20. Hari Ke-38

379 71 17
                                    

ARJUAN X RANIA

.

McM

.

Happy Reading

.

.

SELASA, 07 APRIL 2020

HARI KE-38 COVID19 DI INDONESIA

Pagi ini berbeda dengan pagi kemarin bagi Rania. Permohonan kemarin pun kini sudah terkabul, Rania diberi pekerjaan. Ingat tentang apartemen yang membuat Rania menjadi PDP? Ya, itulah perkerjaan yang harus dia selesaikan selama masa karantina. Sesuai jam kantor, ia menerima perintah itu jam sembilan pagi. Dia tampak bersemangat, lalu jam sepuluh pagi semua semangat itu hilang menguap bersama udara.

"Ah, elah. Gue kan lagi sakit nih ya. Dia juga pasti ODP. Masa gue disuruh kerja juga?"

Suara Rania bahkan bersahutan dengan televisi yang menayangkan perihal PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

"Kaya makin parah aja sampe ada PSBB."

Rania menutup laptopnya dengan lembut. Jangan pernah mengasari media dan alat kerjamu, kalian terikat dalam hubungan saling membutuhkan. Abaikan! Rania menghempas dirinya ke ranjang, tidak senyaman miliknya di rumah, tapi ini cukup baik dari tidak sama sekali.

Rania bermain dengan ponselnya, terlihat akan menghubungi seseorang. Rania kembali duduk, masih menunggu panggilannya terjawab. Kemudian berdiri dan bejalan mendekati rak berisi makanan ringan yang dibawakan Lia.

"Halo!"

Rania menatap layar ponselnya yang sudah menampilkan wajah Mesya. Rambut depannya tergulung rapi, pakainnya masih baju tidur. "Belum mandi lu ya?" tuduhan itu terlontar dari Rania.

"Oh jelas! Menghemat air," Mesya tampak bangga dengan kalimatnya.

"Diputusin lu."

"Masalahnya Chandra lebih jorok lagi dari gue. Jadi pasti gue yang mutusin dia. Kenapa lu nelpon? Kangen ya?"

Rania sedang tidak dalam keadaan ingin diajak bercanda, dia sedang serius. Wajahnya tanpa ekspresi yang sedikit menyeramkan, Rania mengangguk. "Kangen."

Mesya lantas tertawa dengan bahagianya. "Utututu yang kangen sama Chacha."

Dahi Rania berkerut tanpa malu. "Idih, siapa yang kangen sama lu. Kangen Mas Juan gue mah. Ngapain gue kangen ama demit kaya lu."

"Eh penghuni kerak neraka!"

Rania sekarang yang tertawa, kembali dihampirinya ranjang, duduk bersila di atasnya. "Cha, lu WFH dong? Si bos PDP apa ODP sih?"

Mesya sedang melakukan proses pernapasan dengan tenang. Selesai dengan ritualnya, dia kembali menatap Rania. "Katanya sih PDP, tapi gak tau dah itu dia dimana sekarang. Tetangga kamar lu kali."

Rania mengingat sesuatu, matanya membulat sempurna. "Cha lu harus tau siapa tetangga kamar gue!"

"Siapa? Siapa? Bener si tua bangka? Gila keren juga tebakan gue." Mesya sudah merayakan kemenanganya disaat jawabnnya belum tentu benar.

"Nanya sendiri jawab sendiri," keluh Rania yang kini membuka cemilannya. "Halim. Tetangga gue Halim. Ketauan itu kema-"

"HALIM? HALIM CINTA PERTAMA LU?!"

Next To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang