PART 5

4.2K 215 6
                                    

Ginda menghembuskan nafasnya, pria itu nampak begitu gerah dengan keadaan dirinya yang sekarang sedang ditimpa oleh wanita yang notabene nya ialah calon istrinya, kata bapaknya. Ginda benar-benar dibuat tidak bisa bergerak oleh Rara, bahkan niat awal menolak perjodohan tadi lantas kandas, karena seusai makan malam Rara malah memboyong nya langsung kekamar milik wanita itu. Dan sekarang Ginda bingung, benar-benar bingung hendak memulai darimana ia mencoba berkomunikasi dengan Rara, yang saat ini sedang berbaring diatas tubuhnya.

"Hm, Rara."

"Iya, cami.." yup, itu panggilan baru Ginda. Cami (calon suami). Ginda menghela nafasnya sesaat, Rara mendongak menatap Ginda yang diam tidak kembali bicara.

"Apa? Ginda mau ngomong apa?"

"Bisa kita duduk, Rara. Saya ... tidak nyaman seperti ini." Rara tersenyum lebar, Rara lalu bangkit dari tubuh Ginda dan kemudian menarik tangan Ginda agar pria itu duduk sejalur menghadapinya.

"Jadi, Ginda mau ngomong apa sama aku?"

Ginda berdehem tampan, ia berdecak lalu meringis, mengingatkan lagi bahwa ini benar-benar langkah yang terbaik untuk masa depannya.

"Saya ... sebenarnya ... menolak ... kamu ... Rara." Rara tidak bicara, malah keningnya mengernyit dalam, turut serta air matanya yang menetes dikedua pipinya.

"G-ginda serius, hiks. Serius nolak aku, hiks. Ginda kok jahat sih." isak Rara dengan cepat membalikkan badannya membelakangi Ginda, sedikit berharap Ginda dengan romantis memeluknya dari belakang dan bilang bahwa itu hanya prank. Tapi kenyataannya, ekspektasi memang tak semanis realita.

"Maafkan saya, Rara. Saya nggak bisa menerima kamu, karena saya rasa..."

"Rara jelek kan, iya kan Ginda mo bilang gitu, Rara butek kek sayuran dipasar," rajuk Rara sembari menghentakkan kakinya.

"Nggak Rara, kamu cantik, kamu sexy, kamu itu imut. Semua pria pasti suka sama kamu, pasti langsung jatuh hati sama kamu. Tapi, sungguh saya nggak bisa menerima kamu, bukan karena fisik kamu tapi saya belum jatuh cinta sama kamu."

Rara berdecih lantas membalikkan badannya menatap Ginda dengan mengerucutkan bibirnya. Rara mendekatkan dirinya tiba-tiba pada Ginda, dan yang membuat Ginda seketika terkaget-kaget adalah Rara yang dengan santai memeluknya dan meletakkan kepalanya pada dada Ginda.

"Jantung Ginda berdetak kok,"

"Kan saya manusia, Rara. Kalau jantung saya berhenti berdetak..."

"Tandanya Ginda tidak bisa jauh dari aku kan." Ginda menggelengkan kepalanya pelan.

"Tandanya saya bukan manusia, saya ghost."

"Ck, intinya Ginda itu sudah jatuh cinta sama Rara. Titik." ucap Rara sambil melototkan matanya.

"Darimana kamu bisa mempre ... memprikira--"

"Memprediksi." Ginda menganggukkan kepalanya. Sebenarnya ia hendak menyebut memperkirakan tapi, Rara. Ya sudahlah.

"Aku bisa tau Ginda. Ginda jangan bohong sama Rara, Ginda itu bukan nggak jatuh cinta sama Rara, tapi belum.."

"Iya Rara. Saya juga bilang seperti itu kan tadi, saya belum jatuh cinta sama kamu,"

"Tapi Ginda sayang sama Rara kan?" Ginda menatap mata Rara, ia melihat ada sorot penuh harap dari netra itu. Jiwa dan batin Ginda bergaduh, hatinya pusing karena itu. Tapi, cinta tidak bisa dipaksakan.

"Maaf, Rara." Rara merenggutkan wajahnya, Rara membalikkan badannya lagi, kali ini sedikit lebih menjauh dari Ginda.

"Hiks. Ginda jahat. Mamah! Papah! Kak Edo! Kak Edi!"

"Rara mau nikahh!!!"

"Rara." Ginda kelabakan karena teriakan nyaring wanita itu, bisa-bisa ia digrebek dituduh telah melecehkan Rara.

"Ginda terima Rara, kalau nggak..."

"Kalau nggak apa Rara?"

"Rara bakal perkosa Ginda sekarang, dikamar Rara. Biar Rara hamil, biar kita nikah, terus punya anak, Rara punya suami."

"Rara, kamu..."

"Atau Rara bunuh diri nih, eh tapi jangannn. Ginda nanti ditangkap polisi terus dipenjara, Rara nggak mau." Ginda mengerjap polos, ia menatap lelah kepada Rara yang sekarang sudah duduk dipangku nya.

"Cium Rara, Ginda."

Cup



































Virus Covid-19 sudah banyak memakan korban, sekarang di Indonesia sudah ada 80 lebih orang meninggal akibat virus ini, virus yang dikenal dengan nama Corona. Jadi teman-teman, tetap jaga kesehatan ya, hindari kontak langsung dengan orang luar, rajin cuci tangan biasakan hidup bersih, kalau sakit segera berobat, jangan banyak keluar rumah kecuali ada keperluan. #dirumahaja
#samaGira
#adaRaradisini

GIRA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang