An End = New Beginning

1.7K 96 13
                                    

[ YR ]
.
.
S I D E
C H A P T E R
.
.

Seorang gadis mengenakan topi baret coklat gelap dilengkapi cardigan berwarna senada tengah duduk di lantai dua sebuah cafe, bersandingan dengan dinding kaca, memperhatikan jalanan kota kecil yang sore ini terlihat begitu ramai.

Sudut bibirnya naik membentuk lengkungan senyum yang terlihat tenang ketika memperhatikan beberapa pasangan di pinggir jalan dibawahnya.

Aku lupa jika hari ini akhir pekan.

"Nyonya Yeri, ingin saya buatkan apa?"

Seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya tiba - tiba mendekat dengan tangan ditautkan di depan. Sopan.

"Oh ayolah Wonyoung, panggil aku kak saja. Aku tidak setua itu."

Yeri menolehkan kepalanya pada gadis jangkung dengan pakaian ala barista yang kini menatapnya dengan senyuman canggung.

"Tapi nyo..-"

"Panggil aku kak atau gajimu kupotong? Pilih salah satu,"

Lawan bicara Yeri hanya bisa memanyunkan bibirnya lalu mengangguk.

"Baik, Kak."

Yeri tersenyum puas mendengarnya lalu menaruh jari telunjuk di dagu. Berpikir.

"Tolong buatkan aku Affogato,"

Setelah mengangguk, Wonyoung berbalik hendak menarik diri ke tempatnya semula. Namun tiba - tiba suara Yeri yang menyebut namanya membuat Wonyoung kembali berada di hadapi Yeri.

"Apakah wawancara untuk pelamar pekerjaan disini akan dilaksanakan nanti?"

"Benar, Kak. Kak Jaemin yang akan mewawancarainya nanti."

Yeri mengangguk mengerti, mendengar nama supervisor muda yang dipilih Irene disebutkan, kemudian menanggapi Wonyoung.

"Tolong katakan padanya bahwa aku akan ikut mengawasi."

Lalu Yeri kembali menatap keluar jendela ketika Wonyoung berlalu dari hadapannya.

Keramaian kota ini justru membuat Yeri rindu akan kakak - kakak yang sudah hampir 1 tahun ini tidak Ia kunjungi.

Setelah ditinggalkan Jaehyun, Yeri memang masih bersekolah seperti biasa. Membiarkan kebingungan bersarang di otaknya tentang mengapa Ia masih diterima di sekolah sebagai murid yang naik ke kelas 2 SMA padahal lebih dari 8 bulan dia tidak menginjak lantai bangunan itu sama sekali, Yeri memilih untuk hidup seperti dulu sebelum semua masalah dimulai dan lulus dengan tenang tanpa menimbulkan kompleksitas dalam prosesnya.

Pun melihat Irene harus menyerah pada keinginannya untuk memiliki dan mengelola sebuah cafe dikarenakan kewajiban melanjutkan perusahaan orang tuanya, membuat Yeri justru ingin mewujudkan impian itu.

Jadilah Ia disini.

Sebuah kota kecil di New Albany, Ohio dengan sebuah tempat singgah yang cukup mewah, dibeli oleh Irene tepat ketika Yeri lulus SMA dan mengatakan ingin belajar di luar negeri. Akhirnya tempat ini pun diklaim atas nama Yeri, bukannya Irene sendiri.

Benar. Irene yang cukup cepat dalam mempelajari sesuatu akhirnya dapat mengejar ketertinggalannya menyangkut bisnis kemudian menjalankan bisnis orang tua mereka yang kini semakin maju di tangan kakak tertuanya itu.

Tapi tentu saja Irene tidak bisa menaruh kewajiban tempat itu sepenuhnya pada Yeri karena Yeri pun juga tetap harus menuntut ilmu. Maka dari itu Irene meminta tolong kepada Seohyun, seorang sahabat dekat sekaligus CEO dari salah satu perusahaan di Ohio yang bekerja sama dengan milik Irene, untuk menampung, menjaga, sekaligus membantu Yeri untuk mengelola cafe itu.

Tapi perkembangan Yeri ternyata jauh lebih baik daripada yang Irene bayangkan. Kini cafe itu sudah lebih besar dari ukuran awal Ia membelinya dan sudah lebih berani untuk merekrut tambahan karyawan hanya dalam waktu satu tahun.

Benar - benar R E S P E C T.

"Kak Yeri, aku akan mulai."

Sebuah suara yang begitu familiar di telinga Yeri membuat Yeri sadar dari lamunannya kemudian menyuruh Jaemin untuk duduk di sebelahnya.

"Tolong panggilkan peserta pertama." ujar Jaemin pada Wonyoung yang bertugas mengatur urutan wawancara pelamar yang kini tengah menunggu di lantai satu.

Saat peserta pertama yang adalah laki - laki itu duduk, Ia tersenyum dengan matanya tak henti menatap Yeri yang kini juga menatap laki - laki itu agak canggung.

Tapi entah kenapa Yeri tidak ingin mengalihkan tatapannya, tidak ingin merasa kalah dengan permainan yang laki - laki itu ciptakan sedari awal.

Rasanya begitu aneh bagi Yeri tapi tidak dapat Yeri jelaskan. Dan begitu Yeri memulai, sepertinya alasan itu muncul tiba - tiba.

"Baiklah. Saya..-"

"Kim Yeri. Aku tahu."

Yeri membeku bersamaan dengan Jaemin yang mendongak terkejut setelah memilah berkas di meja dihadapannya.

"Salam kenal, aku Jaehyun. Jung Jaehyun. Bukan Bong tetapi Jung."

Dengan perkenalan tersebut Yeri mulai berpikir, hal yang selama ini Yeri sebut sebagai 'akhir' mungkin merupakan kesalahan.

Maka dari itu, dari hari ini Yeri mulai belajar untuk tidak menyebutnya sebuah ujung tapi jalur baru untuk memulai awal yang segar.

Dan walaupun banyak rintangan serta luka yang siap menantinya, Yeri tahu.

Bahwa Ia akan tetap merasakannya.

Sebuah kebahagiaan dan ketenangan hati.

== S I D E C H A P T E R E N D ==

Oke, gatau kenapa aku pengen banget nulis bagian ini wkwkwk

Tiba - tiba aja ada khayalan kayak gini, jadi langsung kucurahkan saja.

Sekalian promosi, baca ceritaku selanjutnya okey.

Nih nih,
RVF 3 punya nya Joyii sudah aku publish ya gengs 💚

Nih nih, RVF 3 punya nya Joyii sudah aku publish ya gengs 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa mampir ya hehe
Thanks

Regards
- C

Red Velvet Fraternity 2 : YERI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang