The Reborn Girl's Path to Glory

Chapter 25 : Berita Buruk dari Wilayah Bagian Utara

Chapter 25 : Berita Buruk dari Wilayah Bagian Utara

Song Yixiao tenggelam jauh dalam pikirannya untuk waktu yang lama, tapi akhirnya dia tidak enak untuk berpura – pura bingung dan memuntuskan apa yang harus dia lakukan.

Tentu saja, dia tidak akan mengatakannya langsung seperti "Tuan, ketika kau disana, kau harus mengikuti instruksi Chief Commander. Jika kau ingin mendapatkan penghargaan, jangan melakukan hal yang membuatmu terbunuh." Jika dia mengatakannya seperti itu, Jian Xubai mungkin akan membiarkannya, tapi para pasukannya tidak akan membiarkan orang lain bersikap tidak sopan pada tuannya.

Karena itu, dia hanya bisa mengingatkan Jian Xubai bahwa perang itu sangat beresiko, dan dia harus hati – hati ketika membunuh musuhnya.

Pekerjaan untuk masuk ke camp musuh sendiri, dan menebas kepala pemimpin musuh ...

Sebagai seseorang yang berpengalaman, bahkan Duke Ji tidak akan membahas hal seperti itu, para anak bangsawan itu harusnya lebih berguna dan realistik.

"Jangan khawatir, aku tidak akan selalu bertarung setiap waktu. Nenekku memintaku untuk menangani logistik." Jian Xubai tersenyum untuk perhatiannya dan langsung berkata, "Lagipula, aku belum cukup kuat sekarang. Aku pergi keperang sama sekali tidak akan membantu mereka tapi menjadi beban untuk mereka."

Mendengar ini, Song Yixiao merasa lega.

Tiba – tiba, tiba – tiba keluar seekor kuda hijau dengan seorang kesatria diatasnya yang seusia dengan Jian Xubai. Alisnya tajam seperti pedang, matanya bersinar seperti bintang. Tangannya kuat sementara pinggangnya ramping. Dipenuhi dengan semangat dan hasrat dia berkata dengan penuh semangat, "Xubai, jangan menyerah. Kesempatan ada ditangan kita. Sungguh jarang kita punya kesempatan untuk pergi jauh. Ketika kita sampai disana, kita bisa memimpin pasukan kita sendiri walaupun Duke Ji melarang. Lagipula dia tidak akan membunuh kita hanya karena kita memberikan instruksi pasukan.

"Lagipula, melakukan perjalanan jauh tanpa bertarung membuat perjalanan kita sia – sia. Menjaga logistik? Dokumen – dokumen itu membosankan! Aku lebih baik tetap di kota dan bersenang – senang!"

Song Yixiao, " .... "

Dia merasa pemikirannya sebelumnya tentang Jian Xubai tidak benar. Jelas, pria muda inilah seseorang yang mencoba membunuh dirinya sendiri!

Dia melihat Jian Xubai dengan mata penuh harapan, berharap dia akan bersikeras dengan pemikirannya sendiri dan tidak akan bertindak bodoh seperti orang disekitarnya.

"Perintah Militer sama seriusnya dengan gunung. Kau harus lebih berhati – hati dengan kata – katamu." Fakta sudah membuktikan pelajaran dan instruksi dari Ratu Ibu Suri sangat berguna. Jian Xubai membalikan matanya ke sisi lain. Menutupi alis panjangnya, matanya menunjukan ketidak setujuan dan dia berkata, "kita sudah berjanjia dengan nenek ku sebelum kita pergi kita akan mengikuti perintah Chief Commander!"

"Bagaimana mungkin kita sebagai bagian dari mereka jika kita tidak menepati janji?" Pria muda itu tertawa mencemooh. "Belum lagi pengadilan hanya seperti membunuh anak Ayam dengan palu. Walau kita mengacau beberapa kali, aku rasa Duke Ji bisa melakukan sesuatu untuk kita nantinya!

Tidak diragukan lagi!

Untuk pria yang tidak punya sopan santun ini, tidak diragukan lagi dia akan menjadi beban untuk Great Rui dimasa depan.

Song Yixiao merasa tak bisa berkata apa – apa diam diam ketika pria muda itu mendekatinya tiba – tiba dengan kudanya dan bercanda, "Xubai kau baru saja berbicara dengannya? Siapa dia?"

Song Yixiao baru saja mau menjawab, tapi sepertinya pria itu tidak peduli dengan jawabannya. Dia melonggarkan tali pegangannya, membungkuk dan membuat wajah menyeramkan pada Song Yixiao dengan tangannya, dia menakuti wanita dengan penuh semangat. "Kau tahu seperti apa orang – orang Wuhan? Seperti ini, Wajah hijau dengan gigi keluar menyeramkan. Mereka makan orang dan dengan cepat memuntahkan tulangnya. Gadis muda dan kurus sepertimu adalah kesukaan mereka. Mereka akan membersihkanmu dan memotongmu menjadi beberapa bagian, merebusmu dengan jahe dan bawang .. bagaimana? Apa kau takut?"