Bab 5 (Something New)

397 50 2
                                    

Sinar mentari mulai menembus jendela kamar, terdengar kicauan burung dari kejauhan. Devi sudah siap dengan pakaian kerja, wajahnya menunjukkan semangat untuk menjalani hari ini. Ada dua hal yang membuat dia sangat bahagia. Pertama karena kemarin Devi telah berhasil membuat Zakky tersudut di hadapan umum. Dan yang kedua adalah hari ini merupakan hari dimana dia kembali bekerja.

Devi adalah sosok wanita yang pekerja keras dan bertanggung jawab dalam bekerja. Hal ini bukan karena uang ataupun mengejar jabatan namun karena Devi mencintai pekerjaannya dan berharap semoga dia bisa membantu banyak orang melalui tugas yang dia kerjakan.

Pagi ini Devi sarapan dengan menu kesukaannya yaitu bubur kacang hijau buatan sang Ibu tercinta. Entah mengapa semua masakan yang dibuat oleh Ibunya akan terasa lezat di lidah, hal ini bukan hanya pendapat dari Ayah maupun Devi saja melainkan semua orang yang pernah menyicipi masakan Bu Effendy pasti akan setuju dengan hal ini. Jika saja Ibu memiliki restoran maka pasti akan laris dan disukai banyak orang. Tapi Bu Effendy lebih senang bekerja sebagai Ibu rumah tangga saja, mengurus suami dan anak semata wayangnya. Lagipula membangun sebuah restoran pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Sekarang pukul setengah delapan, Devi pamit untuk berangkat lebih dulu. Padahal jam masuk kantor masih satu jam setengah lagi. Tapi Devi sudah terlanjur rindu dengan suasana di kantornya. Rindu dengan meja, komputer, berkas, dan segala hal yang menyangkut kantor lainnya.

Jarak antara kantor dan rumahnya tidak terlalu jauh namun tidak bisa di bilang dekat juga. Biasanya Devi berangkat bersama Ayahnya yang juga berangkat ke tempat kerjanya. Pak Effendy bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan garmen. Kali ini Devi berangkat bersama ojek langganannya, sekaligus membayar hutangnya pada Mang Joni untuk mempromosikan ojeknya pada teman-teman Devi di kantor.

Ketika tiba di kantor, sudah ada beberapa karyawan yang telah tiba. Terlihat tulisan WijayaTech di puncak gedung. WijayaTech adalah anak perusahaan dari Wijaya Group, perusahaan ini memproduksi dan mengembangkan aplikasi belanja online bernama WeShop. WijayaTech dipimpin oleh Pak Heru selaku CEO dan co-founder. Gedung yang berdiri sejak tahun 2010 ini memiliki tiga puluh lantai, tiap lantainya diisi oleh staff dengan berbagai tugas yang berbeda.

Devi bekerja di lantai tiga, saat tiba di lantai tersebut Devi berlari menghampiri mejanya yang sudah seminggu lebih dia tinggalkan. Inilah tujuannya dia datang lebih pagi yaitu agar dapat menikmati suasana kantor yang masih sepi, bisa berjalan kesana-kemari melihat pemandangan kantor, dan yang terpenting adalah bisa menggunakan wifi kantor dengan lancar.

Satu persatu karyawan mulai berdatangan, termasuk Ami sahabat Devi, mereka sudah bersahabat sejak SMA. Mereka memang berbeda jurusan saat kuliah dan tentunya mempunyai kesibukkan masing-masing, meskipun begitu keduanya selalu menyempatkan waktu untuk bertemu ataupun saling menghubungi satu sama lain melalui pesan.

Hingga kemudian saat semester tujuh, keduanya memutuskan untuk mencoba magang di kantor yang sama yaitu WijayaTech. Atas kedisiplinan dan performa yang memuaskan, mereka malah di lamar oleh perusahaan WijayaTech untuk bekerja disini ketika mereka sudah lulus kuliah. Dan kini sudah hampir dua tahun Devi dan Ami mengabdikan diri di WijayaTech.

Devi menjabat sebagai salah satu staff komunikasi, dia bertugas menjadi penghubung antara antara pengguna aplikasi dengan pihak perusahaan dan menjadi admin di sosial media WeShop. Dia juga mencatat berbagai penilaian pelanggan mulai dari yang bagus sampai yang buruk kemudian melaporkannya pada staff yang bersangkutan agar semua pujian terhadap aplikasi dapat dipertahankan serta kritik terhadap aplikasi dapat diperbaiki. Sementara itu Ami bertugas sebagai staff administrasi.

Sambil menunggu jam kerja dimulai Devi duduk di meja kerjanya kemudian membersihkan meja yang sedikit berdebu dan merapikan beberapa peralatan kantor di mejanya.

Dream Zone: Sleeping Pills (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang