Musim gugur

54 9 3
                                    

*****

Melbourne, Australia.

Setelah perjalanan selama lebih dari 6 jam. Nada dan putrinya, akhirnya bisa menapakkan kakinya kembali di tanah Melbourne Australia.
Nada rindu sekali menghirup udara di sini, kebetulan sekali di Melbourne sedang musim gugur. Musim yang Nada sangat suka sekali, daun hijau yang akan tergantikan dengan warna kuning, merah dan coklat bahkan orange itu perlahan akan beterbangan jatuh, meninggalkan rantingnya, lalu memenuhi tanah di bawah pohonnya.

Musim gugur bagi Nada adalah musim yang paling berwarna sepanjang tahun. Dari satu warna daun menjadi beberapa warna daun yang syahdu dan lebih hangat. Makna epiknya adalah entah kenapa yang mati justru terlihat lebih indah, daun-daun itu maksudnya. Musim gugur mengajarkan kita untuk merelakan sesuatu yang memang harus pergi hingga tergantikan lagi dengan yang baru.

Dulu Nada bisa betah berjam-jam duduk di antara daun-daun jatuh itu, hanya untuk menghabiskan satu cup coffee sambil mengerjakan tugas kuliah, dia pernah menempuh jenjang pendidikan selama 4 tahun di Monash University, Australia. Dan tempat itu adalah salah satu yang akan ia kunjungi saat liburan kali ini bersama putrinya, ia akan mengenalkan beberapa University ternama di Australia pada Zoeya.

Alasan lain kenapa Nada suka dengan musim gugur. Karena kata ibu, dia lahir saat musim gugur di Jepang. Waktu ítu ibu sedang ikut kunjungan bisnis bapak ke Jepang selama satu bulan sekaligus dimanfaatkannya sebagai babymoon. Ibu memang sudah merencanakan untuk melahirkan di sana sepertinya.

Ibu cerita itu saat usianya tepat 5 tahun, dia langsung berlari ke luar rumah, menuju satu rumah yang berada tepat di sebelah rumahnya kala itu, memanggil sebuah nama dengan sangat riang. Tidak butuh waktu lama keluarlah seorang anak laki-laki bertubuh gembul berkacamata, mengajaknya masuk ke dalam rumah, setelah diajaknya duduk, Nada dengan cepat bercerita kalau dia suka musim gugur, menawarkan bagaimana kalau mereka berlibur bersama untuk melihat keindahan musim itu. Dia akan meminta kepada orangtuanya sebagai kado ulang tahunnya yang kelima.

"Kamu suka musim gugur?" Tanya Nada kecil dengan riang sambil menggenggam tangan anak laki-laki berkacamata itu.

"Aku suka."

"Kita harus meminta orang tua kita untuk berlibur bersama." Cetus Nada.

"Baiklah, aku akan bilang sama Ayah dan bunda."

"Aku juga akan bilang sama ibu dan bapak."

Dan benar, akhirnya saat liburan sekolah tiba. Keduanya pergi liburan bersama ke Tokyo selama sepuluh hari bersama keluarga masing-masing.

Nada tersenyum mengingat kenangan masa kecilnya itu. Anak laki-laki kecil yang gembul nan bulat serta tak pernah mau melepas kacamatanya itu telah kembali dan sudah berubah menjadi seorang pria idaman para wanita.

"Mamu." Zoeya menarik lengan sweeter yang Nada kenakan. Seketika bayangan yang ada dalam pikiran Nada perlahan pudar. "Aku lapar." Putrinya yang sedari tadi terlelap dalam pangkuannya, perlahan duduk, mengucek kedua matanya. "Kita sudah sampai mana mamu?" Tanyanya sambil melihat keluar jendela mobil.

" Kita akan ke rumah Tante Jen dulu sayang."

" Tante Jen?"

" Yes, do you remember?"

"Yeah."  Zoeya mengangguk, mengucek matanya lagi, menguap, lalu menjatuhkan kembali kepalanya pada pangkuan Nada sambil menggumam. "Zoeya boleh tidur lagi, Mamu?"

Singgah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang