Bab 45 (Konklusi)

385 26 13
                                    

Suasana salah satu restoran mewah di pusat kota terlihat tenang, para pengunjung menikmati hidangan dengan cara yang elegan. Terdengar obrolan pengunjung di mejanya masing-masing. Devi dan Zakky sudah berada di salah satu ruang privat di restoran tersebut, mereka menunggu seseorang yang akan menjelaskan semuanya tentang permasalahan yang melanda rumah tangga mereka.

Sebetulnya Devi tidak nyaman berada di restoran mewah seperti ini, meskipun suaminya yang membayar namun harga makanannya terlalu mahal dan tidak sesuai dengan seleranya.

Setelah sepuluh menit menunggu, seseorang yang telah dinantikan akhirnya muncul. Dia menggunakan gaun merah selutut, begitu elegan dan cantik. Berbeda dengan Devi yang memang pandai memilih pakaian bosnya namun tidak pandai dalam memilih pakaian untuk dirinya sendiri.

'Pantas saja Pak Zakky suka padanya,' batin Devi.

Angela duduk di sebelah Zakky sekaligus berhadapan dengan Devi. Hati Devi mulai merasakan sakit ketika Angela tersenyum ke arah Zakky, apalagi jika diperhatikan bila di sandingkan keduanya begitu serasi.

Seorang pelayan memasuki ruangan sambil membawa tiga buku menu kemudian menyodorkannya satu persatu pada ketiga tamu.

Zakky mulai menyebutkan menu yang dia pesan, Devi pun memesan menu yang sama karena tidak tahu menu apa saja yang enak disini. Angela pun telah memesan menu pilihannya. Pelayan mengulang kembali menu yang di pesan untuk memastikan pesanan sudah benar.

Suasana ruangan privat itu sepi, tidak ada yang memulai bicara, ketiganya seperti sibuk dengan pikiran masing-masing. Angela pun masih bingung mengapa dia tiba-tiba di undang untuk makan bertiga hari ini sehingga harus membatalkan jadwal rapatnya demi teman dekatnya itu.

"Selamat datang di restoran kami," ucap seorang pria seusia Zakky yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan.

"Jack?" tanya Zakky.

"Zakky?" ucap pria tadi yang ternyata pemilik restoran mewah ini.

Zakky dan pria yang bernama Jack ini bersalaman sambil berbincang, nampaknya mereka sudah mengenal satu sama lain.

"Jack apa kabar? Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu."

"Aku baik-baik saja Ky. Iya, terakhir kita bertemu adalah saat aku wisuda."

Ternyata Jack adalah senior Zakky saat kuliah, mereka saling mengenal sejak tergabung dalam komunitas bisnis yang sama ketika di kampus.

"Akan kami pastikan pelayanan disini memuaskan bagi Tuan Zakky Wijaya dan Nyonya Angela Wijaya." Jack memandang Zakky dan Angela bergantian. "Serta Nona Devi," lanjut Jack dengan senyum tiga jari.

"Nona?" tanya Devi tidak terima.

"Iya, Nona Devi masih muda sedangkan Nyonya Angela bukankah seorang istri dari Tuan Zakky? Wajar jika saya memanggil kalian tuan, nyonya, dan nona," jelas Jack dengan senyum yang belum memudar.

Ucapan Jack sebetulnya membuat Devi senang sekaligus kesal. Senang karena di puji masih muda tapi dia kesal karena Jack mengira bahwa Angela-lah yang menjadi istri Zakky.

"Devi itu istri saya Jack," jelas Zakky.

"Apa? Oh maafkan saya Nona Devi maksud saya Nyonya Devi Wijaya."

"Anda tadi mengatakan bahwa akan memastikan pelayanan disini memuaskan, namun kesan yang saya dapatkan adalah sebaliknya." Devi melipat tangannya di dada.

"Saya mohon kepada Nyonya Devi Wijaya untuk tidak memberikan ulasan yang buruk terhadap restoran kami." Jack merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada dan memohon.

"Tuan Jack, saya hanya bercanda kenapa Anda terlalu serius, apakah semua orang kaya selalu bertingkah serius?"

Angela tersenyum tipis terhadap wanita di depannya.

Dream Zone: Sleeping Pills (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang