Can We Stop Hurting Each Other?

740 102 6
                                    

[ YR ]
.
.
.
.

Tap

Tap

Tap

Langkah seseorang terdengar begitu berat namun sangat terlihat bahwa Ia sedang terburu - buru.

Seorang laki - laki paruh baya berjubah putih langsung menghentikan langkahnya ketika melihat wajah yang terlihat familiar.

"Ada apa lagi dengan Kim Yeri?" tanya pria paruh baya itu sembari menuntun orang yang membawa Yeri di punggungnya, untuk meletakkan gadis itu di salah satu ranjang kosong.

"Dia kedinginan. Dan kesakitan." jawab seorang laki - laki yang mengeluarkan asap dari bibir putihnya.

Dokter itu menyadari tangan Jaehyun yang bergetar dan wajah pucat laki - laki itu.

"Kau juga butuh diperiksa, anak muda. Berbaringlah, aku akan..—"

"Aku tidak apa, Dok. Tolong bantu dia dulu."

Dokter itu terdiam sesaat lalu mengangguk mengerti.

Jaehyun melangkah menjauh ketika para suster mulai datang untuk membantu dokter itu. Dan disaat yang sama, bahunya ditepuk cukup keras oleh seseorang.

Tentu saja Jaehyun menoleh dan mendapati Irene tengah menatapnya dengan mata itu. Jaehyun juga samar - samar melihat ketiga kakak Yeri yang berada di belakang Irene.

Belum sempat Irene berbicara, pandangan Jaehyun mulai kabur dan..

bruuk

Jaehyun terjatuh tak sadarkan diri.

Untung saja Irene dibantu oleh adik - adiknya untuk menahan tubuh Jaehyun. Tanpa pikir panjang, mereka pun membopong Jaehyun menuju salah satu kasur yang ternyata tepat berada di sebelah Yeri, kemudian memanggilkan dokter.

Irene dan Wendy menatap mereka berdua yang tengah diperiksa dengan ekspresi tenang. Berbeda dengan Seulgi dan Joy yang kini memijat pelipis dengan ekspresi panik bercampur khawatir.

"Ada apa sebenarnya dengan mereka berdua?" tanya Joy.

Nada khawatirnya sangat kentara di telinga yang lain. Maka dari itu Irene mendekati Joy dan merangkulnya sambil mengusap lengan gadis itu.

"Tidak apa. Semua akan baik - baik saja."

≈ Ÿ₹ ≈

Irene berlari memanggil dokter setelah melihat sendiri bahwa Yeri membuka kelopak matanya.

"Bukankah sudah aku bilang kalau Yeri tidak boleh stress dan kedinginan. Jika terus terjadi seperti ini, jantungnya akan semakin lemah dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi."

Jelas dokter—yang sudah menjadi dokter langganan serta merupakan teman ayahnya sejak bertahun - tahun yang lalu—pada Irene di ruang milik dokter itu.

Irene menghembuskan nafasnya berat dengan ekspresi cemas yang berusaha Ia sembunyikan.

"Dan kenapa selalu kau sendiri yang mendengarkan hal ini. Setidaknya ajak juga Seulgi atau Wendy bersamamu."

Irene hanya menggeleng pelan.

Ia memang selalu melarang saudaranya untuk ikut mendengarkan penjelasan dokter mengenai keadaan Yeri.

Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang