PART 13

3.4K 160 0
                                    

Rara menatap Ginda, pria itu saat ini sudah terlelap tidur dengan memeluk Rara erat, menyembunyikan wajahnya dilipatan lengan kirinya, sedangkan tangan kanannya yang dijadikan bantal oleh Rara. Rara mengusap dada bidang Ginda, angan-angannya untuk di goyang oleh Ginda malam ini pun kandas, karena Ginda yang dengan tidak pedulinya langsung tidur tanpa memikirkan perasaan Rara.

"Mas Ginda." seru Rara pelan, Rara tahu bahwa Ginda tidak akan mungkin menyahut nya karena saking lelapnya tidur Ginda.

"Apa sayang?" ucap Rara sambil menuntun tangan Ginda mengusap rambutnya, seakan-akan itu adalah Ginda.

"Rara mau ikut mas kekantor ya, boleh kan mas?" Rara tersenyum menatap Ginda.

"Hm, sayang kan sekolah. Saya juga harus fokus kerja, kalau ada Rara nanti saya bisa-bisa nggak fokus sama kerjanya." Rara mengerucutkan bibirnya manja, Rara menghempaskan tangan Ginda pelan, Rara mendongak pada Ginda yang masih damai dalam tidurnya.

"Mas Ginda, bangunn.." kata Rara sembari menggoyangkan tubuh Ginda. Ginda yang merasa tidurnya diganggu pun langsung membuka matanya dan menatap Rara yang menatapnya berkaca-kaca.

"Ada apa? Kenapa belum tidur, Rara?"

"Rara nggak bisa tidur mas. Mau ngobrol-ngobrol sama Mas Ginda," Ginda memejamkan sebentar matanya, Ginda lalu bangun untuk bersandar membawa kepala Rara kedalam dadanya.

"Mau ngobrol apa?"

"Rara ikut mas yaa.."

"Ikut kemana, sayang?"

"Ikut kerja mas,"

"Emang nggak sekolah, Rara kan udah kelas tiga harus rajin-rajin masuk sekolah. Lagian ngapain ikut saya kerja?" tanya Ginda dengan mengusap rambut Rara.

"Ya nggak papa, pengen aja ikut mas kerja. Mau liat mas kerjanya gimana,"

"Udah kayak bos aja yang ngawasin karyawannya."

"Hehe, boleh kan mas Rara ikut?" Ginda tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepalanya. Rara menatap senang pada Ginda, langsung bangkit berdiri dan melompat-lompat dikasurnya. Ginda menggelengkan kepalanya lelah, Ginda menatap pada jam di dinding sudah hampir mau subuh, pantas saja Rara tidak mau tidur lagi.

"Rara sayang sama Mas Ginda!"

"Saya juga sayang sama kamu." Rara mencebik mencubit kuat perut Ginda.

"Aww, sayang kenapa saya dicubit, itu sakit."

"Coba Mas itu panggil diri sendiri jangan pakai "saya"."

"Terus gimana?"

"Panggil "aku" gitu, mas." Ginda menghembuskan nafasnya pelan dan menganggukkan kepalanya.

"Iya. Aku juga sayang sama kamu."

"Iiihh, soweeettt.."




















Bonus😉

GIRA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang