08. Hari Ke-26

391 80 7
                                    

ARJUAN X RANIA

.

McM

.

Happy Reading

.

.

KAMIS, 26 MARET 2020

HARI KE-26 COVID19 DI INDONESIA

Rania dan Mesya jalan bersisian dengan wajah bingung. Hingga keduanya menarik kursi kerja bersamaan dan duduk.

"Kali ini udah pasti emang shiftnya?" Rizal di seberang meja mereka menyahuti.

"Lu percaya gitu kita kerja begitu? Modelan si asing ngasih jadwal begitu?" Rania memberikan suara.

"Nikmatin aja kali ya. Gue kira yang shift itu cuma rumor doang. Teryata kejadian hari ini." Mesya sudah bersama kalender meja, mewarnai tanggalan dengan rajinnya.

"Berarti partner masuk gue di tim desain Mesya doang?" Rania kini menirukan tingkah Mesya untuk mewarnai kalender.

"Ya." singkat jawaban Rizal karena pria itu juga melakukan hal yang sama. "Kalian langsung balik nih?"

"Yaiyalah!" begitu bersemangat Mesya menyahuti. "Kalau dikasih libur mah ya libur."

"Bukan libur Mesya!" suara ibu keuangan terdengar.

"IYA BU. MAKSUD SAYA WORK FROM HOME!"

Rania Manahan tawa kala Mesya menyahuti.

"Sebel banget gue dia suka nimbrung kalau kita lagi becandaan. Sepi sih tempatnya." Mesya mulai bermain dengan ponselnya. "Gue minta jemput dulu sama mas pacar."

Rania menyipit menatap Mesya.

Wajah Rania ditutupi Mesya dengan tangannya yang kecil. "Apasih, sensi banget gue panggil mas pacar."

Rania turunkan tangan Mesya dari wajahnya, namun masih mempertahankan tatapan tadi. "Lu selingkuh?"

"Iye! Gue mau nyari kembaran Mas Juan. Puas lu?" Mesya berlari keluar ruangan kala panggilannya tersambung. "Halo sayang."

"Lu minta jemput Abang lu, Ran?" Rizal bertanya tanpa menatap Rania.

"Inginnya dijemput mas pacar, tapi apalah daya." bibirnya terkulum membuat pipi itu membulat. Jika saja dia seperti itu dihadapan Juan, dapat dipastikan Rania akan memekik karena pipinya dicubiti.

"Pak dokter aman, Ran?"

Rania menganggukkan kepala antusias, sembari mengetikkan pesan pada Lia untuk dijemput. "Aman. Aman selalu deh dia. Ibarat kata tuh, laki gue lagi perang gue di rumah nungguin dengan gelisah."

"LEBAY BANGS-"

"Rizal gak boleh ngomong kasar ya? Mau dicocol mulutnya sama cimoy." Rania menahan tawa dengan selaannya

Rizal sejenak meninggalkan layar monitornya untuk menatap Rania dari celah yang ada.

"Masih cewe kok dia, Zal. Makanya lu cari cewe, biar tak dengki dan iri dengan diriku dan Chacha."

"Gue maunya lu, tapi lu gak mau gue Ran."

Rania berlari kecil meninggalkan tempatnya untuk menghampiri Rizal. Mengambil kertas bekas dan pulpen yang berada di meja Rizal. Menggambarkan lingkaran di sana. "Nih ini lu nih ya, nah laki gue jauh banget di sana!" Rania menujuk sesuatu yang jauh entah ke mana.

Next To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang