20- Langkah🍂

527 99 43
                                    

"segera perbaiki apa yang sudah kau rusak, waktu tidak akan selalu memihak padamu. Maka lakukanlah yang terbaik"

🍂🍂🍂

Herin melangkahkan kakinya menyusuri taman, dengan airphone berada ditelinga dan kacamata bulat bening yang bertengger manis di hidung mancungnya.

Matanya masih merah karena menangis, ia mengingat Jeno yang tiba-tiba ikut marah padanya.

Hubungan jarak jauh seperti ini membuat kepalanya pening, Herin tidak bisa langsung berlari ke hadapan Jeno dan menjelaskan semuanya. Marahnya Jeno adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi, dan kini Jeno justru tengah marah padanya.

Herin mendudukkan dirinya pada bangku taman yang kosong. Memikirkan hubungannya dengan Jeno yang seolah tidak ada titik terang. Mereka sama-sama jauh, tidak bisa selalu di sisi masing-masing.

Herin juga sudah mencoba menghubungi Jeno, tapi yang ia terima sebuah penolakan. Jeno tidak ingin bicara padanya.

Drrt drrt

Hyuck-ie oppa is calling...

Herin menatap ponselnya yang menunjukkan nama seseorang di layarnya. Herin menjadi ragu untuk mengangkat, ia takut kejadiannya akan sama seperti saat Jeno menelfonnya.

Ponselnya kembali diam, tapi tak lama kembali lagi menampakkan nama yang sama. Mau tak mau Herin mengangkat dengan sedikit ketakutan di dalam hatinya.

"Yeoboseyo Herin-ah?"

"Ne oppa?"

"kau dimana? Baik-baik saja?"

"Untuk apa Oppa bertanya?"

"Oh, apa sekarang aku juga tak berhak bertanya?"

"Ani Oppa! Tidak begitu.. Tolong jangan salah paham.", katakan Herin cengeng, tapi kini matanya sudah berkaca-kaca. Kenapa semua orang begitu sensitive sekarang?

"Jangan menangis, aku tak marah."

Bagaimana haechan tau bahwa Herin akan menangis?

"Bagaimana aku tidak menangis? Jeno oppa bahkan marah padaku sekarang. Dan kau juga begitu, bagaimana aku tak takut? aku menyangka kau akan melakukan hal yang sama seperti Jeno oppa."

"Awalnya begitu, tapi aku berpikir jika aku juga sama, tidak ada yang akan menghentikan ini semua."

"Herin-ah.. Aku tau, kami memang sudah bertindak kekanak-kanakan. Tapi sekarang kami juga tidak sepenuhnya salah, dan apa yang kalian lakukan itu tidak sepenuhnya dapat dibenarkan."

"Kami khawatir, apa itu salah? Kami peduli, apa itu juga disalahkan? Kami ingin kalian selalu terbuka pada kami, apa itu juga hal yang tak wajar?"

Herin menggeleng meski sudah jelas Haechan tidak dapat melihatnya.

"Jaemin marah besar, Jeno pun terlihat sangat kecewa. Jeno takut, jika hal seperti ini sudah terjadi, akan banyak hal yang akan kau sembunyikan darinya. Ia takut kau nantinya akan menganggapnya orang asing."

"Tidak akan oppa! harusnya Jeno Oppa juga tau. Aku tidak akan begitu. Aku tidak akan lagi menyembunyikan sesuatu darinya. Oppa.. Kami melakukan ini karena tau jika kalian marah, kalian bisa saja melakukan hal yang tidak wajar. Terlebih Jaemin Oppa, dia lembut.. Tapi saat marah, tidak akan ada yang berani mendekati atau bahkan berbicara padanya. Kita semua tau itu, tapi memang bukan berarti Jaemin Oppa tidak bisa diberitahu, hanya saja.. Itu akan susah oppa."

Are We? Forever(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang