"Mah, sekarang ini jamannya Siti Nurbaya.."
"Hah? Ngawur ngomong, udah tahun berapa Rara, 2020 kamu bilang jaman si Siti,"
"Mah, come on la, jodohin aku sama Ginda!"
"No Rara, Ginda itu terlalu tua buat kamu, kamu aja masih sekolah belum punya ktp b...
Rara memeluk erat Sindi, kedua gadis itu masih berpelukan penuh drama nyata, setelah perpisahan yang begitu mengharukan, Rara sampai habis dua bungkus tisu saking bahagianya lulus sekolah, Rara terbebas dari yang namanya pr, tugas sekolah, praktek lab, dan yang paling membuat Rara bahagia adalah bisa terbebas dari yang namanya UTS, hafalan dan ya macam-macam lah. Sindi mencomot dua tiga tisu Rara, mengelap ingusnya masih memeluk Rara yang juga melakukan hal yang sama. Tingkah mereka itupun lantas tidak luput dari tatapan dua orang pria, pria satunya hanya melongo karena baru melihat spesies seperti Rara dan Sindi, sedangkan satunya hanya menggelengkan kepalanya dan berharap amnesia tidak mengenal mereka, lebih tepatnya Rara.
Selang beberapa menit akhirnya acara berpelukan itupun berakhir, dan kembali bersambung dengan acara selfi-selfian, dengan gaya yang campur radul, Ginda dan Samsir hanya saling pandang bingung hendak berkomentar apa. Ginda menggaruk tengkuknya, Ginda tersenyum begitu melihat Ansar dan Anis yang berjalan menghampiri mereka.
"Rara, astaga anak ini." kata Anis saat Rara yang dengan tidak sengaja menyenggol nya dan hampir membuatnya terjatuh kalau saja Ansar tidak memeluk pinggangnya.
"Hehe, maaf mah, nggak sengaja juga. Mas Ginda ayo foto sinii.." Ginda menghembuskan nafasnya, pasrah saat lengannya sudah ditarik paksa oleh Rara. Rara mengarahkan kamera ponselnya pada mereka, memeluk leher Ginda dengan sebelah tangannya dan tersenyum lebar, Ginda hanya diam menatap pada kamera, tidak ada senyuman, ada kok, cuman tipis bangettttt.
"Iih Mas Ginda datar banget sih mukanya, jelek." ucap Rara tetapi masih dengan memeluk Ginda dan kembali berfoto.
"Jangan dimasukin ke story Ig atau lainnya," Rara mengerucutkan bibirnya pada Ginda.
"Kenapa? Lagian Rara cantik kok, wlek. Aku mau masukin fotonya ke Ig biar banyak yang luv sama komen, liat muka ganteng Mas Ginda, hihi." Ginda menggelengkan kepalanya.
"Aku bilang jangan Ra." Rara memberenggut masam, lalu ia beralih menghampiri Anis dan Ansar, membawa kedua orangtuanya itu untuk berfoto dan tentu saja, tidak dituruti.
"Iih, mamah sama papah nggak keren, sekali-kali dong mah pah foto bareng anak cantik kalian ini."
"Nggak ah, lagian mamah males foto Ra. Ajakin Ginda aja sana atau temenmu yang lain."
"Nggak mau mah."
"Ajakin aku aja sini anak kecil." Rara menjulurkan lidahnya pada Samsir yang terkekeh menepuk pundak Ginda.
"Tahan banget kamu sama Rara itu, Gin." Ginda menghendikkan bahunya, membatin Ginda, mungkin mukjizat yang diatas sampai ia bisa tahan dengan Rara.
Rara membawa dirinya kembali pada Ginda, memeluk manja lengan Ginda. Rara menjauhkan kuat Samsir dari Ginda sampai Samsir hampir tersandung kalau saja tidak ditahan oleh Sindi, Samsir mengumpat pelan yang hanya dibalas Rara dengan tawa mengejek.
"Rara." tegur Ginda, Rara cemberut lalu menjulurkan lidahnya juga pada Ginda.
"Kebiasaan keluarin lidah gitu, mau jadi ular hm." ujar Ginda. Samsir tertawa balas meledek Rara dengan menenting daun telinganya.
"Mas Ginda jahat."
"Makanya nggak boleh sayang, harus yang sopan sama yang lebih tua." Rara memeluk Ginda menenggelamkan wajahnya didalam dada Ginda.
Rara memanyunkan bibirnya kedepan membelakangi Ginda yang sedang tersenyum geli, Rara sekarang lagi merajuk karena Ginda yang dengan mudahnya diajak berfoto oleh teman-temannya, dengan senyuman lagi. Lah Rara, Rara ajak berfoto dikasih senyum cuman sesendok micin, orang lain sesendok gula ada. Ginda masih membujuk Rara untuk keluar dari dalam mobil, ya setelah melihat Ginda yang asyik berfoto dengan teman-temannya, Rara pun segera berlari dan diam didalam mobil Ginda.
"Sayang, ayok keluar yuk, jangan marah.." Rara menggelengkan kepalanya, kedua matanya pun berkaca-kaca. Ginda membuka pelan pintu mobilnya, Ginda menyentuh lengan Rara dan langsung membawa gadis itu keluar dari dalam mobil.
"Sayang-sayang hei hei, jangan marah. Aku minta maaf, aku cuman bercanda tadi foto sama kamu nggak senyum."
"Hiks, mas Ginda jahat, Rara benci." Ginda mengusap-usap kepala Rara, membawa Rara dalam dekapannya.
"Iya maafin. Mau foto nggak, hm." ucap Ginda seraya menghapus airmata Rara. Rara berdecak menganggukkan kepalanya. Ginda terkekeh gemas lalu menggenggam tangan Rara, Ginda mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mulai mengarahkan kamera padanya dan Rara.
Gindaaaa4anya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤ 💬 ↗ Disukai oleh Rarasimanis dan 14.455 lainnya Gindaaaa4anya sayangnya akuh @Rarasimanis
Lihat semua 100 komentar
Ginda mengusap rambut Rara, mereka sekarang sudah diperjalanan pulang, tapi bukan kerumah Anis dan Ansar, melainkan ke rumah villa milik Ansar. Ginda mengernyitkan dahinya menatap Rara yang tengah berbaring di bahunya, Ginda menolehkan kepalanya kebelakang melihat kedua camer nya yang tertidur sambil berpelukan mesra, Ginda tersenyum kembali menatap jalanan didepan.
"Hihiii.." Ginda tersenyum tipis mendengar suara cekikikan Rara, kebetulan gadis itu sedang memainkan ponselnya entah sedang apa, Ginda jadi penasaran.
"Ngapain sih hm?" akhirnya jiwa kepo Ginda keluar dengan tidak sengaja.
"Kenapa di masukin ke Ig sih. Alay tau nggak itu, pasti jadi lelet tuh hpnya aku banyak tag-tag sama notif." Rara berdecak menatap Ginda tajam.
"Biarin dong. Lagian banyak kok yang suka, mas mau liat nggak?" Ginda terkejut tiba-tiba Rara langsung mengarahkan ponselnya pada wajahnya.
"Rara, nabrak loh kita." ucap Ginda melotot langsung memelankan laju mobilnya. Rara terkikik dengan masih menunjukkan postingan nya itu diponsel Ginda.
"Apaan itu. Nggak ada aku kasih caption bucin gitu." Ginda bergidik ngeri dan kembali melajukan mobilnya, menghiraukan Rara yang tertawa senang bahagia. Rara pun menghentikan tawanya, memandangi wajah Ginda yang tampan.
"Mas."
"Hm?"
"Coba panggil aku "adek"."
"Adek."
"Iih, yang mesra panggilnya.." Ginda menolehkan kepalanya sebentar pada Rara, Ginda mengusap rambut Rara lembut.
"Iya dek, iya." Rara tersenyum lebar dan memeluk Ginda, membaringkan nyaman kepalanya pada dada bidang Ginda, Ginda tersenyum manis lalu menundukkan kepalanya dan mengecup kening Rara.
Prosesnya cepet, target cuman bisa sampai 20 part😊😊😊