18- hina🍂

572 85 15
                                    

"Aku.. Akan.. Ayah. Tolong beri waktu untukku sebentar lagi.."



🍂🍂🍂

Tok tok


Koeun yang sedang membersihkan ruang tamu dengan fokus terperanjat kaget karena mendengar suara ketukan pintu.

Bukankah ada bel?

Koeun bergegas membukanya dan setelahnya hanya berdiri mematung. Koeun tak mempercayai seseorang yang ada di hadapannya.

"Annyeong Koeun-nie.. Bagaimana kabarmu?"

Suara tegas dari sang pemilik menyadarkan Koeun yang lantas segera membungkuk memberi hormat.

"Annyeong Haseyo Appa.. Aku baik-baik saja, silahkan masuk", Koeun tersenyum hangat dan mempersilahkan sang tamu duduk di ruang tamu. Keoun berbegas pergi setelah berpamitan terlebih dahulu.

Koeun segera memanggil Hina. Putri tunggal dari pemilik suara bass yang begitu tegas, seseorang yang juga ia sebut sebagai Appa.

"Hina-chan"


Koeun memanggil Hina yang hanya diam menatap langit-langit kamar.


"Hina, ada yang mencarimu", Hina menoleh dan mengernyitkan keningnya dalam. Siapa? Tidak mungkin Jaemin kan?.


"Siapa eonni? Kurasa bukan jaemin karena dia baru akan kembali ke Korea beberapa hari lagi"


"Bukan, sebaiknya kau lihat saja lebih dulu. Tidak sopan untuk membuatnya menunggu terlalu lama."


Hina beranjak dengan langkahnya yang sedikit malas. Ia tengah bertanya-tanya, siapa yang mengunjunginya di jam tidur seperti ini?


"Hina.."


Tubuh Hina membeku di ambang pintu pembatas ruang tamu.

Suara ini..

Hina mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang datang. Tebakannya benar, tapi tetap saja bola matanya membesar dikarenakan keterkejutannya.


"Appa.."


Sang ayah membuka tangannya lebar-lebar, mempersilahkan putrinya untuk membaur kepelukannya, mengobati segala rindu yang selama ini ditahan.

Hina menubruk tubuh kekar milik sang ayah dan menangis di sana. Menangis di tempat favorite nya sedari kecil, dada bidang sang ayah, tempat pertama baginya untuk melimpahkan tangis suka maupun dukanya.

Begitu rindunya Hina dengan pelukan hangat ini. Ayahnya yang jauh di negeri seberang, membuatnya tak bisa selalu merasakan pelukan ini. Benar jika ayahnya sudah lama tinggal bersama sang ibu di korea setelah resmi meninggalkan Jepang. Tapi pekerjaan yang seringnya harus bolak-balik antar negara membuatnya tak memiliki banyak waktu untuk melihat putrinya tumbuh menjadi wanita yang begitu tangguh dan dewasa seperti sekarang.

Are We? Forever(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang