Tujuan Hidup

285 17 4
                                    

*****

5:00 am | Jakarta.

Seharusnya masih terlalu cepat untuknya bangun, padahal dia baru saja memejamkan matanya pukul 12 malam. Tapi, tidak ada kata bermalas-malasan dalam sejarah hidup seorang perempuan yang kini baru saja menenggak segelas air putih yang berada di atas nakas. Segelas air yang selalu ia siapkan sebelum ia pergi tidur. Lalu dia menoleh ke sebelah kanan sisi tidurnya. Tampak punggung kecil berbaju tidur yang bergambar tokoh kartun Fancy Nancy Clancy kesukaannya, masih lelap tidur kelihatannya. Rambut sebahunya yang acak-acakan tergerai bebas dan nafasnya yang lembut teratur sehingga menimbulkan gerak halus di bahu dan punggungnya.

Setelah memastikan bahwa selimut yang menutupi setengah badan anak perempuannya sudah dalam posisi yang benar, dia beranjak dari tempat tidurnya. Melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri, berwudhu lalu melaksanakan kewajibannya terhadap Sang Pencipta.

Kemudian setelah melipat kembali mukena dan sajadahnya dan menaruhnya kembali ke tempatnya. Dia melihat sekilas jam di dinding kamarnya, sudah pukul 05:20. Dan anaknya masih tidur pulas, hanya saja sudah mengubah posisinya menjadi terlentang, dan selimutnya sudah tidak lagi menutupi badannya. Memang selalu seperti itu anak perempuannya, tidak senang jika tidurnya tertutup selimut, gerah katanya. Padahal suhu kamarnya sangat dingin karena pendingin ruangan menyala sepanjang malam.

Tapi, tetap saja sebagai seorang ibu akan tetap percaya pada nalurinya. Bahwa kalau tidur tidak memakai selimut dengan keadaan kamar sedingin itu, anaknya akan masuk angin dan semacamnya. Tapi, kenyataannya anak perempuannya itu selalu sehat dan aktif, Alhamdulillah. Nada bersyukur atas itu.

Tubuh Nada sedikit membungkuk untuk mencium kening anak perempuannya. Lalu beranjak keluar kamar dan menuruni anak tangga dan langsung menuju dapur.

Dan di sana selalu sudah ada ibunya yang sedang membuat secangkir kopi hitam.

"Selamat pagi, Bu." Sekilas Nada mencium kening ibunya lalu beranjak mengisi gelas di tangannya dengan air hangat dan menenggaknya sampai habis setelah duduk di salah satu kursi makan di dekat ibunya.

"Semalam pulang jam berapa, Nad?" Tanya ibu sambil sesekali meniup pelan kopi yang disendoknya. " Larut malam lagi? Kok lembur terus."

Nada mengangguk. "Jam 11 sampai rumah Bu. Kerjaan lagi banyak banget Bu, kejar deadline."

"Tapi kasihan badan kamu toh."

"Iya Bu, mau gimana lagi. Udah tanggung jawab Nada kan?"

"Sekali-kali ambil cuti, boleh kan?"

"Cuti? Buat apa Bu?"

"Istirahat. Apa lagi."

"Iya nanti kalau projects yang sedang Nada kerjakan sekarang udah beres. Nada ambil cuti." Ucap Nada yang disambut senyum oleh ibu. "Nala belum bangun Bu?" Adik perempuannya, sekaligus anak bontot Ibu dan Bapak.

"Dia kuliah siang katanya. Habis sholat Subuh tadi minta tolong ibu untuk bangunin dia lagi nanti jam 9."

"Oh." Nada bangkit dari duduknya. Membuka pintu kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan untuk membuat nasi goreng. "Nasi semalam masih ada kan ya Bu?"

"Masih. Mau buat nasi goreng?"

"Iya, buat sarapan. Zoeya juga nulis note di meja belajarnya kalau dia mau sarapan nasi goreng."

Singgah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang