8. Cecilia

65 10 3
                                    

"aku memakai topeng kecerianku untuk menutupi semua kesedihanku"

-Nada triska Hermawan

****

Waktu menunjukan pukul 18.00 WIB. Sang pemilik kamar yang bernuansa girly ini belum juga bangun. Hingga akhirnya ketukan pintu di kamarnya yang membuat ia bangun.

"Dek? "

"Eunggg" gumam nya dengan mata yang masih tertutup.

"Eh! anak perawan tidur jam segini" ucap yang tidak lain adalah kakanya, Andy.

"Eungg engga ini udah bangun" Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur lalu mengerjapkan matanya.

"Ada apa bang?" tanyanya.

"Cuci muka dulu gih. Jelek!" ledek sang kaka.

"Ish"

"Kalo aku jelek kakanya juga jelek" kesalnya.

Ia menurunkan kakinya kelantai dan tidak sengaja matanya tertuju pada tote bag yang kakanya bawa.

Gemuruh bahagia di hatinya ketika melihat gambar totebag yang kaka nya bawa itu.

"AAAAA--" teriak nya lalu ia menutup mulutnya.

"Abang bawa apa!? Ihhhh itu apa?" tanyanya kepo. Lalu ia berniat menyentuh totebag itu.

"Ish. Cuci muka dulu! " Ucap sang kaka sambil menghempaskan tangan sang adik.

"ih iya iya" Ucapnya lalu berlali kecil masuk ke dalam kamar mandi.

Kakanya terkekeh melihat itu.

5 menit di kamar mandi. kemudian Nada langsung buru-buru duduk di sofa yang ada di kamarnya.

Ia menampilkan deretan giginya yang rapih kepada sang kakak.

Kakaknya menggeleng-gelengkan kepala saat melihat perilaku adiknya yang menggemaskan itu.

Dia melemparkan totebag itu kepada sang adik.

Hap

Sang adik menerima lemparan itu dengan baik.

"Tuh yang kamu mau" ucap sang kaka seraya tersenyum sinis.

"Woahhhh! Jinjja? Daebak? Huuu katanya gamau beliin tapi di beliin jugaa" ucap Nada bahagia sambil membuka totebag itu. Ia memang alay dan lebay ketika ia bahagia.

"Nyenyenye" Ucap kakanya sambil menyebikan bibirnya.

"Uang lo juga banyak. Masih minta sama gue" Kesal sang kakak.

"Ettt beda lagi itumah. Kan uang Nada buat jajan. Kalo buat beli barang-barang ada bang Andy yang selalu beliin"

"Enak aja. Lo mah pelit"

"Aku gak pelit ya bang!"

"Ya deh anak manis" ucap sang kakak yang iringi Tatapan sinis.

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang