12- Berkumpul🍂

539 99 4
                                    

"Young and free"

🍀🍀🍀

"Ai kamjagiya! Eoh sunbaenim!", Hina berseru kaget karena saat ia membuka ruang latihan terdapat Yeri disana.

"Yerim-ah.. Yayaya appo" , Koeun mendekati Yeri dan mendapat pukulan-pukulan ringan dari Yeri.

"kenapa kau susah sekali dihubungi pabboya! " Yeri tidak berhenti memukuli Koeun jika tidak segera dihentikan oleh Hina.

"Kening dan bibirmu kenapa Hina-chan?? , Yeri justru berpaling ke wajah Hina sekarang. Menekan pelan lukanya yang membuat Hina meringis kesakitan.

"Tak apa eonni, tapi tolong berhenti menekan lukaku, itu sakit eonni" , ujar Hina.

"Dia begitu karena tidak hati-hati mim-ah" , Koeun menarik Yerim menjauh dari Hina jika tak ingin Ningning dan Lami yang melihat akan mengamuk. Mereka sekarang begitu possesive pada Hina.

"Hina-chan kau berdandan manis sekali hari ini?"

"Memang kau bertemu denganku setiap hari sunbae?" , Hina sedikit mencibir. "Tapi terimakasih kuanggap itu adalah pujian."

Sebenarnya tujuan Hina berdadan hari ini adalah untuk menutupi luka lukanya. Hairstyle dengan poninya yang agak panjang menutupi keningnya dan sedikit mengikat rambutnya kebalakang. Sedikit memakaikan consiler diujung bibirnya untuk menutupi memar.

Hina yang tidak berhasil atau Yeri yang terlalu teliti, entahlah.

Terdengar keributan yang terdengar dari luar. Masih cukup jauh, membuat Lami dan Ningning reflek berlari kearah pintu dan menguncinya. Tepat sedetik setelahnya pintu dibuka sedikit memaksa oleh beberapa orang di luar sana.

"Lihatlah, para pengacau datang. Untunglah kalian tepat waktu." ucap Yeri karena ia mendengar suara Haechan yang berteriak menyuruh mereka yang ada didalam untuk membuka pintu.

"Oppa.. Jika kau terus memaksa bagaimana jika pintunya rusak? Kau ingin menggantinya eoh?". Lami berteriak dari arah dalam.

"Maka dari itu bukalah.. Kenapa kalian jahat sekali??" , gerutu Haechan dengan suara yang dikeraskan.

"Apa yang kau bilang Donghyuk-ah?" , kini giliran Yeri yang berteriak.

Sedang para lelaki diluar ruangan tengah terdiam kaku mendengar suara yang tidak asing berteriak ke arah mereka. Suaranya terdengar dari dalam sana.

"Mmoya, untuk apa Yemim noona ada disini?" , Chenle berujar kaget tapi juga penasaran.

"Bukakan pintunya mim-ah. Lami-ah kami membawa es krim, kau tak mau?"

Ceklek

Pintu langsung terbuka dan sudah ada Lami yang menyambut mereka dengan uluran tangan. Mark memberikan es krim yang ia bawa kepada Lami dan masuk untuk melihat ada apa sebenarnya sehingga mereka tidak diperbolehkan masuk.

Nyatanya yang dilihat Mark hanyalah Hina, Koeun, Yeri dan Ningning yang memandang Lami dengan wajah terperangah, tak habis pikir.

Are We? Forever(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang