Rara terkikik geli menatap wajah Ginda yang terlihat syok karena ciumannya yang meluncur indah dibibir Ginda. Rara masih memeluk Ginda dengan manja, mengendus bau harum dibadan Ginda.
"Cami." Ginda melihat Rara yang melihatnya dengan mengerjap imut.
"Iya?" Ginda mengernyit, kenapa ia mau meladeni Rara. Sepertinya Ginda harus lebih tegas kepada Rara ini.
"Rara, kalau tidak ada lagi yang mau dibicarakan. Bisa saya keluar dari kamar mu sekarang, ini sudah hampir jam duabelas malam."
"Kenapa? Ginda tidur disini saja," ucap Rara.
"Nggak, Rara. Kita belum boleh tidur bersama, haram."
"Berarti kalau udah nikah boleh ya Ginda, nggak haram lagi." Ginda menganggukkan kepalanya.
"Iya, akan jadi pahala." kata Ginda yang tiba-tiba membuat Rara tertawa kecil, Rara memandang Ginda yang juga menatapnya.
"Kalau melakukan itu boleh nggak?"
"Nggak."
"Kalau udah nikah?"
"Nggak." Rara merenggut masam, apa-apaan jawaban Ginda itu.
"Ish, boleh tauk.."
"Iya, Rara. Rara saya mau pulang, tolong lepaskan saya pulang, besok saya harus bekerja." ucap Ginda mendrama.
"Tapi Ginda besok pulang kerja harus kesini lagi,"
"Nggak bisa Rara."
"Kenapa?" cemberut Rara. Ginda menghembuskan nafasnya pelan, tangannya terangkat kemudian membelai wajah Rara dengan kaku.
"Ginda."
"Iya, Rara. Tolong sopan dengan saya, panggil saya "mas" jangan nama." Rara tersenyum lebar mengangguk manja.
"Mas Ginda." Ginda tersenyum tipis.
"Lebih baik."
"Rara antar kedepan," Ginda menggelengkan kepalanya. Ginda lalu bangkit berdiri disisi ranjang, ia membaringkan Rara lalu menyelimuti tubuh wanita itu.
"Rara bobok. Besok sekolah kan, nanti kesiangan." sial. Kenapa manis sekali ucapannya. Jiwa bucin Ginda meraung-raung.
Rara mengangguk kecil, Rara menatap Ginda dalam dengan penuh harap ada kecupan selamat malam dari Ginda. Tetapi, dengan tidak peka nya pria itu malah tersenyum tipis menatap Rara.
"Selamat malam, Rara."
"Selamat ... malam, mas." Rara meruntuki dirinya, kenapa bisa luluh begitu saja dengan pesona Ginda, seharusnya ia sekarang sudah membawa Ginda tidur bersamanya, memeluk badan kekar itu, dan mencium bibir Ginda yang manis itu.
Ini bukan Rara, ini Rara versi bucin.
Cklek
Ginda menghembuskan nafasnya berat, baru sekarang ia bisa bernafas bebas, Ginda menghirup sebanyak-banyaknya oksigen, Ginda menggelengkan kepalanya. Pesona Rara benar-benar hampir membuatnya meleleh.
"Oh astaga, hatikuuu..."
Baaa😅😅😅
Kesel ya, di php sama Author😆😉
Sabar-sabar😊

KAMU SEDANG MEMBACA
GIRA (Lengkap)
Humor"Mah, sekarang ini jamannya Siti Nurbaya.." "Hah? Ngawur ngomong, udah tahun berapa Rara, 2020 kamu bilang jaman si Siti," "Mah, come on la, jodohin aku sama Ginda!" "No Rara, Ginda itu terlalu tua buat kamu, kamu aja masih sekolah belum punya ktp b...