[ YR ]
.
.
.
.Jaehyun terdiam di kamarnya dengan banyak pikiran di kepalanya.
Kedua mata Jaehyun terfokus pada pergelangan tangan kanan dengan pola yang masih tertera disana hanya saja kini angka 4 sudah menghilang. Membuat Jaehyun semakin yakin bahwa angka - angka itu memang menunjukkan sebuah waktu. Tapi Jaehyun masih belum mengerti, waktu untuk apa.
Ditambah lagi pikiran tentang kejadian 5 hari yang lalu dimana Ia melihat Yeri keluar dari kelas 10-3 dengan berlari. Hari yang sama ketika Jaehyun sedikit demi sedikit mendapat petunjuk atas kesialan yang Ia alami setelah pola itu muncul.
Hari itu, ketika Jaehyun hendak menuju gerbang untuk menunggu jemputannya, Jaehyun melihat Yeri menuju sebuah mobil hitam yang berhenti tepat di depan gerbang sekolah.
Jaehyun memiringkan kepalanya. Sedikit heran karena yang Ia tahu, selama ini Yeri selalu pulang dengan menggunakan angkutan umum dan ini pertama kalinya Jaehyun melihat Yeri dijemput menggunakan mobil.
Ketika kaca mobil bagian kemudi semakin turun, Jaehyun akhirnya dapat melihat kakak Yeri yang menurut Jaehyun paling tua yang pernah Ia lihat di rumah sakit.
Wajah kakak Yeri terlihat seperti sedang dalam mood yang tidak bagus karena Jaehyun dapat melihat ekspresi tanpa senyuman itu. Dan ketika kakak Yeri itu menoleh pada Yeri yang masih diluar mobil Jaehyun dapat melihat alisnya yang tertaut dan mata tajam yang dari jauh dapat samar - samar Jaehyun lihat.
Deg.
Jaehyun terdiam.
"M-mata itu." bahkan Ia tidak bertenaga untuk berkata - kata dengan jelas.
Tangan Jaehyun bergetar setiap mengingat kejadian 5 hari yang lalu.
Mata tajam yang tidak akan pernah Ia lupakan. Dan Ia melihat mata itu di wajah seseorang yang Yeri begitu sayangi.
Entah kenapa fakta ini ingin Jaehyun tolak mentah - mentah tapi juga begitu menyakitkan baginya.
Kenapa aku merasa tidak terima?
Batin Jaehyun menekan pola di tangan kanannya dengan kuku ibu jari tangan lainnya.
"Kenapa? Aku bahkan tidak menyukai gadis aneh itu tapi kenapa aku merasa marah saat melihat mata itu dalam wajah kakaknya?"
Ya.
Setelah kejadian itu Jaehyun selalu berusaha untuk menghindar dari Yeri walaupun tidak secara terang - terangan.
Jaehyun butuh waktu untuk berpikir apakah semua ini masuk akal.
≈ Ÿ₹ ≈
Di hari sabtu yang begitu membosankan ini, Yeri hanya berbaring di tengah kasurnya dengan mata menatap kosong langit - langit kamarnya.
Sudah berkali - kali Yeri menutup matanya untuk beberapa menit supaya Ia bisa tertidur di waktu yang sangat menyebalkan ini. Namun pada akhirnya Yeri terus kembali membuka mata dan lagi - lagi menatap langit - langit.
Moodnya turun drastis sejak makan malam dengan seluruh anggota keluarganya kemarin di restoran yang cukup terkenal di tengah kota.
Di meja bundar yang terletak tidak jauh dari air mancur tengah restoran, Yeri duduk diantara Joy dan Irene.
Awalnya orang tua mereka ingin memilih meja yang berbentuk persegi panjang, namun Yeri juga Wendy mengusulkan untuk duduk di meja yang bundar saja agar terasa lebih menyatu karena tidak memiliki sisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔
FanficKim Yerim dan kisah sederhananya di masa SMA. Sederhana untuknya namun terlalu menyakitkan untuk kakak - kakaknya melihat Yerim menderita dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya sejak kecil. Yerim yang tidak tahu apa - apa perlahan melihat setit...