47

433 71 30
                                    

Happy reading!

🍂🍂🍂

"Yina... " Panggil lelaki muda pada gadis kecil berusia 4 tahun yang sedang asik bermain dengan boneka-bonekanya.

"Yina... " Panggilnya sekali lagi. Tapi tetap tidak ada sahutan yang masuk di telinganya.

"Hei, Yinaku kenapa?" Batin lelaki itu.

"Yina? Kau dengar Ayah?" Lelaki itu mendekat saat gadis kecilnya tak kunjung menjawab panggilannya.

"Yina?—eh? Ada apa dengan bibirmu?" Tanya lelaki itu dengan kekehan kecil saat melihat anaknya tengah mengerucutkan bibirnya lucu.

"Aku botcan, Yah... " Akhirnya sang gadis kecil menjawab dengan logat khas anak kecilnya.

"Bosan? Ingin keluar jalan-jalan bersama Ayah?" Tawar lelaki yang di panggil Ayah itu dengan menaik turunkan alisnya menggoda sang anak.

"Tidak." Sahut sang gadis kecil acuh.

Sang Ayah menarik hidung kecil anal gadisnya pelan. Membuatnya dihadiahi pukulan kecil di lengannya oleh sang korban.

"Ayah... " Rengek gadis kecil itu manja.

"Eh? Lalu?? Yina ingin apa agar tidak bosan?"

Perkataan sang Ayah bagai angin segar yang menghempas wajah gadis kecil yang di panggil Yina itu. Raut muka berseri muncul, Yina tersenyum menampilkan gigi-gigi kecilnya yang lucu.

"Ayah... " Panggil sang gadis kecil dengan tatapan berbinar.

"Apa, sayang???" Balas Sang Ayah mengelus surai Yina gemas.

"Ayo kita pulang." Ujar Yina dengan semangat.

Sang Ayah tergelak, "Kita sudah di rumah, Nak. Kau ingin pulang kemana?"

"Ke rumah Grandpa, Ayah!" Seru Yina lagi dengan semangat.

Pandangan Sang Ayah menjadi meredup. Senyuman yang tadinya tak kalah manis dengan anaknya berubah menjadi senyuman sendu. Kalimat yang dilontarkan oleh Yina berputar-putar di kepalanya. "Korea, ya?" Gumam Sang Ayah lirih.

"Aku kangen Granpa, Ayah... " Ujar Yina yang matanya menjadi berair seperti menahan tangis.

Sang Ayah langsung memindahkan Yina ke dalam pelukannya. "Ayah akan melakukannya untukmu. Korea ya, nak? Baiklah... Sudah lama sekali rasanya Ayah tidak mengunjungi Ibumu. Apa ini saatnya?"

Setelah berpikir dengan singkat. Sang Ayah menyetujui permintaan anaknya dengan berdalih semua yang dilakukan olehnya adalah untuk Yina. Lelaki itu tengah mengabaikan hatinya yang bergejolak, menolak perih yang kembali menjalar yang sudah tak lama tak ia rasakan setelah hadirnya Yina. Ya... Semua demi anaknya, Na Yina.

🍂🍂🍂

"Ning, Kau benar-benar akan mengambil project itu? Yang benar saja!" Seru Renjun yang masih tidak terima saat mendengar kabar bahwa gadisnya akan mengadakan project special dengan salah satu aktor yang masih terbilang muda.

"Oppa, aku hanya menuruti apa kata agensi."

"Kau bisa memilihnya, Ning. Kau bisa mempertimbangkan kembali!" Renjun masih kukuh pada pendiriannya.

Haechan yang risih mendengar ocehan-ocehan Renjun melemparkan stick game yang ia pegang ke arah punggung lelaki yang masih mengomel itu.

"Memang kenapa, hah? Lakukan semua sesukamu, Ning. Jangan mau dikekang oleh pria kaku sepertinya." Ujar Haechan dengan menunjuk-nunjuk Renjun dengan heboh.

Are We? Forever(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang