17. Hari Ke-35

408 72 23
                                    

ARJUAN X RANIA

.

McM

.

Happy Reading

.

.

SABTU, 04 APRIL 2020

HARI KE-35 COVID19 DI INDONESIA

"Tadi ada yang nelpon beberapa kali Dok."

Juan berhenti mengeringkan rambutnya dengan handuk, bergerak ke arah nakas sisi ranjangnya. Senyumnya terbit kala melihat nama si pemanggil tak terjawab.

"Dokter Juan mau nitip? Saya mau ke mini market."

Juan berpikir sejenak untuk tawaran tersebut. "Gak ngerepotin Dokter Dewa?"

Dewa yang menjadi teman sekamar Juan menggeleng. "Gaklah. Tapi kalau rada lama gak papa, ya? Kalau kosong saya mau duduk di coffee shop dulu."

Juan mengangguk, mengambil tas ransel yang ia letakkan di ujung ranjang.

"Udah ntar aja bayarnya. Mau nitip apaan?"

"Pop mie sama susu beruang aja."

"Dokter makannya makanan instan." Cibir Dewa sembari berjalan ke pintu keluar.

"Jarang ada Dokter yang hidup sehat."

Tawa Dewa terdengar setelah membuka pintu "Sip, cabut Dok."

"Ok"

Kini hanya Juan yang berada di kamar itu. Juan memiliki kekasih, mobil, uang, waktu, tapi malam minggu kali ini tak berlaku. Juan ingin melakukan malam minggu sebagaimana mestinya, terlalu lama merindu membuatnya hanya termenung dan tak berbuat apapun.

Ponselnya kembali berdering, dan ID pemanggil 'Kesayangan dr. Arjuan' yang tertera dilayarnya. Juan terima panggilan dengan segera

"Assalamualaikum kesayangan Mas Juan."

Katakan Juan adalah remaja belasan tahun yang dimabuk cinta. Senyumnya terlalu lebar dengan jemari meremas bantal.

"Video call? Dokter Dewa lagi keluar." Juan jauhkan ponsel dari telinga saat panggilan berakhir.

Bukan Juan yang menghubungi, melainkan Rania. Ponsel berdiring hanya sesaat karena Juan menerima panggilannya terlalu cepat. Terlihat wajah Rania yang lebih segar dari semalam. Selamat tinggal mata bengkak.

Juan melambaikan tangan. "Jauh banget HPnya?"

Rania mengangguk dengan manjanya. "Mas Juan juga gitu dong. Biar keliatan semuanya."

"Biar berasa kaya vlogger?"

Rania berdecih dengan ledekkan Juan itu. "Kok Mas Juan gak turun ke bawah juga?"

"Gak mau menyakiti hati orang yang tak bersalah." Balasan Juan membuat Rania meringis.

"Coba aku dengerin dulu kepedean Arjuan Rafisqy hari ini. Belum sombong dia hari ini."

Juan tak lantas menjawab karena tawanya lepas. Rambutnya yang belum sepenuhnya mengering kini menutupi dahi.

"Malah ketawa. Udah rambut basah, sok ganteng banget."

Juan dekatkan kamera pada wajahnya. "Coba bagian mana yang gak ganteng?"

"Munduran sana!"

"Gak mau!" Juan tak peduli jika layar ponsel Rania hanya berisi hidungnya saat ini.

Next To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang