Lots of Puzzles in Front of Me

989 136 1
                                    

[ YR ]
.
.
.
.

Kring kringg

Terlihat Jaehyun kecil tengah membunyikan bel di sepedanya yang menghasilkan suara sangat nyaring.

Jaehyun kemudian berhenti di tengah jalan perumahannya yang begitu sepi diikuti kedua teman satu komplek yang juga menghentikan sepeda mereka di kanan dan kiri Jaehyun.

"Bagaimana kalau balapan?" tanya anak kecil di sebelah kanan Jaehyun dengan topi hitam bertuliskan Park Woojin di tengahnya.

"Baiklah, Ayo!" teriak anak lainnya yang berada di sebelah kiri Jaehyun yang bernama Lee Hyunjun.

"Tunggu! Ini berbahaya." ujar Jaehyun polos menatap Woojin dan Hyunjun bergantian.

Tiba - tiba saja seorang gadis yang seumuran dengan mereka bertiga, mendekat dan menarik - narik ujung lengan dari kaus yang dikenakan Hyunjun.

"Aku ingin naik," ujar gadis itu dengan mata memohon sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah belakang sepeda Jaehyun.

Jaehyun menoleh dan baru ingat bahwa sepeda miliknya adalah satu - satunya yang memiliki pijakan untuk membawa satu orang lain bersamanya.

Jaehyun kembali menoleh pada gadis yang masih menarik kaus Hyunjun.

Anehnya, dari kejauhan Jaehyun melihat dua orang gadis yang terlihat seperti 2 tahun lebih tua menatapnya sambil menggelengkan kepala, mengisyaratkan agar mereka menolak permintaan gadis polos di hadapannya.

Jadi dia datang karena dilarang

Ujar Jaehyun dalam hatinya. Lalu Jaehyun tersenyum pada gadis polos itu kemudian menuruhnya mendekat.

"Kemarilah, kau bisa naik di belakangku." ucap Jaehyun dengan senyumnya.

Jaehyun bisa merasakan bahwa gadis itu terkekang dengan batasan yang dibuat untuknya, maka dari itu dalam hati Jaehyun, Ia ingin sekali membantu gadis itu merasakan apa yang orang lain rasakan.

Tentu saja tanpa mengetahui resikonya.

Namun dari antara beberapa perempuan yang tadi Ia lihat, ketika Jaehyun mengayuhkan pedal sepedanya, satu orang perempuan lagi muncul dan menatap Jaehyun dengan tatapan yang cukup tajam. Tatapan itu terus membekas di kepalanya sampai membuatnya melamun bahkan ketika Ia mengendarai sepedanya.

Tak lama setelah itu, suara kedua teman Jaehyun membuatnya sadar.

Tapi sudah terlambat.

"BONG JAEHYUN!"

"Hah.. Hah... Hah..." Jaehyun terbangun tiba - tiba dengan nafas terengah.

Semenjak Jaehyun pindah rumah karena perusahaan orang tuanya yang mengharuskan keluarga mereka untuk melakukannya, dan juga sejak Jaehyun memasuki SMA, kejadian itu terus menghantuinya. Entah lewat mimpi atau ada hal - hal yang membuatnya teringat akan kecelakaan mengerikan itu.

Wajah gadis polos dan mata tajam perempuan itu akan menjadi wajah dan mata yang selalu Ia ingat dan sulit untuk dilupakan.

Hanya saja rasanya seperti Ia pernah melihat keduanya. Rasanya familiar, namun Ia tidak tahu siapa.

"Sial," umpat Jaehyun kemudian menyugar rambutnya yang sedikit basah karena keringat.

Jaehyun melihat jam digital diatas nakas yang menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul 5.20 pagi. Jaehyun pun segera bangun dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sekaligus bersiap ke sekolah.

Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang