31- Nasehat terbaik🍂

552 82 23
                                    

🍂🍂🍂


"Bagaimana keadaanmu eonni?" Herin membuka obrolan setelah Koeun duduk manis di hadapannya.

"Baik seperti yang kau lihat. Apa kau yang memesan ini? Untukku?" tanya Koeun saat melihat smoothies sudah ada di atas mejanya.

Herin balas mengangguk, "Semoga seleramu masih sama."

Koeun terkekeh geli, "Memang sudah berapa tahun kita berpisah?"

"Waktu bisa dengan cepat mengubah seseorang eonni." ucapan Herin membuat raut muka Koeun sedikit berubah.

"Kau benar." Koeun tersenyum tipis.

"Ah mengenai keadaanmu eonni, kurasa tak sepenuhnya baik. Aku pernah merasakannya, jadi kau tidak bisa berbohong padaku."

"Ya ya kau benar. Dan lagi Herin, jika kau sudah tau kenapa masih bertanya?"

Herin meringis kecil karena ucapan Koeun, "Hanya basa-basi mungkin? Aku bingung harus memulai dari mana. Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku."

Koeun justru tertawa, "Kenapa kau serius sekali? Sudahlah aku tidak apa."

"Aku mendengar dari Donghyuk kau bertengkar dengan Jeno, bolehkah kutebak apa masalahnya?"

Herin hanya mengangguk. Sejujurnya, Herin sedang sedikit malas membahas Jeno.

"Masalah Siyeon?"

Herin kembali mengangguk, "Aku tak apa jika Jeno dan Siyeon berteman ataupun apapun itu. Aku sudah pasrah dengan semua keputusan Jeno oppa. Aku lelah."

"Kau hanya sedang marah Herin, ingin mendengar sesuatu dariku?"

Herin hanya diam, namun matanya fokus menatap Koeun. Membuat Koeun tersenyum simpul.

"Kita hidup dengan batasan masing-masing Herin. Dengan pandangan masing-masing pula. Kau memandang dirimu tak pantas jika dibandingkan dengan Siyeon. Nanti, bisa jadi Siyeon juga merasa tidak pantas dibanding-bandingkan denganmu. Orang-orang menilai dirimu berbeda denganmu yang menilai dirimu sendiri. Jika kau terus-terusan menerima kebencian, jadikan dirimu yang terus-terusan memberikan kasih sayang. Mungkin, di luaran sana banyak yang menilai bahwa Jeno cocok dengan Siyeon. Tapi bagaimana dengan Jeno dan Siyeon sendiri? Apa mereka juga merasakan hal yang sama?"

"Herin-ah... Selama ini, siapa yang diajak oleh Jeno berbagi? Berbagi duka dan keluh kesah? Dirimu atau Siyeon? Aku tau dari Donghyuk jika dia dan Jeno memang berteman dengan Siyeon, tapi Jeno sangat mengerti batasan. Jeno hampir tak pernah sama sekali terlibat obrolan berdua bersama Park Siyeon."

"Jika kau merasa takut banyak yang tak merestuimu, datang dan mintalah keyakinan pada Jeno. Jeno akan memberikan apapun untukmu, aku yakin itu. Aku tau Jeno begitu mencintai penggemarnya, tapi tidak semua yang diminta oleh penggemar bisa dan harus ia turuti. Jika penggemarnya tau Jeno hidup dengan rasa tertekan dan penyesalan, apa yang akan terjadi? Akan semakin banyak pihak yang sedih dan terluka."

"Jeno mencintai penggemarnya. Jeno juga mencintaimu. Percayalah padanya, ia bisa mengatur hati dan waktunya dengan adil untuk orang-orang penting dalam hidupnya. Tugasmu adalah mendukung dan tetap berada di belakangnya sebagai penyokong."

"Bagiku, kisah kalian tidak kalah menakjubkan dengan Hina dan Jaemin. Jika mereka punya cara sendiri untuk saling menjaga, kalian juga punya cara sendiri untuk saling percaya."

"Eonni... " Lirih Herin yang kini air matanya sudah luruh membasahi kedua pipinya.

"Kalian sudah besar Herin, Jeno sudah tumbuh menjadi lelaki tangguh dan dewasa. Aku percaya ia akan bisa menjagamu sekarang maupun dimasa yang akan datang."

Are We? Forever(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang