*****Nada menempelkan ponselnya ke telinga, berharap cemas jika akhirnya tidak mendengar kabar sesuai yang ia pikirkan, setelah berulang kali mencoba menghubungi nomor Gea yang tidak kunjung aktif sejak semalam, Nada memutuskan untuk menghubungi Tante Ratna, mamanya Gea, sesuai saran Ibu kemarin. "Hallo Tante. Maaf ganggu pagi-pagi begini."
"Hallo Nada nggak ganggu kok. Nada apa kabar?" Suara ramah dari seberang sana membuatnya merasa semakin bersalah jika Gea memang tidak pulang ke Palembang, ke rumah orangtuanya, apa yang akan dia jelaskan nantinya. Gea pergi dan susah dihubungi karena mengetahui pria yang Gea cintai ternyata mencintai dirinya, konyol.
"Alhamdulillah baik, Tante." Jawab Nada. "Tante dan keluarga apa kabar?"
"Alhamdulillah kami sekeluarga juga baik." Ada jeda beberapa detik yang terasa sangat lama sebelum akhirnya Tante Ratna kembali bertanya. "Nada tumben telpon, ada apa?"
Satu pertanyaan yang memang akan ada disesi telponnya, karena dia memang tak pernah menelepon Tante Ratna secara langsung, sekalipun pernah bicara juga ikut nimbrung jika Gea sedang teleponan, apakah dia harus menyusun alasan dari sekarang. "Ada sesuatu yang mau aku tanyakan, Tan."
"Tentang Gea?" Tanya Tante Ratna, membuat Nada merasa jantungnya loncat dari tempatnya, apakah Gea sudah memberitahu semuanya pada mereka. "Gea ... semalam tiba di rumah."
"Jadi ... Gea ke Palembang?" Nada lega sudah mendengar keberadaan Gea, tapi bagaimana caranya menjelaskan pada Tante Ratna. "Maaf ya, Tan."
"Kenapa Nada minta maaf? Kalian lagi ada masalah?"
Nada menggeleng kecil, karena mereka sebenarnya tak pernah ada masalah selama bersahabat, dan hari ini entah kenapa sangat sulit untuk dimengerti bahwa memang mereka sedang ada masalah, sangat rumit karena melibatkan sebuah perasaan, Nada mendesah pelan, dia selalu lemah jika harus menghadapi perasaan orang lain, jiwa empatinya akan mengedepankan orang lain, dan mengubur perasaannya sendiri
"Nanti Tante yang ajak bicara Gea." Ujar Tante Ratna. "Biar dia istirahat dulu."
"Tante?"
"Semoga kalian baik-baik saja, ya. Tante kaget Gea tiba-tiba ke Palembang. Padahal udah ada rencana,Tante yang mau ke Jakarta."
"Iya. Gea juga pernah cerita Tante mau ke sini."
"Maafin anak Tante, yah."
"Gea nggak salah, Tan."
"Dia memang suka gitu, Nad. Selalu memilih menyendiri kalau ada masalah," Tutur Tante Ratna tanpa maksud menyudutkan anaknya. "Seperti sekarang, pergi ke sini."
"Nada nanti boleh bicara sama Gea, Tante?"
"Tentu saja boleh. Tapi biar dia tenang dulu saja, Gea kalau diem nggak lama kok."
"Iya Tante."
"Oh iya Nad, maaf ya Tante harus pergi ke pasar nih. Nggak apa-apa kan?"
Nada menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan orang yang sedang berbicara dengannya bisa melihatnya. "Oh iya, Tante. Nggak apa-apa, maaf Nada udah ganggu waktu Tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [On Going]
RomanceSebuah kewaspadaan diri terhadap rasa, karena cinta terkadang datang hanya untuk bersinggah. Tergantung seberapa besar dua hati berusaha untuk membuatnya tetap menetap dengan sungguh. Namun, bagaimana jika hati pernah mengalami kecewa dan kehilangan...