Sore itu suasana seperti biasa, aktivitas hari-hari yang normal. Suami mendapat undangan kenduri dari tetangga yang jaraknya tidak jauh dari rumah kami. Selesai ba’da isya. Saya dan fadly (my son) menunggu di ruang televisi seperti biasa. Setelah suami pulang, fadly sudah mulai mengantuk sehingga aku mengantarnya tidur, karena dia belum bisa jauh dari ibunya.
Jam masih 8 malam, suamiku mematikan televisi lalu beranjak tidur di kamarnya. Iya, kami tidak sekamar karena sempit jika 3 orang di ranjang kamar ke 2. Alhasil dari pada ruang depan (kamar no 1) kosong, lebih baik ada yang tempati. Supaya tidak terlalu dingin suasana rumah. Malam itu mata enggan terpejam, mungkin karena masih terlalu dini untuk tidur.
Selang beberapa menit entah saya sudah di alam mimpi atau belum. Seperti masih sedikit tersadar, tiba-tiba di ruang televisi berisik sekali. Ku pikir itu suamiku yang sedang nonton televisi sambil membuka mica (bungkusan kue yang terbuat dari plastik transparan dan berbentuk kotak bahan kaku) yang jika di pegang paksa akan menimbulkan suara berisik.
Lalu setengah sadar aku berkata “sudah malam jangan berisik to bah, belum tidur ya?” kataku memanggil suamiku. Terus seperti ada yang membuka gorden (penutup dari kain) pintu kamarku terbuka sedikit. Dengan suara berisik dari mica yang masuk ke kamarku, serta seperti bentuk badan suamiku masuk ke kamar. Saya tidak melihat wajahnya namun tubuh itu hitam seperti bayangan.
Dia mendekat dan berkata “ada apa dek?” katanya seolah ingin memperjelas ucapanku. Tapi saya heran antara sadar atau tidak, antara sedang tidur dan terbangun, aku berkata “kok belum tidur”. Lalu bayangan itu tiba-tiba menyentuh tanganku sambil berkata “apa mau saya temani?” katanya. Ku pikir itu suamiku sungguhan, jadi saya tidak berpikir apa-apa.
Tiba-tiba pipiku seperti di cium, dan itu terasa seperti nyata. Tapi seketika dia akan menindihku, tiba-tiba badanku terasa berat. Aku berusaha mengalihkan tubuh itu tapi seluruh badanku tidak bisa bergerak. Aku mulai merasa ini bukan suamiku, lalu aku berteriak sekuat tenaga. Tapi suaraku tidak di dengar siapapun. Aku berusaha bangun tapi tidak bisa, ku baca ayat-ayat pendek sebisaku juga belum bisa bergerak.
Akhirnya aku baca ayat kursi dan ku keraskan suaraku. Akhirnya aku terlepas dari tindihan dan badanku bisa di gerakan lagi. Sontak mataku terbuka kaget dan aku terbangun. Sambil berucap syukur dan sedikit trauma, tapi rasa ciuman di pipi masih terasa nyata, itulah yang membuatku trauma. Dan itu terakhir kalinya aku mengalami tindihan di rumah itu.
Kesokan harinya aku bercerita kepada suamiku. Dan suamiku bilang “ih mengerikan amat” katanya, sambil merinding. Lalu aku cerita ke teman-temanku, dan salah satu ibu-ibu yang berusia lansia bilang padaku katanya itu sosok genderuwo. Karena ciri-ciri yang ku sebutkan mirip dengan sosok itu. Katanya dia bisa berubah seperti siapa saja dan akan mengganggu wanita yang di sukainya.
Dalam pikirku “masa iya genderuwo itu suka padaku” dalam hati. Tapi sekarang saya bebas dari dia. Terima kasih ya Allah. Seminggu ciuman itu masih terasa, masih trauma yang mendalam kejadian itu. Sehingga membuatku waspada sebelum tidur. Jika aku belum mengantuk aku akan mencari hiburan seperti nonton televisi dan bermain fb. Dan akan tidur jika sudah benar-benar mengantuk. Karena jika aku memaksa tidur, pasti sering tindihan, tapi sekarang sudah berakhir, sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 CERITA SERAM #2
TerrorHye.. ini adalah buku kedua saya.. selepas buku ni saya akan buat cerita baru pulak.. so, sesiapa yang nak berada dalam watak silakan tinggalkan pesanan anda