19. Kaki terkilir

97 3 6
                                    

"Bahkan ketika aku sakit bukan orang yang sedang menjalin hubungan denganku yang selalu ada di dekatku, tapi malah orang yang selalu menyakitiku. Dia selalu bersamaku"

-NADA TRISKA HERMAWAN-

****

Oh shit! Apa-apaan ini. Nada terlambat kesekolahnya.

Ah! Ini gara-gara kejadian kemarin yang membuatnya tak bisa tertidur. Bahkan ia malah menikmati momen itu dengan menonton drama yang belum ia tamatkan! Oh sial!

Ia sekarang sedang di hadapkan dengan hukuman yang gurunya berikan. Nada sangat menerima hukuman itu, ya karena dia salah.

Hukumannya adalah ya apalagi kalo bukan lari-lari di sisi lapangan selama 10x putaran. Untung saja dia sangat terlatih dengan hal ini.

10x putaran yang memakan waktu hanya dengan 15 menit. Awalnya guru yang mengawasinya itu tak percaya. Tapi, melihat Nada yang sudah kelelahan dan ia percaya bahwa Nada tak pernah berbohong kepada guru-guru. Lalu si guru itu menyelesaikan hukumannya pada Nada.

"Makasih pak!" Ucap Nada semangat.

"Lain kali jangan terlambat. Bapa tau kamu adalah siswa dari kelas unggulan"

"Hehe iya pak maaf. Nada akan perbaiki pak"

"Yasudah sana kamu masuk kelas" Ucap Guru itu.

"Siap pak" ucap Nada seraya berhormat kepada guru yang mengawasinya itu.

Kegirangan. Itu yang Nada rasakan saat ini. Bodo amat dia dikira orang gila. Toh bebas dari hukuman adalah hal yang menyenangkan.

Ia kini sedang berlari-lari sambil kegirangan.

Brukk

Ia terjatuh di lantai dekat kelas Iqbal. Kakak kelas yang dia idam-idamkan dulu.

"Shit ! Ko ada minyak si !?"

Kakak kelas pun keluar dari kelas mereka. Ada yang menertawakan, melihat saja, menatap sinis juga ada.

"Halah caper" Gumam salah satu kakel perempuan.

"Anj~" tadinya Nada akan mengumpat tapi dia ingat posisi dia disini adalah adik kelas.

'sabarr' ucap dia dalam hati sambil

"Cil... Misi nya berhasil" Ucap Teman Cecilia Resi, secara terang-terangan. Secara banyak orang disana dan mereka bisa mendengarkan perkataan resi.

"Oh jadi, ini sengaja kak?" Tanya Nada santai.

"Ya. Kenapa? Dah pegel ini pengen ngebully dari kemarin-kemarin" Ucap Resi.

Nada berusaha untuk berdiri. Ia merasakan ngilu di pergelangan kaki nya. Seperti ada yang terkilir di salah satu kakinya. Untung saja ia bisa berdiri.

"Ups! Pincang gaes" Ucap Cecil.

Nada menampilkan smirknya.

"Oh jadi gini kerjaanya kakak kelas yang paling senior?" tanya Nada

"Mantabs sekali ya" Tambah Nada.

"Kenapa? Mau lagi?" Tanya Cecil pada Nada.

Disana memang banyak kakak kelas yang menonton. Terutama putri, iqbal, dan danu pun ada. Yang tidak terlihat yaitu pacarnya — dimas.

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang