Bab 6 (Petaka Mobil Mewah)

311 41 19
                                    

Hari ini Devi bangun lebih pagi daripada biasanya. Banyak hal yang harus dia periksa mengenai acara penyambutan CEO baru.

"Dev tumben bantuin Ibu masak? Bangunnya juga lebih pagi dari biasanya?" tanya Ibu heran.

"Hari ini aku harus buru-buru pergi ke kantor Bu. Berarti sarapan juga harus cepat siap, ya sudah aku bantuin supaya cepat selesai," jelas Devi meskipun hanya membantu mengupas bawang.

"Memangnya kenapa harus buru-buru segala?"

"Ada acara penyambutan bos baru. Nah aku yang bertugas menyiapkan acara penyambutannya. Ini tentang harga mati Bu. Acara yang aku buat harus mengesankan."

"Seperti perang saja pakai harga mati segala."

"Ya bisa dibilang perang juga sih, perang harga diri Bu. Siapa tahu kan bos baru Devi nanti bisa terkesan dengan acara penyambutan yang Devi buat, terus nanti aku bisa dapat promosi naik jabatan."

"Ibu doakan semoga acaranya lancar ya, supaya kerja keras kamu tidak sia-sia. Semoga juga bos kamu jadi suka sama kamu, siapa tahu kan jodoh," ucap Ibu sambil tertawa kecil.

"Terima kasih banyak Bu atas doanya. Tapi bos baru kami nanti sudah tua Bu, Ibu jangan doa sembarangan tentang jodoh nanti kalau di ijabah bagaimana?"

"Maaf ya, soalnya Ibu kan tidak tahu. Tapi mungkin bisa juga berjodoh dengan anaknya."

***

Untuk ke sekian kalinya, Devi harus berangkat lebih awal dengan menumpangi ojek Mang Joni. Pangkalan ojek terletak di seberang gerbang komplek sehingga Devi harus berjalan kaki terlebih dahulu untuk sampai kesana. Sekarang masih pukul setengah tujuh pagi, masih ada waktu dua setengah jam lagi dari waktu acara dimulai, sebetulnya dia hanya tinggal menata berbagai macam makanan saja.

Devi berjalan menyusuri komplek. Langkahnya terhenti ketika sampai di depan rumah Zakky. Ingatannya masih jernih atas peristiwa pria menyebalkan itu menyiram dirinya dan tidak mau meminta maaf, hal itu masih membuat dia kesal sampai sekarang. Rumah Zakky terlihat sepi, biasanya ada satpam yang berjaga tapi kali ini tidak ada.

Devi penasaran dengan keadaan rumah yang dulu menjadi impiannya itu, tanpa sadar dia malah masuk ke dalam karena gerbangnya di biarkan terbuka. Rasa penasarannya mengalahkan rasa gengsi, rumah besar itu terlihat indah dan mewah.

Di depan rumah Zakky terparkir sebuah mobil mewah berwarna hitam, sepertinya sang empunya akan menggunakan mobil ini sebentar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan rumah Zakky terparkir sebuah mobil mewah berwarna hitam, sepertinya sang empunya akan menggunakan mobil ini sebentar lagi. Tiba-tiba pikiran jahil Devi mulai kambuh. Dia berjalan kearah mobil tersebut kemudian berjongkok. Dia mengempeskan ban depan mobil berwarna hitam itu. Setelah berhasil, dia cepat berlari pergi sebelum kelakuan jahilnya diketahui.

Devi tertawa puas, kejahilannya berjalan dengan lancar, semesta pun rasanya ikut mendukung sebab entah secara kebetulan tidak ada siapapun disana. Hari baru, semangat baru, kejahilan baru, dan nanti akan ada bos baru. Devi menjadi tidak sabar untuk memulai pekerjaan hari ini. Dengan langkah yang semangat Devi keluar dari halaman rumah Zakky tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Dream Zone: Sleeping Pills (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang