A.N. Chapter ini aku bikin habis dengerin lagunya "Kwon Ji Ah – Up / Consolation". Lagunya bener - bener slow dan aku juga lagi pikiran kosong tiba - tiba aja jadi emosional terus dapet inspirasi buat nulis chapter ini.
Ini cuma saran dari aku tapi mungkin bakal lebih meresapi kalo kalian baca chapter ini sambil ngulang ngulang lagu itu. Nyesek banget melodinya. Aku kayak dihancurin bekali - kali dengerin lagu itu.
Pokoknya, Selamat membaca :")[ YR ]
.
.
.
.Sudah hampir 10 menit Yeri melamun ketika guru bahasa menjelaskan materinya dan tidak ada satupun orang di sekitar Yeri yang berani mengganggu kegiatannya itu.
Mereka mulai berpikir mungkin dengan membiarkan Yeri tenggelam dalam apapun yang ada di otaknya lebih baik daripada melihat Yeri menangis tersedu seperti yang diceritakan Joy pada Mark, Lucas serta Tzuyu tadi pagi.
Bersamaan dengan cerita itu, Joy meminta pertolongan atau lebih tepatnya memberikan mereka perintah untuk lebih menjaga Yeri di masa ini.
"Bagiku dia masih adik kecil yang bahkan tidak mengerti bagaimana perasaannya sendiri."
Kata - kata Joy menyihir mereka bertiga begitu saja sehingga dengan mudah mereka mau saja diperintah Joy. Selain itu, ini juga menyangkut orang terdekat mereka.
"Kau tidak ingin ke kantin?"
Yeri sedikit tersentak dengan sentuhan tangan Tzuyu di bahu kanan Yeri yang membuatnya sadar dari lamunannya.
Yeri mendongak melihat Tzuyu yang sedang menatapnya tanpa senyum dan dahi yang berkerut.
Dia khawatir.
Yeri pun tersenyum sembari menggeleng.
"Kau yakin?"
Hanya anggukan Yeri yang Tzuyu dapatkan bukannya jawaban konkret.
Baru saja Tzuyu memutar tubuhnya hendak menyusul Mark dan Lucas yang sudah menunggunya di pintu kelas, tapi mendadak gadis itu berhenti dan kembali menatap Yeri.
Tidak ada pilihan lain, Yeri juga harus menatapnya balik.
Yeri dapat melihat ekspresi Tzuyu begitu berat dan serius. Yeri menebak pasti akan ada kalimat dramatis yang membuatnya terkejut setelah ini.
Benar.
Yeri benar tentang terkejut, tapi bukan tentang kalimat dramatis.
"Jaehyun. Dia masuk hari ini. Lusa dia benar - benar pergi. Aku hanya memberitahumu. Langkah selanjutnya ada padamu."
Yeri terdiam cukup lama, tidak tahu harus merespon apa. Setelah itu Yeri menghembuskan nafas panjangnya.
"Bukankah sudah kubilang untuk berhenti mencari tahu tentang dia?"
Tanpa menjawab Yeri, Tzuyu berbalik kemudian pergi meninggalkan Yeri yang masih berkutat pada rasa kesalnya saat mendengar nama yang menurut Yeri terlarang untuk disebut itu.
Tapi disinilah Yeri. Setelah hampir lebih dari 7 menit Ia memikirkan keputusannya, kini Ia duduk di salah satu bangku tribun di lapangan basket indoor. Tentu saja bersama laki - laki yang namanya Ia sebut sebagai nama terlarang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔
FanfictionKim Yerim dan kisah sederhananya di masa SMA. Sederhana untuknya namun terlalu menyakitkan untuk kakak - kakaknya melihat Yerim menderita dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya sejak kecil. Yerim yang tidak tahu apa - apa perlahan melihat setit...