tugas klub menulis.

Untuk tugas sekolah, besok akan kudiskusikan dengan Seli. Sekalian tugas baru dari Bu Ati.

Cerpen. Cerpen. Cerpen.

Aku harus menulis tentang apa ya? Tentang romance, aku tidak terlalu paham dan menguasai.

Mungkin tentang persahabatan? Bisa jadi ide yang bagus tapi terlalu biasa. Namun bila aku bisa menunjukkan sisi yang berbeda cerpenku bisa jadi bagus. Atau kugabungkan saja keduanya sahabat dan romance. Mungkin bisa.

Nah tema itu saja.

Kuingat-ingat lagi langkah-langkah membuat cerpen.

Setelah menentukan tema, kini menentukan tokoh tokoh.

Tanganku bergerak mencorat-coret kertas.

Setelah menemukan tokoh yang menurutku pas aku melanjutkan memberi watak tokoh.

"Mungkin yang ini dengan watak selalu semangat, berpikir positif. Wajahnya gembil mata bulat dan hidung mancung. Cantik"

"Keempat, buatlah garis besar cerita meliputi apa-apa saja yang akan terjadi, konflik yang akan terjadi serta penyelesaian. Buatlah garis besar cerita dengan singkat, padat dan jelas serta harus memperhatikan berbagai kejadian yang akan muncul" kuingat jelas perkataan Bu Shaula.

"Kelima menentukan alur. Alur cerita secara tepat dan baik sehingga memberi kesan mendalam bagi pembaca. Perlu kalian ketahui, alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.  Ketiganya memiliki tahapan yaitu perkenalan, Penanjakan klimaks, puncak klimaks, penyelesaian / anti klimaks"

"Memilih diksi yang sesuai. Dengan adanya diksi atau pemilihan, sebuah cerpen akan jauh lebih menarik dan tidak berkesan biasa saja. Pemilihan kata yang sesuai juga dapat dijadikan tombak untuk memperoleh cerpen yang berkualitas"

Tanganku semangat menggoreskan pena, ide menyeruak keluar, menyusun cerpen dengan memperhatikan padu tidaknya antar kalimat.

Satu jam kemudian cerpenku selesai.

Selembar folio penuh.

Aku menatap hasil cerpenku sejenak, membacanya lagi lalu puas.

Aku berdiri untuk mereganggkan badan serta mengibaskan tanganku yang kebas karena menulis banyak.

Selesai merapikan meja belajar terdengar suara dari bawah. Mama meneriakiku untuk membantu memasak.

Tak masalah tugas dari klub Menulis telah kuselesaikan.

***

Aku membantu Mama menggoreng ayam, Mama sedang memotong beberapa bahan untuk membuat sup jagung, makanan favoritku. Mama cekatan memotong bahan.

Selesai menggoreng aku mengambil cabe, aku ingin membuat sambal.

Mama yang mengulek sambalnya. Aku kini membereskan dapur.

Selesai memasak aku dan Mama menata di meja makan.

Sambil menunggu Papa aku bermain dengan kedua kucingku, ku beri makan keduanya. Berlarian mengikutiku. Lantas dengan lahap memakan, aku tersenyum senang mengelusi keduanya.

Papa pulang.

Aku sedari tadi diam, sibuk dengan makanku tapi pikiranku juga.

Papa yang menyadari gelagatku yang sedari tadi diam dan tidak ikut percakapan kini memfokuskan pandangannya padaku.

"Ada apa Ra? Sedari tadi kamu diam. Ada masalah?" Papa bertanya beruntun.

"Iya, Mama perhatikan juga begitu, sedari makan siang Ra jadi agak pendiam.

Baiklah, aku memantapkan hati.

"Eh, Ra besok sabtu mau ajak teman Ra buat menginap. Tapi bukan nginap main main kok. Kami mau mengerjakan tugas. Apakah Papa dan Mama mengizinkan? " ujarku cepat.

Mama dan Papa saling pandang, lantas malah tertawa.

Aku bingung, apakah ada kataku yang lucu?

"Ya ampun Ra, kalau teman mu ada yang ingin menginap tidak apa-apa. Bahkan Mama malah senang, siapa Ra temanmu, Seli itu?" Mama menoleh meminta jawaban.

Aku mengangguk.

Papa masih tertawa. "Ra, Papa kira ada apa atau ada masalah serius sedari tadi kamu diam"

"Ra takut kalau Mama dan Papa tidak mengizinkan. Soalnya Ra tidak izin dulu malah langsung mengajak Seli" aku menjelaskan.

"Papa tidak apa-apa"

"Mama juga oke oke saja. Oh ya Seli sabtu datang jam berapa, biar Mama siapkan camilan sambil belajar?"

"Mungkin sekitar jam sembilan atau sepuluh, Ra belum tahu pasti. Makasih sudah diizinkan Pa, Ma" aku menatap kedua orang tuaku bergantian.

"Iya Ra, sama-sama" Mama tersenyum.

Aku segera membereskan piring, mencucinya. Lantas setelah selesai naik menuju kamar.

"Ra naik ya Pa, Ma. Mau ngerjain PR" aku segera keatas, disusul kedua kucingku.

Aku segera menyiapkan buku-buku, mengerjakan PR.

Selesai aku belajar materi tadi-mengulang. Juga belajar untuk materi besok sedikit.

Hingga tak terasa jam menunjukan pukul 10 lewat.

Aku merapikan buku, beranjak ke kamar mandi mencuci muka dan gosok gigi.

Merebahkan diri, menyusul kedua kucingku yang telah tertidur dahulu.

Sebelum tidur aku menyempatkan diri mengelus keduanya. "Selamat malam "

***

Selamat malam juga Raib.

Selamat malam juga readers:)

Jangan lupa vomment. Biar semangat nulisnya.

RaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang