ARJUAN X RANIA
.
McM
.
Happy Reading
.
.
SELASA, 24 MARET 2020
HARI KE-24 COVID19 DI INDONESIA
Dering ponsel Mesya membuat Rania melepas tatap dari layar monitor. Kantor sudah terlihat cukup sepi, karena dipulangkan lebih awal. Rania pun segera menghubungi Laiv untuk menjemputnya.
"Abang udah di mana?" Mesya beranjak dari tempatnya untuk lebih leluasa menerima panggilan.
Rania hela napasnya, kini pandangan terpaku pada satu pigura kecil yang diletakkan di samping sukelen. "Mas Juan sih, begayaan banget. Tunangannya iri nih sama orang lain." Rania kembali dengan sisa pekerjaannya.
Tak lama Mesya kembali, wajahnya semakin cantik khas Jawa dengan senyum yang menghiasi. Geraknya cepat untuk mematikan komputer dan merapikan meja.
"Bang Chandra jemput?"
Mesya mengangguk, menoleh pada Rania. "Gue suruh naik ke atas."
Rania balas menoleh. "Ngapain?"
"Kali lu pengen lihat cogan. Biar gak gersang." canda Mesya yang kini memoles pewarana bibir.
"Maaf, semalam saya baru aja liat cogan yang paripurna. Pacar anda suruh mundur aja." Rania menaikkan satu kakinya untuk terlipat di atas kursi.
"LDR juga gak, tapi kepisah. Miris banget sih belahan jiwa gue." Mesya menyemprotkan parfume ke tubuh.
"Simpati lu basi!" sahutan ini membuat Mesya tertawa.
"Bu Mesya ada yang cari." pangilan dari OB itu membuat Rania dan Mesya menoleh.
"Halo bayi," sapa Chandra yang mendekati meja keduanya. "eh ada bayi maung juga." Chandra menerima tas laptop Mesya.
Rania enggan memandang sejoli yang akan menggangunya itu. Lebih baik mematikan komputer dan bersiap pulang. "Gue lagi males ribut Bang. Buruan pergi sana lu bedua."
"Sensi amat, semalam ketemu pawang 'kan?"
Rania menoleh, membuat rambutnya berkibar layaknya bendera. "Tunangan! Kalau yang sebatas pacar diem aja."
Baru saja Chandra akan menyahuti lagi, ponsel Rania berdering. Senyum menyeramkan terpatri di paras cantiknya. "Abang!"
Tak peduli Rania jika lengkingan itu akan memekakkan telinga Laiv.
"Abang buruan. Bang Chandra katanya mau ketemu. Dia abis ngata-ngatain Abang soalnya. Nantangin Abang." Rania ucapkan itu sembari menatap Chandra yang panik.
Mata Chandra membulat sempuran. "Ayo pulang. Bayi Juan kalau ngamuk lebih serem dari dajjal."
"DADAH RANIA!"
Rania mengulum senyum melihat kepergian kedua orang itu. "Adek tinggal turun doang. Yaudah, buruan." panggilan berakhir
"Ran, yang tadi pacaranya Chacha?" kepala keuangan tiba-tiba saja datang dan duduk di bagian meja tim desain.
"Iya, waktu kita makan bersama juga Bu Susan ngeliat Bang Chandra juga 'kan?"
Rania jelas mengingat ini. Saat itu Rania belum terbuka dengan semua orang jika dia memiliki kekasih. Susan memandang Rania selayaknya gadis menyedihkan, dia mengabaikan Rania dan bersemangat saat Chandra menjemput Mesya. Selesai pulang dari makan bersama, Juan yang berada di Bandung harus mendengar curhan hati kekasihnya tentang Susan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Next To You
General Fiction[COMPLETED] [RenRyu - Lokal AU] Arjuan Rafisqy seorang dokter residen yang menjadi salah satu tenaga medis sukarelawan terkait wabah virus di dunia. Keputusan ini ia ambil sepihak tanpa memberitahu keluarga dan tunangannya, Rania Alisha. Lantas, sep...