Kantin

383 65 1
                                    


"JAKIIIIII!!! VIAA-mpphh" Mulut Wendy yang awalnya teriak - teriak langsung di tutup sama Sena.

Plak -Tangan Sena di pukul sama Wendy.

"Tangan lo bau anjir gausa nutup - nutup mulut gue." Wendy kesel langsung ninggalin Sena.

Pas Wendy nyampe mejanya Zacky sama Vian, Wendy langsung kena omel Vian. Siapa suruh cewek pagi - pagi teriak, mana di kantin lagi.

"Ya ampun Wen cangkem mu loh." Omel Vian ke Wendy yang baru duduk di sebelahnya.

"Iya lo itu cewek jaga dikit kek gausa teriak - teriak kantin ini. Ga malu lo?" Tambah Zacky.

"Dih apaan alay lo, lagian sepi ini kantinnya." Kata Wendy yang kemudian langsung minum es nya Vian. Vian yang tau hanya sabar ngeliat kelakuan temennya yang satu itu.

"Kampret gue di tinggal." Sena yang baru dateng langsung duduk di samping Zacky yang berarti dia ngadep Wendy.

"Habis lo ngapain pakek ngebekep mulut gue ha?!" Wendy yang masih kesel karena tadi dia di bekep sama Sena.

"Gue pikir ya lo pendiam, ternyata sama aja hadooo." Tambah Wendy.

Asli Wendy kesel parah masa dia di bekep gitu mulutnya, kan ga enak. Mana tangannya Sena gede banget, kan sekalinya ngebekep mulut sama idung Wendy ketutup juga.

"Ya udah sih maap." Pasrah Sena.

"Yiidih sih miip." Wendy niruin omongannya Sena, kesel banget Wendy tuh.

"Sen, Wen kelas udah rame belom?" Tanya Zacky.

"Tumben lo nanyain kelas, biasanya mau ada guru atau kaga lo tetep tu di kantin." Jawab Sena.

"Dih ga ngaca lo Sen, kan lo sejenisnya mereka berdua. Pantang ke kelas sebelum puas." Wendy enak banget ngomongnya.

"Heh! Fitnah ya lo Sen mana ada gitu."

"Lo juga Wen fitnah mana ada gue gitu juga." Ini Sena niruin omongannya Zacky.

"Lo bertiga ya emang ga mau mengakui." Ini ga tau kenapa Wendy jadi gini.

"Eh gue beli bentar ya, haus sama laper gue ngomong sama lo bertiga." Tambah Wendy. Ini ekspresinya Zacky, Vian sama Sena kaya yang

'Gue kudu sabar'

Habis ngomong gitu Wendy langsung pergi ke warung yang jual ciki sama minuman dingin.

Ga lama Sena juga ngikut soalnya dia juga haus, pas banget dia ga bawa minum jadi sekalian beli.

Wendy yang masih milih jajan langsung noleh liat Sena.

"Lo beli juga?" Tanya Wendy, tapi tangannya masih asik milihin ciki favoritnya.

"Iyalah. Bu ini aqua dingin satu." Sena nyerahin uangnya, terus langsung minum airnya pas habis bayar.

"Bu aku teh pucuk dingin satu sama ini." Tunjuk Wendy ke kresek yang udah di isi sama ciki - ciki kesukaannya. Tenang kreseknya kecil kok ga yang gede banget.

Pas habis bayar Sena sama Wendy balik ke mejanya Zacky sama Vian. Tapi pas mereka ngelewatin salah satu meja kantin Wendy denger ada kakak kelas yang lagi ngomongin dia.

"Ituloh yang kemaren nge- dm Mark."

"oh itu."

Suaranya bisik - bisik tapi Wendy denger bahkan jelas banget Wendy dengernya. Sena juga denger cuman dia pura - pura tuli.

Wendy yang denger ya biasa aja padahal aslinya kesel gitu. Gimana ga kesel orang di gosipin, mana pas lewat di depannya lagi.

Tapi dia nyoba bodoamat, maklum namanya kakak kelas ntar kalau di lawan katanya ga sopan.

Jadi dia cuma diem bodo amat.

Karena masih kesel pas nyampe di mejanya Zacky sama Vian pun dia langsung balik.

"Yan Jek gue balik dulu ya." Wendy langsung pergi ninggalin mereka berdua.

"Lah Wen ga cangkrukan dulu?" Vian nanya sambil agak teriak.

"Dahlah lagi unmood kali. Eh gue balik juga ya." Pamit Sena langsung nyusul Wendy.

"Yoi ati ati lo."

"Tumben bocah satu itu ga ikut ngantin dulu?" Heran Zacky.

Soalnya nih ya diantara anak - anak Sekawen, yang paling doyan duduk - duduk di kantin itu Wendy, Zacky sama Vian.

Tapi ini tumben sekali ananda Wendy Atalia Soeherman ga mau ikut duduk - duduk manja di kantin. Kan dua lipan jadi heran.

"Gatau deh. Au deh."

KAKAK GEMES |•END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang