9. Bully

86 10 7
                                    

"Mempermalukan diriku. Sama saja kamu mempermalukan dirimu sendiri."

-Nada Triska Hermawan

****

"Nad lo kenapa? Lo tumben amat ga makan" tanya Mia.

Mereka kini ada di kantin. 5 menit setelah kejadian tadi bel istirahat berbunyi.

Nada hanya menggelengkan kepalanya. Temannya heran karena Nada dari tadi cuman melamun dan mengaduk-ngaduk makanannya.

Septi dan mia pun bertatapan seakan bertanya satu sama lain 'dia kenapa'. Lalu mereka melanjutkan makannya.

Byurrrr

Air mengguyur tubuh Nada.

Nada dan teman-teman membulatkan matanya.

Nada mendongkak untuk melihat siapa pelakunya.

"LO APA-APAAN?" ucap Nada

"Gue?"

"Gue benci sama adek kelas so kegatelan kaya lo" sambungnya.

Teman-teman Nada melihat adegan itu. Mereka sangat takut.

"Hello ka Cecilia Fairuz yang terhormat. Gue gaada urusan sama lo" Ucapnya.

Ya orang itu adalah Cecilia Fairuz teman putri.

"Tadi gue udah jelasin kan sama lo? Jauhin Iqbal. Dia milik Putri" Ucap sang kakak kelas.

Mendengar namanya di sebut Putri langsung menghampiri kejadian yang membuat isi kantin terfokus kepada Nada dan Cecilia.

"Ada apa ini" ucap Putri lembut.

Nada melayangkan senyum smirknya.
'gue tau lo lagi drama Put' Batinnya.

"Gue lagi bikin pembalasan sama adek kelas yang so kecentilan ini Put. Dia udah ngejar-ngejar Iqbal tanpa malu" Ucapnya.

Putri tersenyum.

"Gapapa ko Cil. Gue sama Iqbal kan gaada apa-apa" ucapnya lalu memberikan senyum simpul.

"Lo ini gimana put kan---" Ucapan Cecil terpotong.

"Sttt udah-udah kasian" ucap Putri lalu melirik Iqbal yang tengah melihat kejadian ini dari kejauhan.

Iqbal? Dia melihat nya dari awal. Dia melihat jelas. Sangat jelas.

"See?" ucap Nada lalu meninggalkan mereka.

Teman-teman Nada langsung mengikuti Nada dari belakang.

Putri menggiring Cecil ke arah toilet sekolah. Ia melirik ke kanan dan ke kiri apakah ada yang mendengar atau tidak.

"Apaan sih Put" kesal Cecil sambil menghempaskan tangan Putri.

"Lo jangan terlihat kaya gitu dong jangan memperlihatkan kita ngebully adik kelas itu di hadapan Iqbal. Nanti Iqbal Ilfeel tau. Gue gamau itu terjadi" jelasnya.

"Terserahlo" ketus Cecilia.

"Tapi gue eneg liat muka adik kelas so kecentilan itu. Dia kemarin pulang bareng Dimas!. Lo tau kan gue suka Dimas?" Tutur Cecilia.

"ya gue juga tau. Sabar dulu. Kita abisin dia secara perlahan." Ucap Putri yang diiringi smirk di terakhir katanya.

Tanpa di sadari ada yang mendengarkan mereka berbicara.

'Gue tau lo put keliatannya doang kaya Malaikat padahal hati lo iblis. Kita liat aja siapa yang bakalan tumbang duluan' Batin sang pendengar yang tidak lain ada orang yang sedang dibicarakan oleh Cecilia dan Putri. Ya Nada mendengar semuanya.

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang