14- Haechan gundah🍂

588 93 13
                                    

"hati dan segala tingkah lucunya"


🍀🍀🍀

Disini mereka bersebelas sekarang. Di salah satu restoran daging yang tidak jauh dari agensi. Setelah kehebohaan yang disebabkan oleh lelaki-lelaki kelebihan energi yang dengan tidak tau malunya berteriak riuh di cafetaria. Saat ditanya kenapa mereka hanya tersenyum lantas melanjutkan kehebohan mereka. Jika saja tidak ditegur salah satu senior mungkin mereka tidak akan berhenti. Mereka terlalu bahagia tentunya, sahabat-sahabat mereka akan mewujudkan mimpi mereka. Menjadi saksi kerja keras para gadis tentu saja membuat mereka ikut terharu dan bersemangat.

Dan setelah adegan-adegan manis yang dilakukan oleh pasangan Jaemin Hina yang akhirnya harus terpaksa berhenti karena Hina dan member yang lain harus mengurus beberapa urusan.

Mark meneror Koeun agar mentraktir mereka, dan Koeun yang sedang sangat bermurah hati pun menyetujuinya dengan syarat mereka harus menunggu semua urusan selesai. Itulah alasan mereka semua ada disini sekarang. Menyewa satu privat room -dengan uang Mark-, sedang Koeun nanti yang akan membayar makanannya.

"Makan yang banyak Hina-chan", Jaemin memberikan buku menu kepada Hina dengan tersenyum lembut. Membuat Hina salah tingkah.

Mereka yang melihat memutar bola mata mereka malas. Mulai lagi.

"Ning Yizhuo"

Ningning menolehkan kepalanya pada Renjun yang memanggilnya.

"Saat debut nanti jangan bertambah cantik eoh, kau mengerti?"

Mereka melongo kaget, sedangkan Ningning tak mengerti. Gadis itu mengernyitkan dahinya dalam, tengah berpikir keras. Ternyata ucapan yang keluar dari mulut seorang Huang Renjun bukan hanya sulit untuk diprediksi tetapi juga sulit untuk dimengerti-- bagi Ningning--.

"Tak usah dipikirkan Ning, cepat pesan sesuatu". Chenle mangusap rambut Ningning pelan dan Ningning hanya mengangguk. Renjun menatap Chenle kesal. Sedangkan Lami tiba-tiba mencondongkan kepalanya kearah Chenle yang tepat disebelahnya. "Kenapa?"

"Aku juga ingin dielus hehe"

"Aish dasar manja". Jisung mendapat hadiah dari Lami, sebuah tamparan pelan di bibirnya. "Jangan suka mengumpat, tak baik"

Kakak-kakak mereka terkekeh pelan melihat interaksi magnae-magnae mereka yang menggemaskan.

"Tapi sepertinya kita akan semakin susah nantinya untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama seperti sekarang". Jeno menyerukan apa yang ada dipikirannya. Ia begitu menyadari, saat Nct dream debut dan memulai karir saja mereka jarang bertemu, ini apalagi dua-duanya. Sepertinya akan sangat sulit bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama. Terbiasa bersama sedari kecil membuat perasaan kosong saat harus lama terpisah.

Semua mengangguk memikirkan apa yang diucapkan Jeno adalah benar.

"Haechan, kenapa kau hanya diam?"

Haechan menggeleng pelan, "Tidak apa, hanya saja, aku tengah teringat Herin. Andai saja ia bertahan sedikit lagi."

Mereka semua menghela nafas berat, semua kata andai memang begitu indah, tapi kenyataan yang didapat adalah tidak semua kata andai yang dapat terwujud meski sudah banyak melewati ujian yang rumit.

Are We? Forever(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang