07.00 Ferro sudah sampai 15 menit sebelum bel berbunyi. Ferro berjalan melintas di koridor koridor kelas 10 dan 11, dengan 3 sahabatnya itu.
Menyapa fans fans nya dan membalas setiap sapaan dengan senyuman manis keempatnya.
Mereka memasuki koridor kelas 12 dan memasuki kelasnya. Kelasnya para cogan cogan di SMANTARSA.
Seperti biasanya di meja dan laci tempat duduk Ferro sudah ada beragam jenis hadiah dan surat surat dari para penggemarnya.
Kadang Ferro berfikir apa yang spesial dari dirinya. Okelah secara fisik. Tapi sifatnya, tepuk jidat deh liatnya. Suka bolos nilai anjlok dan masih banyak lagi keonaran yang di buatnya.
Bel istirahat berbunyi dengan kencangnya di seluruh penjuru koridor kelas. Siswa siswi berhamburan untuk ke kantin atau sekedar duduk di taman sekolah dan bergosip di kelas.
Ferro dan ketiga sahabat nya keluar dari kelas mereka, dan berjalan ke kelas nya Fella.
Saat di perjalanan ke kelas Fella. Fella pun sedang berjalan kearahnya bersama Ana dan kedua temanmu yang tidak Ferro kenali.
Sekarang posisi mereka sedang berhadapan di koridor kelas 12, dan juga pastinya menjadi sorotan.
"Hai Ana" sapa Rian, yang tentu mendapatkan balasan lambaian tangan.
"Ha-" belum selesai Ferro bicara Fella sudah meninggalkan tempatnya dan berjalan terus dengan teman temannya itu.
"Lah di cuekin" ucap Aldo asal
"Si fella ngapa yak?" tanya Rian
"Datang bulan mungkin" ucap Keynand asal."Lo bertiga kekantin deluan aja" setelah itu Ferro pergi mengikuti Fella.
Ferro berjalan ke arah Fella dan teman temanmu namun dari jauh Ferro melihat Fella masuk ke ruang BK.
"Na Fella ngapai?" Tanya Ferro
"Soal kemaren dia bolos" jawab Ana
"Lah emang semalem dia gak izin apa?"
"Yauda kalian ke kantin aja sana biar gue yang nunggui Fella"Fella duduk di bangku yang sudah disediakan di ruang BK tepat di hadapan guru BK buk Latifa pastinya.
"Kamu belakangan ini kenapa si Fella. Saya denger-"
"Langsung ke intinya buk" potong Fella
Buk Latifa menghembuskan nafas nya pasrah. Para guru memang sudah terbiasa melihat Fella seperti ini.
"Kamu ada masalah sama orang tua kamu?" tanya buk Latifa
"Saya guru konseling kamu Fella, jika ada sesuatu sebaiknya kamu cerita ke ibu biar ibu bantu""Saya gak bisa" jawab Fella singkat
"Ibu tau kamu anak dari pemilik sekolah ini"
Fella yang tadinya hanya menunduk secara tiba tiba menatap buk Latifa.
"Tapi ibu ini Guru kamu nak jadi kalau ada apa apa cer-"
"Saya bilang enggak ya enggak buk"
"Ini privasi keluarga saya kalau saya cerita sama aja saya bongkar aib keluarga saya"
"Saya permisi buk"Saat fella membuka pintu Fella melihat Ferro yang hampir terjatuh karna menguping di pintu BK.
"Ehh hehe hai Fell"
Namun bukannya menjawab Fella malah pergi meninggalkan Ferro di depan ruang BK.
Fella jalan ke arah taman belakang sekolahnya disana banyak orang yang sedang sibuk dengan dunianya masing masing.
Kurang lebih membaca buku, mendengar musik, melukis, dan lain lain. Siswa siswi yang datang ke taman belakang ini hanya siswa siswa yang ingin menyendiri seperti Fella saat ini.
Ferro dari kejauhan memandang Fella lekat lekat mencoba ikut masuk kedalam jiwa fellanya yang sebenarnya rapuh.
"nih" tawar Ferro sembari menyerahkan paper bag coklat muda.
Fella mendongak ke atas saat ia tau Ferro lah yang menghampiri nya.
"Elo"
"Terima ini fell" Tawar Ferro lagi.
"Dari mama nih, dia buatin spesial buat kamu katanya"Tangan Fella terulur untuk mengambil paper bag itu.
"Thanks"
"Yaudah di makan ya sampe abis, semoga kamu suka Fella"
"Aku pergi dulu ya bye fell"
Ferro pun melangkah meninggalkan Fella di taman.
"ALFERRO!" teriak Fella ke Ferro sebab jaraknya sudah lumayan jauh.
"Ada apa Fell?" tanya Ferro sedikit dengan suara keras.
"Lo mau kemana?! Sini!"
"Hah?aku Fell?"
Fella memutar bola matanya lengah.
"Oke Fella aku bakal kesana tunggu aku ya jangan kemana mana"
Sejujurnya Fella ingin tertawa sekarang melihat Ferro yang cool di depan orang orang, tapi malah jadi lugu gini di depan seorang Fella.
Cinta itu emang sihir yah- batin Fella.
"Apaan si lo"
"Kenapa Fell!?"
"Gue mana sanggup ngabisin bekel sebanyak ini sendirian, sini lo bantuin gue makan!"
Ferro mengembangkan senyuman ke Fella meskipun cara Fella ngajak makan bareng gak begitu bagus tapi Ferro tetep seneng.
"Apaan lo senyum senyum gila lo ya?"
"Fell tadi pagi gue masukin obat berancun ke makanan lo" ucap Ferro tanpa dosa
Fella mengangak mendengar ucapan Ferro setelah itu ia melanjutkan aktifitasnya membuka bekal bekal itu.
"Fella kamu gak takut?"
"Fell"
"Lo mana mungkin racunin gue"
"Kenapa gak mungkin?"
"Lo kan sukak sama gue bego!"
Jawab Fella masi dengan tangan yang masih membuka lauk lauk itu."Wahhh daebag!"
Fella yang mendengar ucapan itu dari mulut Ferro pun mendongak.
"Eh heheh"
"Tau dari mana lo kata itu"
"Ha oh eh itu dari Silvi, aku sering dengerin dia nonton apaan itu drakor drakor"
Sekarang Fella bener bener ingin ketawa tapi ia masih menahannya.
"Oo, lagian mana ada maling yang ngaku"
"Ngaku apa Fell?"
"Ngaku kalo si malingnya mgeracunin orang"
"Hemm mungkin malingnya baik kali Fel"
"Lo ngapai masi berdiri sini duduk"
" gue gak mau mubazir makanan, jadi kalo gue gak sanggup abisin ini lo harus abisin semuanya.""Apapun buat kamu Fell"
Tbc
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen luv🖤
Ig.ntsyaprn12