20. Penyembuhan

96 3 4
                                    

"Bagaimana cara agar aku bisa melupakanmu?"

NADA TRISKA HERMAWAN

*****
HAPPY READING YA READERS SAYANGKUYY
JANGAN LUPA VOTE NYA.
AKU NGEGAS LO INI 🙂
****

"Kak kita mau kemana?" tanya Nada.

Setelah ia digendong ala bridal style kini Iqbal membawa Nada dengan mobilnya ke suatu tempat.

"Kak?" tanya lagi Nada.

"Gausah banyak bawel kenapa si!" Ketus Iqbal.

Seperti ditusuk oleh ribuan duri ke hatinya. Kata-kata Iqbal ini sangat menusuk.

"Hm maaf" Balas Nada.

Bukannya membawa Nada ke Rumah sakit, Iqbal malah membawa Nada ketempat pemijatan.

'TUKANG URUT"

"Turun udah sampe" Ucap Iqbal.

Ingin rasanya Nada menggeplak mulut Iqbal. Bagaimana ia bisa berjalan? Sumpah ya ini iqbal kenapa? Tadi ia soft banget tapi kenapa sekarang malah garang lagi. Dasar kesurupan puma.

"Bercanda" tambahnya.

Hmmm.. Rasanya hidung Nada terbang dan tak bisa lagi di bawa. Wkwk gadeng pinokio kalee..

Iqbal menuruni Mobilnya lalu membukakan pintu mobil untuk Nada.

"Dasar manja.."

"Gini aja harus di gendong"

"Dasar emang pengennya mepet-mepet terus ya sama gue"

Kali ini Nada benar-benar kesal dengan sosok yang ada di hadapannya. Ia melayangkan wajah protesnya.

"Kenapa? Gue emang ganteng dari lahir" Ucap Iqbal.

Nada hanya diam tak menjawab.

****

"Kak.. makasih banget ya.. Hehe.. Ini kakinya udah enakan" Nada berterimakasih kepada Iqbal seraya membenarkan posisi duduknya pada mobil.

Setelah dari tukang pijat tadi Iqbal langsung mengantarkan Nada.

"Hm.." dehem Iqbal yang lalu membenarkan otot-ototnya yang pegal.

"Maaf ya kak hehe" Ucap Nada. Karena ia merasa bersalah.

"Lo sih.. Badan gue remuk rasanya"

Bagaimana tidak remuk? Pas sedang di pijat, Nada seperti sedang menyiksa lelaki itu. Di pegang erat tangan Iqbal dengan seerat mungkin, terus dipukul punggung Iqbal. Ah.. Kalian pasti pernah merasakan seperti ini ketika sedang dipijat karena kaki terkilir.

"Maaf banget kak" Ucap Nada.

Kring kring

"Eh" Ucap Nada.

"Bentar" ucap Iqbal.

Ia merogoh handphone yang ada di dalam sakunya lalu menjawab panggilan itu.

"Kenapa?" Ucap Iqbal kepada seseorang yang menelponnya.

"......"

"Harus sekarang? Gue gak bisa."

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang