Ch. 15 Memories

421 50 0
                                    

Kehidupan sebelumnya tidak akan pernah kulupakan. Rasa sakit dan juga yang lainnya tidak akan kulupakan. Semua itu adalah dasar dari diriku yang sekarang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Flashback

"Lihatlah sayang, anak kita telah lahir."

Seorang perempuan bersurai putih tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena telah melahirkan seorang anak yang cantik jelita sepeti dirinya.

"Hmm, sepertinya dia tidak mirip denganku." Seorang lelaki yang sepertinya ayah gadis bayi itu memerhatikan anaknya yang tengah tertidur pulas di pelukan ibunya.

"Mungkin saja sifatnya mirip denganmu yang misterius." Perempuan itu terkekeh. "Tapi jika ia meniru sifatku yang lain, maka itu tidak baik untuk dirinya." Lelaki itu merasa sedih tentang anaknya.

Memikirkan masa depan seorang anak adalah tugas para orang tua. Jika anak itu tak diberi pelajaran sejak dini, di masa depan ia akan hidup terpuruk tanpa mengetahui apa-apa.

Suasana malam itu begitu indah. Baru beberapa hari setelah melahirkan. Bulan memberikan sinarnya agar tak ditelan oleh gelapnya malam.

Hari-hari kedepannya berjalan dengan baik. Bahkan gadis yang masih bayi itu dapat tertawa dengan lepas. Senyum bahagianya sangat imut.

"Kalau begitu, ayah berangkat bekerja dulu."

Melihat sang ayah akan pergi, gadis bayi itu menangis. "Ayah akan segera pulang setelah pekerjaan ayah selesai." Lelaki bersuraj hitam legam itu mengusap kepala anaknya dengan lembut.

Setelah ia memasuki mobil, ia segera berangkat menuju ke tempat kerjanya.

Skip

Setelah satu bulan…

Kejadian yang tak terduga terjadi. Lelaki bersurai hitam legam itu ditemukan meninggal di sebuah gang sempit yang tak jauh dari tempatnya bekerja yaitu di sebuah laboratorium penelitian.

Sang istri yang mendapat kabar buruk itu menangis tersedu-sedu karena tak rela untuk kehilangan suaminya.

Anaknya yang masih berumur satu bulan itu hanya bisa melihat ibunya menangis tanpa mengetahui apa-apa.

Kejadian itu membuat sang istri terus bersedih selama beberapa hari. Tetangga mereka mencoba untuk menyemangatinya.

Banyak sekali hal yang terjadi sejak itu. Sang istri mencari pekerjaan kesana kemari demi menghidupi dirinya dan juga anak semata wayangnya yang masih bayi.

Beberapa kali dipecat dan juga beberapa kali tak diberi gaji. Hingga suatu hari ia mendapatkan tawaran dari laboratorium tempat suaminya dulu bekerja.

"Kami menawarkan sejumlah uang dengan nominal besar dan juga kehidupan yang mencukupi bagi Anda." ujar seorang pria berjas hitam.

"Apa yang kau inginkan?" Sang istri menanggapinya dengan sinis.

"Kami sedang melakukan eksperimen di laboratorium kami dan kami membutuhkan anak Anda. Tentu saja Anda akan berada di laboratorium kami dan akan kami berikan kehidupan yang layak." jelas orang berjas hitam itu.

[END]Kimetsu no Yaiba x OC //Starting New Life in Another World with Esper PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang