[ YR ]
.
.
.
.Malam ini dingin seperti biasa.
Tapi Jaehyun tidak bisa merasakannya karena menurut Jaehyun ada yang lebih dingin dari angin yang bertiup melewati balkon kamarnya saat ini.
Hatinya.
Setelah membentak Yeri hari itu dan membuatnya collapse, Jaehyun tidak bisa berhenti untuk menyalahkan dirinya sendiri.
Sangat merasa bersalah bahkan sampai di titik Ia tidak berani menemui Yeri. Maka dari itu hari ini Ia membolos dengan dalih ingin mengurus perpindahannya untuk sekolah di luar negeri.
Ia berbohong soal alasannya tidak masuk hari ini. Sebenarnya Jaehyun tetap bisa masuk sekolah karena sebagian besar yang mengurus adalah orang tuanya.
Namun tentang pindah sekolah?
Tidak. Dia tidak berbohong.
Rasanya seperti sebuah batu raksasa dijatuhkan diatas kepalanya ketika dua hari yang lalu Ia pergi dari rumah sakit tepat setelah bangun dari pingsan kemudian disambut oleh kedua orang tuanya dirumah—yang mana jarang sekali terjadi—hanya untuk memberitahunya bahwa selama ini Jaehyun memiliki saudara kembar fraternal.
Benar.
Kisah yang membosankan namun selalu menyakitkan bagi yang merasakan.
Dipisahkan sejak lahir karena keadaan ekonomi orang tuanya dulu yang belum sejahtera seperti sekarang. Lalu diserahakan kepada kakak perempuan ayah Jaehyun yang mandul atau tidak dikaruniai buah hati. Dan kini saudara kembarnya—yang namanya saja Jaehyun tidak tahu—juga mengetahui keberadaan Jaehyun dan ingin Jaehyun datang padanya. Hal itu disampaikan oleh kakak perempuan ayah Jaehyun pada ayah dan ibu Jaehyun.
Klise memang.
Namun alasan itulah yang membuat Jaehyun berani mengorbankan hatinya yang sudah ia tujukan pada seseorang, untuk mencari dan menemui saudara kembar.
Dengan alasan itu juga Jaehyun mulai berpikir 'Aa, jadi inilah kenapa ayah dan ibu selalu bekerja keras dan tidak ingin melepaskan pekerjaan mereka walaupun mengorbankan waktunya untuk bersamaku.'
Ya. Karena Jaehyun tahu ketika orang tuanya menatap wajah Jaehyun, luka itu selalu akan kembali muncul.
Jaehyun tahu bukan hanya Ia yang tersakiti. Kedua orang tuanya pasti beribu - ribu kali lipat lebih hancur.
Jaehyun sempat menolak untuk pergi. Ia mempertanyakan kenapa tidak 'dia' saja yang datang kemari karena orang tua mereka pun ada disini. Tapi akhirnya Jaehyun mengalah dan memilih untuk pindah bersama dengan kedua orang tuanya setelah mengetahui bahwa saudaranya mengidap kanker ginjal stadium akhir dan menolak untuk menjalani pengobatan karena ingin menikmati saat - saat terakhirnya.
Satu lagi luka.
Sudah terlalu banyak rasa sakit yang Jaehyun terima sampai Ia tidak menyadari bahwa dalam pola di tangannya tinggal tersisa angka 1 dan 2.
Jaehyun pun sudah ikhlas jika itu memang waktu menuju ajal. Setidaknya Ia bisa menemani saudaranya saat di surga. Begitu pikir Jaehyun.
Anehnya disaat - saat seperti ini, entah kenapa justru gadis aneh itulah yang muncul di pikiran Jaehyun.
Jaehyun mengusap pola di pergelangan tangan kanannya disertai dengan tatapan sendu.
"Jadi kau baik - baik saja, hmm?" gumam Jaehyun.
Tidak lama setelah itu Jaehyun tiba - tiba saja teringat bahwa Ia sempat menatap Irene dan saudara Yeri lainnya sebelum pingsan saat di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔
FanfictionKim Yerim dan kisah sederhananya di masa SMA. Sederhana untuknya namun terlalu menyakitkan untuk kakak - kakaknya melihat Yerim menderita dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya sejak kecil. Yerim yang tidak tahu apa - apa perlahan melihat setit...