Assalamualaikum, ketemu lagi deh. Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman sewaktu menjadi Pramugari dan itu tak akan terlupakan. Awalnya saya terbang tengah malam dari Makassar ke Ambon, saya lupa jam berapa, kira-kira antara jam 01.30/02.30 pagi waktu Makassar, wah itu lagi ngantuk-ngantuknya banget. Orang lain tidur, saya kerja. Ya gitu deh jalanin saja namanya juga kerja harus dilakukan dengan sepenuh hati.
Penerbangan dari Makassar ke Ambon sekitar 3 jam, setelah sampai di Ambon, kita membawa penumpang lagi dari Ambon ke Makassar. Ada penumpang seorang ibu bersama suaminya, ibunya sekitar umur 65, awalnya naik ke pesawat sehat-sehat saja karena saya pun gak terima surat keterangan kalau ibu tersebut sakit. Pesawat lepas landas, dan selama diatas pun masih baik-baik saja. Rekan terbang saya check cabin (mengecek keadaan penumpang), dari belakang pesawat kedepan. Tiba-tiba dia bilang gini.
“Mba irma, ibu itu seperti orang meninggal.”
“Masa sih?”Saat saya intip dari balik penutup, ibu tersebut masih bergerak. Ya sudah, saya kembali kerja lagi. Enggak lama, semua penumpang ramai, teriak-teriak. Ada satu penumpang bilang ke saya “mba, itu ibunya”. Ternyata saat saya cek, ibu yang dimaksud rekan saya itu, yang saya lihat ibu itu seperti sesak nafas, tangan dan kakinya saya pegang dingin banget, suami yang disebelahnya memegangi badan istrinya dan diam saja, gak seperti penumpang lain yang heboh.
Saya minta tolong kepada rekan saya untuk mengambil oksigen yang ada di pesawat. Saya langsung lapor ke captain (pilot) saya jika ada yg sakit dan membutuhkan oksigen, saya pun membuat pemberitahuan untuk penumpang jika ada yang berprofesi sebagai dokter/perawat untuk membantu saya dalam menangani ibu tersebut. Alhamdulillah, ternyata ada dokter. Selama dokter memeriksa keadaan ibu itu, saya memberikan minyak hangat ketangan dan kakinya dan membantu dokter untuk menyadarkan ibu tersebut.
Tapi lama kelamaan malah tambah gak sadar, yang tadinya masih bisa buka mata jadi menutup mata. Akhirnya ibu itu ditidurkan dibagian space pesawat yang agak lega. Selama kejadian itu saya bolak-balik keruang pilot untuk memberitahukan kepada captain (pilot) saya tentang keadaan ibunya. Setelah ditidurkan, dokter itu seperti memompa jantung ibu itu tapi tetap gak ada respon.
Dokter membuka mata ibunya dan melihatnya dengan bantuan senter, dokter bilang “sudah gak ada, mba” alias sudah meninggal. Tapi saya belum percaya saat itu karena saya masih ingin berusaha menolong ibu itu. Saya bilang “coba dok, tolong dicek lagi”, dokternya kembali mengecek ibu itu dan tetap bilang “ini memang sudah gak ada”. Saya shock banget karena baru kali ini melihat orang meninggal didepan saya.
Dan saya langsung lapor captain kalau ibunya sudah meninggal dan meminta captain untuk memberitahukan pihak bandara di Makassar menyiapkan ambulans pada saat kita mendarat nanti. Singkat cerita, pesawat mendarat dan ibu tersebut langsung digotong menuju ambulans. Setelah selesai, saya melanjutkan terbang ke Jakarta. Kalau gak salah kejadian ini saat malam jumat. Selama penerbangan menuju jakarta, saya gak tenang, takut.
Awalnya pesawat yang saya tumpangi ini baik-baik saja, gak ada yang rusak. Tapi setelah kejadian meninggal itu, tiba-tiba toilet pesawat rusak dan saya baru sadar kalau saya juga membawa orang meninggal di cargo pesawat. Ada dokumen penerbangan kalau tujuan ke Jakarta ini membawa peti jenazah beserta jenazahnya, *huhu. Setelah pesawat mendarat, captain saya bilang “irma, kamu nanti pulang sampai dirumah langsung baca surat Yasin, takut nanti diikuti”. Ya sudah, sampai di apartemen, saya langsung ngaji, baca Yassin dan sekaligus mendoakan ibu itu. Selesai. Wassalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
100 CERITA SERAM #2
TerrorHye.. ini adalah buku kedua saya.. selepas buku ni saya akan buat cerita baru pulak.. so, sesiapa yang nak berada dalam watak silakan tinggalkan pesanan anda