00. Prolog

1.9K 160 39
                                    

ARJUAN X RANIA

.

McM

.

Happy Reading

.

.

15 MARET 2020

HARI KE-15 COVID19 DI INDONESIA

"Ran!"

Perempuan yang termenung dengan menatap ponsel itu tak menyahuti.

"Rania!"

Seruan keras dari perempuan di samping Rania membuatnya menoleh. "Apaan?"

"Tumben aja makan bengong. Biasanya ngegibah mulu."

Rania berdecih. "Itu dosa kakak iparku," kembali melanjutkan makannya.

"Halah dosa, ratu gibah juga kamu. Kenapa? Cerita dong ke kakak. Masalah kantor?"

"Kak," ragu tersirat dalam nada panggilannya. "Dalam waktu dekat harusnya buku aku udah turun cetak yang kedua. Aku harus undur apa gimana ya kak? Mas Juan udah ngelarang keluar rumah selain ke kantor. Sedangkan kalau aku tetep turun cetak ke dua, setidaknya aku harus ke percetakan."

Lia berpikir sejenak sebelum menjawab kegelisahaan adik iparnya. "Kalau bisa diundur ya omongin dulu aja sama pembaca kamu. Mereka juga paham kondisinya sekarang."

"Sakit hati aja rasanya kak." ringisan keluar dari sela bibirnya. "Aku udah siapin lama turun cetak kedua dengan design baru, tapi keundur gitu aja. Pengennya juga turun cetak ini pas ulang tahun Mas Juan, 23 maret nanti."

"Juan lebih khawatir sama kesehatan kamu, Dek."

Rania tersenyum menatap Lia. "Makasih Kak."

"Oh iya, Juan gimana kabarnya? Malam minggu kemarin gak ke rumah, tumben."

Rania mengangguk. "Lagi di Bandung. Ngurus apa gitu buat kuliah spesialis dia. Katanya sih besok balik."

"Udahlah lagi begini, jangan pergi-pergian dulu. Dia bisa ngelarang calon istrinya, kamu juga larang dong calon suami kamu."

Rania ketawa. "Udah gede dia."

"Iyasih, kamu kan masih bocah Dek. Adek kesayangan Bang Laiv ya."

"APASIH KAK LIA, AH!"

.

.

16 MARET 2020

HARI KE-16 COVID19 DI INDONESIA

"Juan, Dokter Haris nugguin lu di rungannya."

Juan baru saja kembali dari Bandung, memilih untuk ke rumah sakit lebih dulu sebelum pulang ke rumah karena panggilan dokter pembimbing. "Titip tas."

Juan sedang mengambil Program Pendidikan Dokter Spesiali Paru-Paru. Diketuknya pintu bewarna putih tersebut sebelum membukanya.

"Dokter Haris,"

"Dokter Juan, masuk. Udah selesai ngambil berkas di Bandung?" pria berumur itu beranjak dari kursinya untuk menempati sofa, mempersilahkan Juan duduk melalui gesture.

Next To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang