19. Hari Ke-37

375 73 17
                                    

ARJUAN X RANIA

.

McM

.

Happy Reading

.

.

SENIN, 06 APRIL 2020

HARI KE-37 COVID19 DI INDONESIA

Rania sudah menjalani rutinitas paginya dengan baik. Bangun, berolahraga, berjemur, mandi, barulah menikmati sarapan pagi yang sedikit dingin. Kini saatnya Rania menikmati waktu malasnya kembali. Rania diberikan cuti bukan work from home Seharusnya memang seperti itu, tapi tak ada yang tahu jalan pikiran atasan Rania. Nikmati saja selagi bisa.

Sibuk berselancar di dunia maya, satu pesan masuk membuatnya berhenti melakukan kegiatan tersebut.

Dari: Mba Tasya (WO)

Mba Rania, hari ini jadikan untuk pemilihan foto prawed sama photographer?

Rania menepuk dahinya cukup kuat, hingga dirinya sendiri meringis. "Bodoh banget sih! Lupa lagi kalau ada janji hari ini."

Rania dengan cepat mengetikkan pesan balasan.

Untuk: Mba Tasya (WO)

Jadi kok, Mba. Habis makan siang ya. Mas Juan pagi ini lagi ada kerjaan sebentar.

Tak menunggu balasan dari sang wedding organizer, Rania segera menghubungi Juan. Panggilan pertama tak terjawab. "Ini orang kemana lagi?!"

Rania mencoba kedua kalinya, dan sekali lagi panggilan terabaikan. Rania ketikkan pesan pada ruang obralannya bersama Juan. Lalu menelpon untuk ketiga kalinya.

"Assalamualikum Mas!"

Rania mendengar tarikan napas dari seberang sana. "Waalaikumsalam."

Suaranya serak, bahkan terdengar seperti dipaksakan. "Mas Juan baru bangun?!"

Tak apa, setidaknya pekikan kecil itu membuat Juan sedikit lebih cepat untuk sadar. "Iya, baru bangun. Semalam habis ngejurnal, terus mabar sama Chandra Laiv sampe subuh."

Oh, Juan mengatakan itu tanpa rasa bersalah sama sekali. Lagi pula, di mana letak kesalahannya? "Bangun dulu! Biar paham aku ngomong apa."

"Adek ngomong aja, Mas paham kok."

Rania tak ingin banyak berdebat hari ini. "Mba Tasya bilang hari ini pemilihan foto prawed. Video call sama photographernya sekalian. Mas Juan jangan ada kerjaan nanti siang."

"Iya."

Rania jengkel dengan jawaban singkat itu. "Udah bangun belum sih?! Lagian ngapain juga main sampe subuh!"

Juan hanya bergumam.

"Mas Juan!"

Panggila terputus seketika, Rania menatap tak percaya ponselnya, ingin rasanya melemparkan kembali, tapi ponsel itu tak berhak mendapat hukuman atas kejahatan Juan yang kesekian kalinya. Tak lama ponselnya berdering dengan panggilan vidio yang masuk. Masih dengan amarah yang terkumpul tak sempurna, Rania terima panggilan tersebut.

Next To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang