Fella mengangguk. Kemudian Mobil ferro melaju meninggalkan Fera sendiri yang tengah berdiri dan kesedihan pun menghampiri ia kembali.
Untuk yang kesekian kalinya ia menghembuskan nafasnya. Fella masuk kedalam rumahnya berjalan melewati halaman rumah yang sangat luas. Di belakangnya ada suara mobil yang ia yakini milik orang tuanya.
Fella sudah menyerah atas Sella dan kedua orang tuanya. Ia melanjutkan jalannya lagi, mobil itu pun melewati Fella. Dari balik kaca Ayah nya fella memperhatikan wajah Fella yang memucat dan badannya lemas.
Fella sudah sampai di pintu utama rumahnya. Ia melihat betapa pedulinya orang tuanya terhadap Sella. 'Gue kurang apa yah' 'Sella punya sesuatu yang istimewa apa ' ujarnya dalam hati.
"Udah kok Bun" ucap Sella sembari menggenggam tangan Bundanya.
Fella masih berdiri menyaksikan mereka bertiga disana. Seperti keluarga. Ia membayangkan jika Sella adalah dirinya. Toh wajah mereka mirip kok. Semakin kesini hati Fella semakin sakit. Matanya memanas. Ia menundukan kepalanya. Rambutnya menutupi wajahnya agar orang tak tau bahwa ia sedang menangis.
Sella dan Bundanya sudah masuk ke dalam rumah. Ayahnya yang memang sedari tadi memperhatikan Fella pun risau. Mungkin memang benar perlakuannya selama ini sudah kelewatan batas. Namun Fella berbicara sudah melewati batas juga. Pikirnya.
Ia mendekat ke arah Fella. Melepaskan Jas hitamnya dan memakainya kepada anak bungsunya itu.
Fella kaget dan tertegun melihat Ayahnya sudah berada di depannya. "Masuk di luar dingin" Kemudian ayahnya pun berjalan meninggalkan Fella.
Namum air mata Fella semakin Deras berjatuhan. Ia berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun. Ia berjongkok dan menenggelamkan wajahnya di dengkulnya.
Zafrel yang baru saja sampai dan ingin masuk ke dalam rumah Fella pun mengurungkan niatnya dan kembali ke rumahnya. Ia juga merasakan kesedihan di dalam hatinya melihat Fella seperti itu. Ia ingin menghibur Fella. Ia ingin melihat Fella tertawa lagi. Namun saat seperti ini Fella ingin sendiri dan tidak ingin di ganggu oleh siapa pun. Lagi pula jika Sella mengetahui bahwa Zafrel masih dekat dekat dengan Fella. Sella akan selalu menyalahkan Fella.
...
Keesokan harinya Fella bangun dengan semangat yang kurang dari biasanya. Ia bangun lebih awal dan akan berangkat sekolah lebih awal supaya tidak menyaksikan acara sarapan bersama oleh ketiganya.
Fella keluar dari kamarnya dan berhenti di depan pintu kamar Sella. Menghela nafas berat. Dan tersenyum. Setidaknya Sellanya sudah sadar dan bisa melanjutkan hidupnya.
Untunglah hanya dirinya dan bi inah yang sudah bangun. "Bekal Fella udah bik?"
"Biasanya juga bawa bekal 1 non. Kenapa sekarang dua"
"Em gapapa Fella pengen aja"
"Buat pacarnya ya?"
"Ha bukan ah bik, yauda Fella berangkat bik. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Sella melihat punggung Fella yang sudah menghilang dari matanya. Dan tersenyum merencanakan sesuatu.
...
"Boleh ya yah Sella mau sekolah di sekolah Ayah yahh..." bujuk Sella pada ayahnya mr.Dev yang sedang membaca Koran
"Sebaiknya kamu home schooling aja Sell.." saran Bundanya.
"Yah Bunda ih, sella udah baik baik aja hem"
"Meskipun itu yayasan milik Ayah. Kamu bisa nya masuk sekolah tahun depan Sel. Kamu ngelewati 3 tahun SMA loh."
Sella berfikir sejenak. Jika ia masuk tahun depan angkatan Fella pasti sudah tamat. "Yaudah yauda home schooling"
"Lagi pula kamu pasti gak nyaman ada Fella disana." ujar Bunda nya sambil mengelus rambut Sella.
"Iya bu Clara!" seru Sella.
...
Fella sekarang ada di Lab kimia. Zafrel dan Keynand menarik Fella hingga kemari.
"Apaan?" tanya Fella datar
"Lo gapapa? ada yang sakit? " tanya Keynand.
"Kepala lo baik baik ajakan Fell? Nah iya otak lo gimana baik?" Sambung Zafrel.
"Gue ga papa"
"Syukurlah"
"Lo bilang semalam lo inget semua kejadian 3 tahun lalu?" tanya Keynand
Fella mengangguk
"Kenapa bisa?" sambung Zafrel
Tbc . . . First story Jangan lupa vote dan spam komen luv🖤 Ig.ntsyaprn12