Ginda meringis menatap Rara yang masih menangis sambil terus berjalan menjauhinya, Ginda menghela nafasnya menahan emosinya yang sudah hampir diujung nadi, tetapi saat kedua matanya juga memandang kearah perut Rara yang besar, emosi Ginda seketika langsung lebur digantikan dengan sedih, hatinya sedih karena tidak bisa memenuhi keinginan Rara dan juga calon bayinya. Rara pun menangis kencang karena Ginda yang tidak menuruti kemauannya, Rara mengamuk tidak mau makan dan tidur, Rara menangis dan menjauh pada Ginda.
"Adek, sini sayang, jangan bikin aku sedih dong, sini sayang.." Ginda dengan pelan mendekati Rara, gadis itu diam menatap Ginda. Ginda tersenyum mengusap kepala istrinya, megusap perut Rara dan mengecupnya sayang.
"Anak ayah bilangin bunda ya, jangan nangis tu, bilang gitu. Ayah bukan nggak mau nurutin maunya anak ayah, tapi emang nggak bisa dan nggak akan pernah mau ayah turutin sayang."
"Hiks, mas...," Ginda memeluk Rara, membawa Rara kedalam gendongannya. Ginda mendudukkan Rara diatas kasur, merapikan rambut Rara yang berantakan, Ginda mengambil makanan Rara dan pelan membantu Rara makan, walau istrinya itu masih sedikit sesegukan, Rara memakan makanannya dan sesekali menelannya bersama dengan susu hamil yang ia minum.
Setelah makanan Rara habis, Ginda lalu mengusap rambut Rara menatap Rara yang masih menghabiskan susunya. Rara selesai, memberikan gelasnya pada Ginda dan lalu diletakkan Ginda diatas meja dekat piring.
"Masih pengen ngidam yang tadi, dek?" tanya Ginda. Rara menggelengkan kepalanya sambil memeluk Ginda dan menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang Ginda.
"Mau nonton tv," Ginda mengangguk lantas mengambil remot dan mulai menyalakan televisi yang ada dikamar mereka tepat didepan mereka. Ginda bersandar di paga ranjang, dengan Rara yang baring didada nya, Ginda mengusap-usap perut Rara dengan lembut, sesekali mengajak calon bayinya itu untuk mengobrol walau tentu tidak ditanggapi oleh calon bayinya, yang masih belum mengenal Ginda dan tau siapa itu Ginda.
"Mas pindah saluran nya, aku mau kartun." rengek Rara. Ginda dengan segera memindahkan ke saluran anak, yang lebih dominan dengan kartun.
"Mas kartunnya jelekk. Aku mau lagu-lagu," Ginda tersenyum memindahkan lagi saluran menuju ke saluran musik video yang menampilkan band ternama dan pedangdut ternama yang bernyanyi dan bergoyang.
"Mas lagunya jelekkk.."
"Apa sayang? Terus mau nonton apa," kata Ginda pusing lama-lama, Rara mencebikkan bibirnya dan membuang nafasnya kesal.
"Matiin aja tv nya, aku mau nonton yutube." Ginda menggelengkan kepalanya saat Rara yang sudah mengambil ponselnya dan mulai membuka aplikasi youtube, mulai menonton apa yang ia mau disana.
Ginda mengusap rambut Rara, sambil melihat apa yang istrinya itu tonton. Ginda hanya terkekeh pelan melihat tontonan Rara, rupanya karena Ginda tidak bisa memenuhi keinginan mengidam nya, jadilah Rara hanya menuntaskan ngidamnya dengan menonton lewat hp. Rara terkikik senang saat melihat beberapa cewek dan cowok yang bermain skateboard sambil bergaya melayang, melompat-lompat ke udara.
Ginda bernafas lega, akhirnya Rara bisa mengendalikan ngidamnya itu dengan cara yang lain, yaitu menonton di hp. Ginda sungguh tidak tenang dan was-was kalau saja Rara tetap kukuh hendak bermain skateboard dimalam hari, dengan gaya melompat-lompat, oh astaga, mungkin baru satu lompatan calon bayinya sudah mbrojol mendahului tanggal kelahirannya.
Ada-ada saja, istrinya ini. Namanya juga Rara. Tapi Ginda mencintai Rara, Rara juga mencintai Ginda. Dan Ginda sadar, membenarkan apa yang pernah temannya katakan, bahwa cinta bisa mengalahkan usia, bukan hanya usia saja tetapi semua yang terlibat dengan cinta, contohnya mantan. Cinta bisa mengalahkan status mantan menjadi suami. Baper.
END
Yap, mungkin nggak sama dengan harapan kalian untuk akhir endingnya ini. Tapi ya beginilah Author apa adanya, sesuai target awal.
Dadahhhh, sampai ketemu Author dicerita lainnya ya😊😊😊.
#Gira
#masihdirumah
#ending
#jangankapok
#mertu
#mentu
#cabiy
#588
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRA (Lengkap)
Humor"Mah, sekarang ini jamannya Siti Nurbaya.." "Hah? Ngawur ngomong, udah tahun berapa Rara, 2020 kamu bilang jaman si Siti," "Mah, come on la, jodohin aku sama Ginda!" "No Rara, Ginda itu terlalu tua buat kamu, kamu aja masih sekolah belum punya ktp b...