Hay lagi guys, inilah ceritaku yang ke 5 yang aku alami dengan temanku kemarin malam, langsung saja ke cerita ok. Kemarin malam adalah hari ke 7 meninggalnya mbah saya (tepatnya kakak dari mbah saya), jadi hari itu diadakan selamatan untuk mengenang 7 hari meninggalnya mbah saya, yang akan diadakan ba’da isya (setelah shalat isya). Waktu menunjukkan pukul 19:30 saya sekeluarga sudah menyiapkan semuanya, singkat cerita selamatan sudah selesai kira kira pukul 22:30 malam.
Aku di suruh untuk ater-ater (mengantar makanan) untuk keluarga yang tidak ada wakil untuk mengikuti selamatan (artinya dalam keluarganya cuma perempuan semua/tinggal sendiri), aku harus mengantar makanan ke 6 rumah yang ada di kampungku, aku mengajak Haqi temanku untuk menemaniku. Kami sudah mengantar makanan ke 3 rumah, ketika di rumah ke 4, kami mengetuk pintu dan salam “assalamualaikum” ternyata tidak ada jawaban, ternyata ketika kami intip dari jendela, si pemilik rumah sedang shalat, jadi sambil menunggunya aku dan haqi ngobrol sebentar.
A: aku
H: haqiH: dim yang belum di antar makanan rumahnya siapa saja?
A: ya tinggal 2 rumah sih, rumahnya mbah c (nama samaran),dan rumahnya mbah s (nama samaran).
H: apa katamu, kita ke rumah mbah s, kamu nggak takut apa lewat jalan yang susah dan lewat gubuk tua itu, apalagi di pinggir jalan sekitar gubuk itu kan cuma kebun.
A: sudah gak usah takut (sebenarnya aku juga takut *hehe).
H: terserah kamu dah.Si pemilik rumah yang sudah kita ketuk tadi keluar dan kami serahkan makanan. Setelah itu kita lanjut ke rumah mbah C. Sesudah itu ketika masih di depan rumah mbah C perasaanku menjadi tidak enak, aku hanya terdiam dan melanjutkan jalan. Ketika jalan aspal sudah mulai habis aku mulai berjalan pelan karena jalan yang berbatu dan becek, perasaanku semakin nggak enak, haqi terus menunduk hingga sampailah kita tepat di depan gubuk tua tiba tiba “*srek, srek” suara yang terdengar dari kebun tebu di belakang gubuk.
Lalu aku menengok ke arah suara, ternyata terlihat sosok yang besar sedang lari mengikuti kami berdua Haqi menyuruhku berjalan lebih cepat, tapi apa boleh buat karena jalan yang tidak mendukung aku tidak menambah kecepatan, sosok itu terus mengikuti kita, tapi setelah rumah mbah S yang kita tuju cuma berjarak sekitar 10 meter sosok itu hilang.
Haqi turun dan mengetuk pintu sedangkan aku ingin putar balik, tapi tiba-tiba muncul sosok yang berlari mengikuti kita tadi tepat di depanku, sontak aku kaget dan berlari menyusul haqi yang mengetuk pintu, setelah makanan tadi kita serahkan, mbah S berpesan “hati-hati di jalan nggak usah ngebut kalau melihat ‘mereka’, dan ingat! Nggak usah tengok kanan kiri supaya mereka nggak ngikutin kalian” aku hanya mengangguk.
Setelah itu kami pulang dan sesampainya di rumah aku langsung tidur, sekian cerita dari saya, maaf kalau nggak seram, tapi kalau yang mengalami kalian, pasti ketakutan juga *hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 CERITA SERAM #2
HorrorHye.. ini adalah buku kedua saya.. selepas buku ni saya akan buat cerita baru pulak.. so, sesiapa yang nak berada dalam watak silakan tinggalkan pesanan anda