Permisi para reader KCH. Assalamualaikum, punten dwi dari lampung nongol lagi nih. Buat admin kak john nuhun atau terima kasih telah sabar mempublish cerita dari dwi lagi, dwi lagi, *hehe. Semoga sudah pada pingsan karena bosan ya, *hehe. Di cerita ke 58 ini dwi akan bercerita tentang pengalaman dari kakak kandung dwi yang bernama Ari. Dulu kami memang tidak akrab atau akur, apalagi kalau ketemu pasti saling sinis-sinisan.
Tapi kalau tidak ada dia ya kangen juga, *hehe. Ok lanjut cerita, sejak rumah kami pindah menjauh dari rumah simbah (orang tua dari bapak) yang rumahnya dekat area kuburan/TPU. Kami sering menikmati hal-hal horor jika akan pulang ke rumah. Apalagi di desa kami masih banyak kebun kosong, kebun bambu dan area angker. Nuansa horor menjadi sebagian masyarakat enggan keluar jika sudah larut malam.
Malam itu kak ari akan pulang ke rumah, dia dari masjid. Tapi pulangnya sering lewat jalan pintas, yaitu lewat kebun-kebun milik tetangga dan area kebun angker. Dia sudah terbiasa pulang sendirian dari pada anak-anak lain seusianya sehingga sering di juluki pemberani. Ketika hampir sampai ke rumah dan masih melewati kebun bambu. Tiba-tiba sudah ada yang menunggunya di atas pohon bambu.
Tapi kakak tidak melihatnya, dan setelah dia berada di bawahnya. Dia di panggil-panggil dengan suara “*set, sst, sstt”. Sontak kakak mencari suara itu, karena suaranya dari atasnya dia melihat sosok putih seperti buntelan berada di atasnya sedang menyeringai pada kakak. Sontak kakak terkejut dan ketakutan, lalu lari sekencangnya hingga sampai di pintu depan rumah.
Dia sambil menangis-nangis berteriak memanggil ibu untuk segera membukakan pintu. Setelah pintu di buka, dia langsung masuk sambil ngomel-ngomel ke ibu karena terlalu lama membuka (maklum saking takutnya). Ketika ibu bertanya, dia pun bercerita. Dan sejak saat itu dia tidak berani lewat kebun itu sendirian jika malam. Ketika ibu bercerita padaku sambil tertawa akhirnya aku mengejek kakak, karena dia takut dan menangis.
Langsung deh dia marah-marah sambil bilang “memangnya kamu yang ngerasain!”. (*Hehe dasar dwi jahil). Tapi ternyata tidak sedikit yang melihat makhluk duduk di bambu itu. Kadang miss kunti juga suka duduk di bambu-bambu yang posisinya melengkung.
Itu sebabnya, sejak kejadian itu bambu yang atasnya melengkung di tebas/potong. Supaya tidak untuk duduk mereka. Jadi sekarang jarang ada yang duduk lagi, lah tempat favoritnya sudah di singkirkan. Begitulah ceritanya pemirsa, maaf jika tidak seram, tapi ini benar nyata adanya, sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 CERITA SERAM #2
HorrorHye.. ini adalah buku kedua saya.. selepas buku ni saya akan buat cerita baru pulak.. so, sesiapa yang nak berada dalam watak silakan tinggalkan pesanan anda