PART 7

3.8K 223 5
                                    

Ginda menggaruk tengkuknya matanya pun tak lepas melihat kearah Rara yang sekarang sedang duduk di kubikelnya, sudah lebih dua jam wanita itu berada di kantor tempatnya bekerja, dan Ginda yang cukup dibuat terkaget-kaget dengan kehadiran wanita itupun dengan perlindungan aman memasang tameng beralasan sedang banyak costumer. Namun dengan santai malah diabaikan oleh Rara dan wanita itu pun sampai jam sekarang masih menungguinya, Ginda menghembuskan nafasnya pelan, ia meneguk habis minumannya masih dengan matanya yang menatap Rara.

"Pacarmu ya Ginda? Cantik," Ginda tersenyum pada seniornya yang berada disebelahnya ikut mengambil minum.

"Bukan mbak, cuman temen saja kok." seniornya itu mengernyit lalu tertawa kecil.

"Yakin cuman temen, Gin. Liat tuh dia liat kearah kamu sama saya, bola matanya hampir mau lepas tuh, hati-hati loh cewekmu ngambek." ucap seniornya lalu meninggalkan Ginda yang perlahan memalingkan wajahnya melihat pada Rara. Dan benar saja, Rara tengah melihatnya dengan kedua mata wanita itu berkaca-kaca, Ginda meringis memejamkan matanya sejenak dan kemudian barulah ia berjalan menghampiri Rara.

"Rara mau pulang?" tanyanya. Rara hanya menatap Ginda yang sudah duduk didepannya.

"Rara."

"Nggak mau. Aku nggak mau pulang, Rara bakal tungguin Mas Ginda sampai selesai kerja." Ginda meringis serba salah, kalau Rara terus-menerus ada dikantor nya itu bisa mengakibatkan kerusakan parah pada hatinya, please pesona Rara makin kesini makin meningkat. Ginda tidak bisa menahan untuk tidak melahap wanita itu hidup-hidup.

"Tapi nanti Rara dicariin sama orangtuanya,"

"Mamah tau kok kalau Rara ada dikantor Mas Ginda."

"Rara kenapa nggak sekolah, kenapa malah ketempat kerja saya?"

"Emang Mas Ginda ada larang Rara buat kekantor Mas, terus kalau Rara nggak sekolah, Mas Ginda bakal hukum Rara." Ginda menggelengkan kepalanya, Ginda menatap sekeliling nya, suasana didalam kantor sudah sepi karena jam makan siang, dan inilah kesempatan Ginda untuk membujuk Rara agar kembali pada habitatnya, karena bahaya kalau Rara terus bersamanya.

"Rara pulang, sayang.."

"Nanti kalau saya sudah selesai bekerja saya akan kerumah Rara." kata Ginda dengan halus mengusap rambut Rara. Lemeshh bangg.

"Tapi Rara mau disini Mas Ginda. Rara mau jaga Mas Ginda,"

"Jaga apa? Saya bisa jaga diri saya sendiri, Rara sekarang pulang, makan siang terus bobok."

"Nanti ada yang ambil Mas Ginda dari Rara, Rara takuttt.."

"Nggak ada yang ambil saya dari kamu, Rara." finish. Ginda benar-benar sudah mencintai Rara, astaga Ginda versi bucin sudah hadir gaes. Siap-siap dengan kebucinan ini.

"Tapi Mas Ginda harus kerumah, nanti nginep dirumah Rara, temenin aku tidur."

"Iya, Rara. Mau pulang ya,"

"Janji dulu sama Rara..." Rara mengangkat jari kelingking nya dan lalu mengaitkan kepada jari kelingking Ginda.

"Iya saya janji." Rara tersenyum lebar dan lalu memeluk Ginda erat.

Kruyukkk

Rara memajukan bibirnya malu, wajahnya memerah karena ketahuan sedang lapar oleh Ginda. Ginda yang mendengar suara dari perut Rara pun tersenyum tipis, ia langsung menarik Rara ikut bersamanya keluar kantor.

"Karena kamu sudah buat saya jatuh cinta sama kamu, kamu harus tanggung jawab hm." Rara mendongakkan wajahnya menatap Ginda yang masih terus menyeret lembut tangannya, mereka berjalan menuju sebuah warung makan dekat kantor Ginda.

"Mas Ginda..."

"Saya akan hukum kamu nanti malam." Rara bergidik ngeri mendengar kalimat Ginda, tetapi kemudian Rara tersenyum sendiri, setidaknya Rara sudah tahu bahwa sekarang ia harus makan banyak-banyak agar tenaganya kuat untuk mengimbangi goyangan Ginda. Rara tak sabar menanti malam hari.






































Kasih ❤ dulu dong buat Ginda dan Rara?

GIRA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang