Hai aku kembali, part ini panjang ehe. Aku saranin untuk dengerin semua lagu sedih yang kalian punya. Tema part kali ini adalah...
Ah, tunggu dulu. Aku mau saranin setel lagu Akmu-Will last forever. Semoga kalian dapet feelnya untuk part kali ini
Selamat membaca❤
🌹🌹🌹
Udara sore kota Seoul hari ini terasa sangat berbeda. Dengan angin semilir yang berhembus dan menghempas daun-daun kering untuk jatuh. Dengan langit gelap seolah ingin menurunkan hujan tapi enggan. Dengan burung-burung berkicau seolah tengah saling berteriak menyapa satu sama lain atau sekedar memberi kabar apa yang terjadi di atas bumi, di langit dimana mereka bebas untuk terbang berkelana.
Salah satu gedung tiga lantai di tepi kota tampak ramai, mobil-mobil mulai dari yang biasa hingga yang mewah mengantre untuk masuk ke dalam basement yang minim penerangan. Ada beberapa yang memilih memarkirkan mobilnya di tengah halaman yang luas. Kerumunan orang dengan pakaian yang seragam terlihat memberi hormat satu sama lain, lalu mengelus lengan masing-masing untuk memberi ketenangan dan kehangatan.
Dalam satu ruangan gedung yang luas, tampak beberapa gadis yang berdiri sejajar menatap satu titik yang sama. Sebuah bingkai foto yang tertata apik di tengah-tengah rangkaian bunga yang indah.
"Aku pulang... " Lirih salah satu gadis dengan tercekat karena menahan isakannya.
"I'm here right now. Bisakah kau tersenyum memyambutku dan memelukku lagi? Aku tak nyaman melihatmu hanya diam di sana. Aku tak suka." Gadis yang lainnya bergantian berkata lirih.
"Aku tau ini musim gugur, tapi apa kau juga harus melakukan ini? Kubilang jangan jatuh sendirian, tapi kau justru memilih pergi."
"Kau belum kuberi tanda tanganku kan? Bangun! Aku juga akan memberimu sebuah kalung. Kau suka kan? Jadi lepas rangkaian bunga yang ada padamu itu."
Ada enam gadis yang terlihat mati-matian untuk tetap berdiri tegar. Berbeda dengan tiga gadis yang sebelumnya menyeru, tiga di antara mereka hanya diam meratapi dengan pandang sendu dan terluka.
"Eonni... Kau berhasil membuat kami semua kembali berkumpul. Tapi, kenapa kau justru tidak ada?" Herin menggigit bibirnya setelah meluapkan satu persatu ungkapan yang membuat sesak dadanya.
"Kau tau kan aku sangat sibuk di China. Aku datang untukmu, jadi ayo buatkan aku makan siang. Karenamu aku jadi melewatkan semua jam makanku dua hari ini." Yiyang mengomel dengan mata merah yang siap kapan saja menyeruakkan air mata yang ia tahan.
"Hei Nona, bagaimana bisa? Kau bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun padaku. Kau meninggalkanku dengan setumpuk rindu yang tak bisa lagi terobati. Aku harus apa?" Tubuh Lelah Jungyeon meluruh, menambah setiap sakit yang dirasakan olehnya.
Satu gadis cantik jelita pergi, salah satu malaikat bumi hilang dengan seulas senyum terakhir di wajah cantiknya. Gadis itu akan selalu cantik, akan tetap terkenang dengan caranya sendiri.
Satu persatu gadis itu meluruh, jatuh dengan lutut yang beradu dengan lantai yang dingin. Dengan pandangan paling menyakitkan bagi siapapun yang melihat. Bagaimana cara mereka meraung, melirih dan memekik untuk meminta gadis yang sudah pergi jauh itu untuk kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We? Forever(End)
Novela JuvenilDulu, aku pikir kita semua akan bersama selamanya. Setelah kita melewati masa kecil, kita berantakan dalam kehidupan yang sempit dan gila ini. Mimpi yang penuh warna warni, semuanya meluap dalam genggaman kedua tanganmu. Tetaplah genggam impian itu...