Ansar dan Anis menatap tajam kepada Rara dan Ginda yang sekarang sudah duduk disofa bersama mereka. Rara memajukan bibirnya merasa kesal pada papahnya yang dengan tega melaporkan Ginda kepada polisi, atas kasus penculikan. Ada yang orangtua kayak gitu.
"Maafkan saya, pah, mah." ucap Ginda dengan rasa bersalah. Tapi jangan salahkan Ginda dong kalau dia tidak tahu bahwa Anis yang ingin kembali untuk memindahkan Rara.
"Kamu ini Ginda, bikin malu papah tau nggak. Papah malu setengah hati sama musuh papah itu, si Mansur. Kamu juga seharusnya kasih tau papah sama mamah kalau udah pulang tuh, kan jadinya panjang ni." kata Ansar sambil menyipitkan matanya melotot pada Rara yang malah memainkan kancing piyama tidur Ginda. Ansar menggerutu dalam hati saat kembali mengingat pertemuannya dengan musuhnya dari sd sampai kuliah yang ternyata bagian dari kepolisian dan juga sempat datang kerumahnya, karena Ansar yang melaporkan kasus tentang penculikan Rara padahal semua hanya kesalahpahaman semata. Ansar merenggut masam saat bayangan wajah Mansur yang menertawakan nya dengan keras.
"Papah jangan marahin Mas Ginda! Nggak boleh,"
"Rara, siapa yang ngajarin kamu teriak gitu." Rara mengerucutkan bibirnya memukul lengan Ginda keras, Ginda meringis menyesal karena telah menegur wanita itu.
"Ya udahlah pah. Mamah ngantuk nih, yang penting Ginda sama Rara inget-inget aja jangan ulangi lagi kaya gini.."
"Iya mah, maaf." ucap Rara pelan. Ginda pun mengucapkan hal yang sama sembari menganggukkan kepalanya. Ginda melepaskan tangan Rara yang berada di pahanya, Rara melototkan kedua bola matanya saat Ginda yang langsung berpamit pada Anis dan Ansar kekamar nya.
"Mas Ginda!?" teriak Rara dengan langkah cepat menyusul Ginda sebelum Ginda mengunci kamarnya dan membiarkan mereka tidur di kamar terpisah, oh tidak Rara tidak mau. Impiannya untuk bisa sepanjang dengan Ginda harus terlaksana apapun resikonya, langsung dinikahkan juga it's okay.
Anis menggelengkan kepalanya, Anis merasakan bahwa sekarang uban rambutnya kembali bertambah, gara-gara melihat kelakuan Rara yang setiap hari semakin tinggi.
"Anakmu itu pah," Ansar menoleh pada Anis.
"Anakmu juga, kamu yang ngeluarin."
"Papah yang buat,"
"Kita yang buat mah."
"Ck, tauk dah mamah ngantuk pengen tidur."
"Yeayy ayok mah kita tidur." Anis menatap Ansar yang tersenyum lebar menggenggam tangannya dengan berjalan menuju kekamar mereka.
"Nggak ada jatah malam ini ya, pah."
"Yahh mamah..."
Lanjhotttt😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRA (Lengkap)
Humor"Mah, sekarang ini jamannya Siti Nurbaya.." "Hah? Ngawur ngomong, udah tahun berapa Rara, 2020 kamu bilang jaman si Siti," "Mah, come on la, jodohin aku sama Ginda!" "No Rara, Ginda itu terlalu tua buat kamu, kamu aja masih sekolah belum punya ktp b...