Assalamualaikum pembaca KCH, salam sejahtera untuk non muslim dan selamat beraktivitas kak john. Di cerita 31 ini dwi akan berbagi kisah nyata yang di alami dwi, guru ngaji dwi dan beberapa warga di desa dwi. Kalau tak seram tak masalah, karena bukan kalian yang merasakannya. Oke mulai ceritanya, guru ngaji saya pernah bercerita beberapa demit dan jin jahil, kali ini saya beri judul penunggu masjid. Karena beliau dan saya di ganggu waktu di masjid.
Saat malam itu jadwal isya sudah tiba, entah mengapa malam itu sepi tanpa pengunjung masjid satupun (maklumlah seperti zaman sekaraang/miris). Biasanya ada beberapa warga, tapi malam itu tidak ada sama sekali. Akhirnya pak yai (guru ngajiku) shalat sendirian sedikit terlambat. Tapi ketika memasuki masjid, tiba-tiba ada suara langkah kaki tanpa wujud.
Di kira pak yai seorang warga, tapi dengan perasaan merinding pak yai menoleh ke belakang tidak ada siapapun. Hingga terdengar pintu besi terbuka sendiri. Dalam hati pak yai berkata “oh, ternyata ada yang mau ikut shalat berjamaah”. Itu sebabnya pak yai berniat shalat jamaah sebagai imam, dan tidak terasa bulu kuduknya ikut berdiri, seiring ada beberapa makhluk tak kasat mata di belakangnya berbaris rapi seakan ikut shalat hingga selesai.
Cerita ini membuat dwi teringat masa lalu, ketika dwi masih SD. Dulu masjid ini belum sebagus sekarang, dan dwi paling aktif ke masjid. Nah di suatu malam, dwi menunggu shalat isya di masjid sendirian. Rasanya lama menunggu, apalagi tidak ada satupun orang. Lalu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar masjid, ku pikir itu anak-anak yang lain atau anak dari perumahan sebelah.
Tapi ketika pintu besi terbuka dan terdengar suara khas pintu itu jika di buka, saya tidak melihat siapapun. Bahkan langkah kaki masih saya dengar hingga masuk ke area tempat shalat laki-laki. Badanku mulai gemetar dan bulu kuduk mulai berdiri, ku hanya berpikir itu apa? Dan siapa? Lalu saya teringat kata-kata orang/sesepuh ketika banyak anak yang gaduh di dalam masjid, jika kita/anak-anak berbuat keributan di masjid maka jin penunggu masjid akan marah.
Ku ingat kata-kata itu saat saya melihat beduk (alat untuk penanda azdan) yang sering buat anak-anak berisik berebutan memukul benda besar ini. Tapi saya kan tidak sedang bikin onar, pikirku ketika sadar dari lamunan. Ku hanya terdiam sambil melihat jam. Ah sepertinya masih lama. Akhirnya saya bergegas keluar dari masjid karena takut, lalu pulang tanpa mengunci pintu masjid.
Ada juga cerita dari warga, mengalami hal yang sama, suara langkah kaki dan air yang di gunakan untuk berwudhu dan basuh kaki, tapi setelah di lihat tidak ada seorangpun. Konon masjid di desaku ada warga (kakak dari pak yai) yang meninggal dalam posisi sujud di masjid ini, mungkin kejadian itu saya belum lahir. Tapi saya percaya, setiap rumah Allah atau masjid dimana pun berada pasti ada penunggunya.
Itu juga saya di ceritakan oleh buyut, makanya kita harus sopan jika masuk/keluar masjid, apalagi di dalam masjid, sekian. Note: cerita ini tidak di buat-buat atau di lebih-lebihkan dan tidak ada kebohongan. Karena saya tidak suka cerita bohong, apalagi menyangkut makhluk lain. Karena jika kita berbohong mereka akan marah dan mengganggu hidup kita. Kemarin saya baca dan kecewa karena ada beberapa cerita bohong dari kiriman kalian. Semoga tidak terjadi apa-apa pada kalian yang bercerita bohong, oke bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 CERITA SERAM #2
HorrorHye.. ini adalah buku kedua saya.. selepas buku ni saya akan buat cerita baru pulak.. so, sesiapa yang nak berada dalam watak silakan tinggalkan pesanan anda