[ YR ]
.
.
.
.Yeri menutup mata dan telinganya begitu melihat kilatan cahaya di langit yang begitu gelap.
Kini di parkiran sekolah yang memiliki atap, beberapa siswa tengah menunggu hujan yang sudah 30 menit lalu turun, berharap agar segera reda agar mereka bisa pulang.
Duaarr!!!
Tidak lama setelah kilatan yang Yeri lihat, sebuah suara menggelegar yang berasal dari atas mengejutkan beberapa orang, namun tidak dengan Yeri yang benar - benar menekan kedua lubang telinganya dengan jari telunjuk sehingga suaranya cukup teredam.
Hari ini Yeri sungguh merasa sial. Sudah mendapat urutan akhir - akhir, kini Ia pun harus menunggu lagi supaya bisa pulang.
Dan lebih menyebalkan bagi Yeri karena halte bus yang ada di depan sekolah Yeri cukup jauh dari parkiran beratap di sekolahnya. Bahkan jika Ia berlari sekuat tenaga pun akan tetap basah kuyup melihat hujan yang benar - benar deras dan tidak ada celah untuk tidak basah bila menembusnya.
Drrt drrt
Yeri menggeser tombol hijau ketika melihat nama 'Son Wendy' terpampang di layar ponselnya.
"Kim Yerim, dengarkan aku!" Yeri langsung mendengar suara serius dari kakak ketiganya saat menempelkan benda persegi panjang itu di telinganya.
"Ya, ada apa kak?"
"Hujannya sangat deras, langit semakin gelap dan kau tahu yang bisa mengendarai mobil hanya Seulgi dan kak Joohyun. Aku sudah meminta tolong kak Joohyun tapi dia bilang bahwa kelasnya baru akan selesai pukul 7 yang mana masih 2 jam lagi. Dan aku baru saja menghubungi Seulgi. Dia akan menjemputmu sekitar pukul 5.30. Jadi tunggu dia dan jaga dirimu tetap hangat," Oceh Wendy membuat Yeri menghembuskan nafasnya cepat. Dingin.
"Iya kak. Lagipula sangat deras, aku tidak mungkin pergi ke manapun." jawab Yeri dengan nada malasnya.
Setelah itu sambungan diputuskan secara sepihak oleh Yeri.
Lucu sekali. Baru semalam Yeri mengatakan pada Joy bahwa Ia menyadari jika dirinya sangat egois dengan meminta terlalu banyak pada kakak - kakaknya, dan sekarang dia sudah kembali seperti pribadinya yang seperti itu lagi. Egois.
Yeri memeluk dirinya sendiri lalu mengusap kedua lengannya. Sangat dingin.
"Wuah, ini dingin sekali." gumam Yeri yang dapat didengar oleh lelaki di sebelahnya.
"Bagaimana wawancaramu?" tanya Jaehyun dengan tatapan lurus kedepan tanpa memandang lawan bicaranya sama sekali.
"Yah, biasa saja. Tidak ada sesuatu yang begitu istimewa," balas Yeri seadanya.
Tiba - tiba saja Yeri melihat Jaehyun memijat pergelangan tangannya dan hal itu membuat rasa penasaran Yeri kembali muncul.
"Sakit?" tanya Yeri, sedikit mendongak untuk menatap wajah laki - laki itu.
Dilihatnya, Jaehyun hanya menggeleng sambil sedikit meringis.
Dia sakit.
"Bohong."
"Hanya nyeri sedikit,"
Yeri yang tidak mempunyai topik lain pun hanya mengangguk lalu kembali menatap ke depan.
"Bagaimana bisa jadi seperti itu?" gumam Yeri lagi kemudian menunduk, tidak bertujuan untuk mendapat jawaban dari lelaki disebelahnya.
"Sesuatu terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔
FanficKim Yerim dan kisah sederhananya di masa SMA. Sederhana untuknya namun terlalu menyakitkan untuk kakak - kakaknya melihat Yerim menderita dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya sejak kecil. Yerim yang tidak tahu apa - apa perlahan melihat setit...